Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres (IDN Times/Sonya Michaella)
Terkait pencapaian SDGs Indonesia, berdasarkan data BAPPENAS, 63 persen dari total 216 indikator rencana aksi program SDGs periode 2021-2024 telah tercapai. Namun, angka tersebut masih belum mendorong kemajuan pencapaian SDGs di tingkat regional, mengingat development gap yang masih cukup tinggi.
“Situasi global saat ini, khususnya dengan adanya pandemi dan perang di Ukraina mempersulit upaya pencapaian SDGs”, ujar Retno.
Dalam sambutannya, Sekjen PBB Antonio Guterres menyampaikan bahwa capaian SDGs global baru 15 persen. Karena itu, diperlukan global rescue termasuk melalui stimulus 500 miliar dolar AS per tahun.
Ia menekankan bahwa sekarang adalah saatnya untuk ambil tindakan jika ingin tetap mencapai SDGs pada 2030. Secara khusus, Guterres menyoroti enam area yang perlu diberi perhatian khusus, yaitu kelaparan, transisi energi, digitalisasi, pendidikan, pekerjaan layak dan pelindungan sosial serta penghentian perang.
Di Kawasan Asia Pasifik sendiri, pencapaian SDGs baru mencapai 14,4 persen dari yang
seharusnya 50 persen.
Sebagai informasi, SDG Summit merupakan pertemuan resmi PBB yang diselenggarakan setiap 4 tahun pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan untuk meninjau kemajuan dan tantangan dalam implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Pertemuan juga dilakukan untuk menggalang komitmen dan aksi global dalam mempercepat pencapaian SDGs. SDG Summit 2023 telah menghasilkan dokumen berupa deklarasi politik yang berisi komitmen negara-negara anggota PBB dalam mengakselerasi pencapaian SDGs.