Sergei Lavrov hari Senin kemarin mengecam tuduhan pemerintah Inggris tersebut sebagai sebuah 'provokasi gila dan mengerikan', dengan menyatakan bahwa negaranya tidak memiliki motif untuk menyerang Skripal, yang dilepaskan dari penjara Rusia tahun 2010 sebagai bagian dari pertukaran agen mata-mata.
Menurut sang Menteri Luar Negeri Rusia tersebut, seandainya negaranya memiliki dendam dengan Skripal, dia tidak akan dijadikan sebagai penukar dalam program tersebut.
Dia bahkan menuduh bahwa kejadian ini merupakan sebuah pengalihan isu dari pemerintah Inggris atas situasi sulit yang mereka hadapi atas masalah Brexit, yang dibantah oleh penjabat pemerintah Inggris.