Istana Pastikan Indonesia Belum Menjadi Anggota BRICS

Jokowi hadr sebagai tamu undangan

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Afrika Selatan pada 22-24 Agustus 2024. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden, Bey Machmudin memastikan kehadiran Presiden Jokowi di acara tersebut bukan sebagai anggota BRICS.

"Bapak Presiden hadir di forum ini untuk memenuhi undangan sebagai tamu, yakni dalam kapasitas Indonesia yang sedang memegang keketuaan ASEAN," ujar Bey dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (23/8/2023).

Baca Juga: Ternyata Ini Candaan Jokowi yang Buat Presiden Kenya Tertawa

1. Istana jelaskan alasan Jokowi kunjungan kerja ke Afrika

Istana Pastikan Indonesia Belum Menjadi Anggota BRICSDeputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Dalam kesempatan itu, Bey menjelaskan alasan Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Kenya, Tanzania dan Mozambiq. Menurutnya, semua negara di dunia statusnya sama dan perlu untuk diajak kerja sama.

"Perlu ditekankan bahwa semua negara di dunia, termasuk negara-negara di Afrika, memiliki kedudukan yang sama dan memiliki arti penting bagi Indonesia. Pemilihan beberapa negara tersebut karena keterbatasan waktu Bapak Presiden dan kesesuaian waktu kepala negara/kepala pemerintahan yang dikunjungi. Setelah menjajagi dan menyesuaikan waktu Bapak Presiden, hanya negara-negara inilah yang dapat dikunjungi," kata dia.

Baca Juga: Jokowi Bertolak ke Afrika, Indonesia Diundang ke KTT BRICS

2. Indonesia punya hubungan baik dengan negara di Afrika

Istana Pastikan Indonesia Belum Menjadi Anggota BRICSMuseum Konferensi Asia-Afrika (kemlu.go.id/Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)

Bey menerangkan, berdasarkan konferensi pers Jokowi di Tanzania, Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan negara di Afrika. Hubungan itu diperkuat sejak Konferensi Asia Afrika tahun 1955 dan gerakan nonblok pada 1961.

"Spirit Bandung harus terus diperkuat melalui solidaritas dan kolaborasi antar negara-negara Global South," kata dia.

3. Negara di global south mewakili 85 persen populasi dunia

Istana Pastikan Indonesia Belum Menjadi Anggota BRICSPresiden Jokowi bertemu dengan Presiden Republik Persatuan Tanzania Samia Suluhu Hassan (dok. Sekretariat Presiden)

Bey mengatakan, Jokowi ingin mendengarkan suara di negara global south. Sebab, mereka memiliki 85 persen populasi dunia.

"Sehingga sudah seharusnya para aktor internasional mendengarkan suara dan kepentingan negara-negara tersebut, termasuk kesempatan untuk melakukan lompatan pembangunan. Untuk itulah Bapak Presiden mengajak negara-negara berkembang dapat bekerja sama agar terjadi lompatan pembangunan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat di negara-negara tersebut," imbuhnya.

Baca Juga: Citra Publik Jokowi Endorse Prabowo, Dongkrak Elektoral di 2024

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya