Rusia Tembakan Rudal ke Ukraina, 15 Orang Tewas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Rusia kembali melakukan serangan rudal ke Rusia pada Sabtu, 9 Juli 2022 waktu setempat. Serangan itu mengarah ke Ukraina bagian timur.
Dilansir CNN, Senin (11/7/2022), serangan itu mengakibatkan 15 orang tewas. Hal itu terjadi karena serangan Rusia menghantam sebuah blok apartemen di Donetsk, Ukraina timur.
Pihak berwenang Ukraina menduga masih ada sejumlah orang yang terjebak di reruntuhan bangunan. Dia menduga, ada juga anak-anak yang masih terjebak dalam reruntuhan itu.
1. Sebanyak lima orang berhasil diselamatkan
Panggilan darurat negara melaporkan, tim evakuasi berhasil menyelamatkan lima orang yang terkubur dalam reruntuhan. Sementara itu, ada tiga orang yang masih terkubur.
"Mungkin masih berada di bawah reruntuhan," ujar Kepala Administrasi Militer Regional Donetsk, Pavlo Kyrylenko mengatakan kepada televisi Ukraina.
Baca Juga: Perang Ukraina Terkini: Rusia Kuasai 20 Persen Ukraina
2. Rusia klaim hancurkan hanggar Ukraina
Editor’s picks
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pada Sabtu kemarin, pasukannya menghancurkan hanggar berisikan howitzer M777. Hanggar itu merupakan tempat penyimpanan senjata yang dipasok Amerika Serikat.
Dalam laporan yang sama, hal itu belum bisa dipastikan kebenarannya. Sebab, klaim tersebut diverifikasi tidak secara independen.
3. Donetsk dan Luhansk wilayah Ukraina jadi tempat berkonflik dengan Rusia
Sebagaimana diketahui, Donetsk dan Luhansk adalah dua wilayah yang bersama-sama membentuk Donbas. Wilayah timur Ukraina ini menjadi tempat berkonflik antara Ukraina dan separatis yang didukung Rusia dimulai pada tahun 2014.
Daerah tersebut menjadi pusat perhatian utama Presiden Rusia, Vladimir Putin di Ukraina setelah pasukan militer gagal mengambil alih Kyiv awal tahun ini. Sebelumnya, mereka telah berhasil menduduki hampir semua wilayah Luhansk.
Kepala administrasi militer wilayah Luhansk, Serhiy Hayday, mengatakan jika dalam sebuah pos telegram pada hari Sabtu kemarin, sekitar 300 ribu orang dari daerah itu terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Baca Juga: PBB: 152 Situs Budaya Ukraina Rusak Sejak Invasi Rusia