Jakarta, IDN Times - Infrastruktur bawah laut yang menghubungkan Eropa dan Amerika Utara disebut rentan terhadap serangan Rusia dan musuh NATO lainnya. Hal ini disampaikan oleh Didier Maleterre, wakil komandan Komando Maritim Sekutu (Marcom) NATO, dilansir dari The Guardian pada Selasa (16/4/2024).
Menurutnya, jaringan pipa gas, listrik dan internet bawah laut tidak dirancang untuk menghadapi ancaman hibrida.
"Kami tahu Rusia telah mengembangkan banyak perang hibrida di bawah laut untuk mengganggu ekonomi Eropa," ujar Maleterre.
Ia menegaskan bahwa NATO tidak lengah dan terus bekerja sama untuk menghadapi ancaman tersebut. Ancaman ini dinilai berpotensi untuk membahayakan keamanan hampir 1 miliar orang di kawasan Eropa dan Amerika Utara.