Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-07-03 at 15.24.21.jpeg
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Sidharto Suryodipuro (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Intinya sih...

  • Pembahasan mengenai tarif resiprokal AS menjadi salah satu pembahasan di ASEAN.

  • Tidak ada sesama negara ASEAN keluar dari kesepakatan yang sudah ada

Jakarta, IDN Times - Semua negara ASEAN terkena tarif resprokal dari Amerika Serikat (AS). Meskipun ada negosiasi secara bilateral, negara anggota ASEAN memiliki kesamaan pandangan.

Pembahasan mengenai tarif resiprokal AS ini kemudian menjadi salah satu pembahasan di blok kawasan Asia Tenggara tersebut.

"Ada penerapan tarif yang beda-beda angkanya terhadap masing-masing negara ASEAN, dan secara bilateral negara ASEAN dengan Amerika juga melakukan pembahasan, negosiasi," ucap Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Sidharto 'Arto' Suryodipuro kepada awak media di Jakarta, Kamis (3/7/2025).

Ia mencontohkan, kesamaan pandangan yang dimaksud, seperti pentingnya penerapan aturan perdagangan internasional, dan pentingnya kepastian aturan tersebut.

1. Pentingnya saling koordinasi di ASEAN

Menteri Luar Negeri Sugiono dalam Pertemuan ke-29 ASEAN Political-Security Community (APSC) Council Meeting pada Minggu (25/5/2025) di Kuala Lumpur, Malaysia (Dok.Kemlu)

Arto menambahkan, di antara negara ASEAN, penting untuk saling berkoordinasi. "Dalam pengertian untuk tidak ada sesama negara ASEAN keluar dari kesepakatan yang sudah ada," ujarnya.

Menurutnya, hal-hal tersebut tidak ada yang baru. Untuk pembahasan kali ini, kata dia, bisa dirujuk dengan yang disampaikan pada KTT ASEAN Mei 2025.

2. AS turunkan tarif impor dengan Vietnam

Donald Trump dengan bagan tarif resiprokal pada 2 April 2025 di Gedung Putih (flickr.com/The White House)

Amerika Serikat mengumumkan kesepakatan dagang baru dengan Vietnam yang secara signifikan menurunkan tarif impor menjadi 20 persen. Angka ini lebih rendah dari yang dijanjikan sebelumnya.

Pengumuman ini disampaikan dalam upaya meredakan ketegangan menjelang tenggat kebijakan tarif besar-besaran yang dijadwalkan berlaku pada 9 Juli mendatang.

Presiden Donald Trump pada Rabu (2/7) waktu setempat menyampaikan, kesepakatan tersebut merupakan hasil dari pembicaraan langsungnya dengan pemimpin tertinggi Vietnam, To Lam.

"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk mengumumkan bahwa saya baru saja membuat kesepakatan dagang dengan Republik Sosialis Vietnam," tulis Trump di platform Truth Social.

Menurut Trump, barang-barang ekspor dari Vietnam kini akan dikenai tarif 20 persen, jauh lebih rendah dibandingkan rencana tarif 46 persen yang diumumkan pada April 2025.

Namun, barang-barang yang dikirim ulang dari negara ketiga, seperti China melalui Vietnam, akan tetap dikenai tarif lebih tinggi sebesar 40 persen. Trump juga menambahkan bahwa Vietnam akan menerima barang-barang asal AS tanpa bea masuk alias tarif 0 persen.

3. Nasib Indonesia dengan tarif AS

Mendag Budi Santoso mengecek produk UMKM di Kota Padang (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Sementara itu, bagaimana dengan hasil negosiasi Indonesia dan AS? Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, belum ada kesepakatan dengan AS terkait negosiasi tarif resiprokal atau tarif Trump sebesar 32 persen hingga saat ini. Pemerintah masih menunggu respons AS.

Budi optimistis hubungan Indonesia dan AS semakin membaik. Apalagi, kedua negara saling membutuhkan dalam hal perdagangan.

"Kan ini sama-sama butuh, Amerika juga butuh kita, kita juga butuh (AS). Mereka butuh kita, kita juga butuh pasar dia," ujarnya.

Mendag berharap negosiasi tarif resirokal dengan AS bisa berjalan mulus. Adapun batas akhir negosiasi tarif pada 9 Juli 2025.

Editorial Team