ilustrasi investigasi (pexels.com/Siobhan Howerton)
Seorang warga setempat berusia 43 tahun, Ahmed al Ahmed, pemilik toko buah beragama Islam, nekat menerjang salah satu pelaku dan merebut senjatanya. Aksi itu disebut berpotensi menyelamatkan banyak nyawa. Video berdurasi 15 detik yang beredar luas menunjukkan Ahmed bersembunyi di balik mobil, lalu mendekat, mencekik pelaku, merebut senapan, dan menekannya ke tanah sambil mengarahkan senjata.
Netanyahu memuji keberanian Ahmed yang berhasil menghentikan salah satu penyerang dari membunuh lebih banyak warga Yahudi. Namun, ia menekankan tindakan individual saja tak memadai. Pemerintah Australia, menurutnya, harus bertindak karena sejarah tak memaafkan keraguan dan kelemahan. Sebaliknya, sejarah akan menghormati ketegasan dan kekuatan.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump turut menyampaikan apresiasi atas aksi tersebut. Berbicara di Washington, ia menyebut tindakan warga itu sangat berani karena langsung menyerang salah satu penembak dan menyelamatkan banyak orang. Trump juga mengatakan pria tersebut kini menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka serius.
Saat dimintai tanggapan atas tudingan Netanyahu, Albanese memilih tak menanggapi secara langsung. Ia menyebut situasi ini sebagai momentum persatuan nasional. Didampingi Premier New South Wales dan Komisaris Polisi di Sydney, Albanese mengajak warga Australia untuk bersatu.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar menyampaikan belasungkawa atas serangan tersebut. Ia tetap melanjutkan kritik pemerintah Israel terhadap Australia. Melalui unggahan di platform X, Sa’ar menyebut sejak Oktober terjadi lonjakan antisemitismus di Australia.
Lonjakan itu, menurutnya, meliputi hasutan kekerasan di ruang digital dan publik, penyamaan Israel dengan Nazi serta Holocaust, pembakaran sinagoge dan bendera Israel, hingga demonstrasi dengan ekspresi kebencian terbuka.