Nikaragua Putuskan Keluar dari Anggota FAO

Kemlu Nikaragua menuliskan surat kepada Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu terkait dengan pengunduran diri negaranya dari keanggotaan FAO. Pihaknya mengklaim, FAO telah memberikan keterangan yang tidak benar dan tidak menghormati Nikaragua. 

"Kami menolak laporan terkait keamanan pangan dan nutrisi di seluruh dunia pada 2024 yang dikeluarkan oleh FAO. Kami melihat kurangnya objektivitas dan ketatnya metodologi sehingga membuat informasi yang dimuat dalam laporan tersebut salah," terangnya, dikutip Prensa Latina. 

Managua juga menuding laporan tersebut adalah bentuk intervensi dari organisasi di bawah PBB itu terhadap urusan dalam negeri Nikaragua. Pihaknya juga mengklaim adanya tendensi agresif dan penyebaran kabar buruk untuk tujuan politik. 

Kemlu Nikaragua menyebut, informasi dan data yang dipublikasikan FAO terkait Nikaragua tidak dikonsultasikan kepada pemerintah setempat. Alhasil, data tersebut dianggap tidak sah oleh pemerintah negara Amerika Tengah tersebut. 

FAO sudah mempublikasikan laporan soal keamanan pangan dan nutrisi pada 2024 yang dipublikasikan oleh seorang ekonom, Enrique Saenz. Dalam laporan tersebut, sebanyak 1,5 juta warga Nikaragua mengalami kekurangan gizi. 

Melansir La Prensa, Nikaragua hanya berada di atas Honduras terkait dengan tingginya prevalensi kekurangan gizi yang mencapai 19,6 persen. Selain itu, warga Nikaragua juga harus membayar lebih untuk makanan sehat per orangnya sebesar 4,07 dolar AS (Rp66 ribu) - 4,61 dolar AS (Rp75 ribu) per harinya. 

Sementara itu, prevalensi kekurangan gizi yang ditetapkan FAO meliputi persentase penduduk di setiap negara yang tidak mendapatkan akses makanan atau nutrisi yang mencukupi kesehatan dan kesejahteraan setiap warga. 

Perwakilan FAO di Amerika Latin dan Karibia, Mario Lubetkin mengatakan bahwa terdapat kekhawatiran terkait kondisi di kawasan. Ia menyebut, sebanyak 41 juta orang terdampak kelaparan dan satu per tiga dari populasi menghadapi masalah obesitas. 

"Ini cukup mengkhawatirkan karena kami masih memiliki 41 juta yang kelaparan. Ini cukup tinggi jika kita berpikir bahwa ternyata di Amerika Latin masih ada orang yang tidak bisa makan. Dalam 2 tahun terakhir, kelaparan sudah menurun dan 4,5 juta orang berhasil keluar dari kemiskinan," tuturnya, dilansir EFE.

Ia menambahkan, Amerika Latin terdampak oleh masalah buruknya kebiasaan makan. Ia pun mengatakan bahwa Amerika Latin adalah kawasan yang kaya karena mampu memproduksi pangan dan memberikan makan lebih dari 1,3 miliar orang di seluruh dunia. 

Lubetkin menyerukan agar negara-negara di Amerika Latin mencoba menyelesaikan masalah soal obesitas, kelaparan, dan perubahan iklim. Ia menyebut kawasan Amerika Latin mulai terbagi menjadi tiga sub-kawasan dan tidak boleh ada kawasan yang tertinggal. 

Sumber:

https://www.plenglish.com/news/2025/02/04/foreign-ministry-announces-nicaraguas-withdrawal-from-fao/

https://www.laprensani.com/2025/02/04/nacionales/3431762-dictadura-se-retira-de-la-fao-y-ordena-el-cierre-de-su-representacion-y-oficinas-de-inmediato

https://www.dw.com/es/ortega-retira-a-nicaragua-de-la-fao-y-exige-cierre-inmediato-de-oficinas/a-71507672

https://efe.com/mundo/2025-02-04/fao-america-latina-hambre-obesida/