Kapal Migran Terbalik di Tanjung Verde, 60 Orang Tewas

38 orang dikabarkan selamat

Jakarta, IDN Times - Kapal migran yang membawa sekitar 100 orang dari Senegal ditemukan terbalik di lepas pantai Tanjung Verde pada Selasa (15/8/2023). Dalam kapal itu terdapat 38 orang yang selamat dan sejumlah mayat.

Dilansir Al Jazeera, lebih dari 60 orang diyakini tewas dalam kecelakaan tersebut, kata organisasi migran internasional di bawah PBB,  International Organization for Migration (IOM) pada Rabu (16/8/2023).

Kapal yang meninggalkan Senegal pada bulan lalu itu berencana untuk menuju ke Kepulauan Canary di Spanyol, tujuan populer bagi para migran saat mereka ingin mencapai Eropa.

Baca Juga: Ngeri! Inilah Kisah Pantai di Senegal yang Jadi Kuburan Migran

1. Korban selamat termasuk anak-anak berusia 12-16 tahun

Juru bicara IOM, Safa Msehli, mengatakan pada AFP, ada sekitar 63 orang diperkirakan tewas dan 38 lainnya selamat. Di antara korban yang selamat adalah anak-anak yang berusia 12 hingga 16 tahun.

Kapal tersebut terlihat oleh kapal nelayan Spanyol pada Senin (14/8/2023) dengan jarak sekitar 320 kilometer dari pulau Sal. Kemudian para nelayan tersebut memberi tahu pihak berwenang di Tanjung Verde.

“Kita harus membuka tangan dan menyambut yang hidup dan menguburkan yang mati dengan bermartabat,” kata Menteri Kesehatan, Cape Verde Filomena Goncalves, seperti dikutip kantor berita Inforpress.

Baca Juga: Tragis! Kapal Bawa Ratusan Migran Karam di Laut Yunani, 79 Tewas  

2. Rute yang dilalui migran adalah salah satu rute paling berbahaya di dunia

Biasanya, para migran menggunakan rute migrasi Atlantik dari pantai Afrika Barat menuju ke Kepulauan Canary saat mereka akan menuju ke Spanyol. Itu adalah salah satu rute laut paling mematikan di dunia.

“Jalur migrasi yang aman dan teratur sangat kurang. Ini memberi ruang bagi penyelundup dan pedagang untuk menempatkan orang dalam perjalanan mematikan ini,” kata Msehli, dikutip France 24.

Saat ini, IOM sedang mengumpulkan informasi dan masih belum memiliki rincian yang detail tentang insiden terbaru yang terjadi di Tanjung Verde, tambah Msehli.

3. Kapal migran diduga kelebihan muatan

Mereka yang selamat sebagian besar dari Senegal, namun ada juga satu warga negara Guinea-Bissau, kata kementerian luar negeri Senegal. Seorang pejabat kesehatan di Sal, Jose Rui Moreira, mengatakan mereka menderita dehidrasi, malnutrisi, dan juga sengatan matahari.

Kapal yang digunakan para migran tersebut adalah kapal dengan jenis "pirogue", sebuah kapal kayu dengan mesin motor tenmpel yang biasa digunakan oleh nelayan di Afrika Barat.

Perahu-perahu yang digunakan oleh para migran tersebut tidak dirancang untuk digunakan dalam perjalanan jauh. Sering kali perahu dengan jenis itu mengalami kelebihan muatan dan kargo.

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya