Nepal Larang Warganya Cari Kerja di Rusia dan Ukraina

10 pemuda Nepal tewas dalam pertempuran di Ukraina

Jakarta, IDN Times- Nepal melarang warganya untuk mencari pekerjaan di Rusia dan Ukraina, setelah 10 pemuda tewas dan puluhan lainnya hilang saat berperang. Sebagian besar dari mereka bergabung di militer Rusia dan sisanya di Kiev.

Lebih dari 200 tentara Nepal diyakini bergabung dengan Rusia sejak invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Dikabarkan, lebih dari 100 di antara tentara Nepal hilang dalam perang tersebut.

“Izin kerja untuk Rusia dan Ukraina untuk sementara dihentikan sampai ada pengaturan lebih lanjut, guna meminimalisir risiko dan kerugian bagi warga negara Nepal yang memasuki negara-negara yang dilanda perang ini,” kata Direktur Departemen Ketenagakerjaan Asing Nepal, Kabiraj Upreti.

1. Warga Nepal yang cari kerja di luar negeri harus dapat izin pemerintah

Kerugian atas kematian dan hilangnya tentara mendorong Kathmandu agar warga Nepal tidak dikirim ke kedua pihak yang berkonflik. Nepal juga meminta para jenazah tentaranya yang tewas dipulangkan dan kompensasi biaya diberikan kepada keluarga.

Dalam beberapa generasi, tentara Nepal (Gurkha) telah berperang di angkatan bersenjata Inggris dan India. Biasanya Gurkha berperan sebagai pasukan infanteri atau spesialis. Ribuan warga Nepal juga bekeja sebagai pekerja kontrak dan penjaga keamanan selama konflik di Irak dan Afghanistan.

Puluhan ribu warga Nepal yang berpergi ke luar negeri untuk mencari pekerjaan diharuskan mendapat izin dari pemerintah, sebelum mereka meninggalkan negara tersebut untuk bekerja.

Baca Juga: Nepal Akan Larang TikTok karena Ganggu Keharmonisan Sosial

2. Warga Nepal ditawari gaji tinggi

Karena banyaknya minta Nepal untuk bekerja di luar negeri, banyak penyelundup manusia yang membawa pemuda Nepal ke dalam perang Rusia di Ukraina. Sebagian besar warga Nepal ditawari gaji tinggi dan kewarganegaraan.

Riupak Karki adalah salah satu dari dua pria Nepal yang tewas dan jasadnya dimakamkan di kuburan militer di wilayah Ivanovo, Rusia.

Karki datang ke Rusia dengan visa pelajar kemudian bergabung dengan operasi militer Rusia di Ukraina. Dia megatakan kepada keluarganya akan didaftarkan pada kursus pelatihan enam bulan.

“Masih banyak kejutan dan kebingungan di sini. Orang tua Rupak tidak percaya bahwa putra satu-satunya telah meninggal tanpa melihat jenazahnya,” kata pamannya.

3. Larangan Nepal akan mempercepat Rusia merekrut warga asing menjadi tentaranya

Pada Desember 2023, sebanyak 12 orang ditangkap di Nepal karena memperdagangkan sekitar 150-200 laki-laki ke Rusia. Para penyelundup tersebut meminta imbalan 9 ribu dolar AS (Rp139.5 juta), untuk memasukkan mereka ke Rusia dengan visa turis, kemudian memaksa mereka untuk mendaftar di militer Rusia.

Larangan terbaru yang dikeluarkan Nepal akan mempercepat keputusan untuk mendapatkan kewarganegaraan Rusia bagi warga asing jika mendaftar menjadi tentara Rusia. Moskow juga memberikan kewarganegaraan bagi anggota keluarga dari warga asing yang mendaftar.

Ratusan pekerja migran dari Asia Tengah, serta orang asing dari Kuba, Serbia dan beberapa negara Afrika juga tercatat sebagai tentara di militer Rusia.

Baca Juga: AS Tuding Rusia Gunakan Rudal Korut untuk Serang Ukraina

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

seorang pencari sumber angin

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya