Turki-Bulgaria-Rumania Sepakat Bersihkan Ranjau di Laut Hitam 

Ranjau perang Rusia-Ukraina ancam pelayaran di Laut Hitam

Jakarta, IDN Times- Turki, Bulgaria dan Rumania menandatangani perjanjian untuk membersihkan ranjau laut yang mengambang di Laut Hitam sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina. Ranjau telah mengancam pelayaran di perairan tersebut.

Menteri Pertahanan Turki, Yasar Guler, menjelaskan bahwa perjanjian tersebut bertujuan membentuk Kelompok Tugas Penanggulangan Ranjau dari tiga sekutu NATO untuk menangani ranjau yang hanyut.

“Kami bersama-sama memutuskan untuk menandatangani protokol antara tiga negara untuk memerangi bahaya ranjau di Laut Hitam secara lebih efektif, dengan meningkatkan kerja sama dan koordinasi erat yang ada,” kata Guler di Istanbul bersama Menteri Pertahanan Rumania Angel Tilvar dan Wakil Menteri Pertahanan Bulgaria Atanas Zapryanov pada Kamis (11/1/2024).

1. Ranjau berbahaya bagi pelabuhan, jaringan, dan infrastruktur air

Menurut Zapryanov, ranjau menimbulkan ancaman bagi pelabuhan, jaringan komunikasi, dan infrastruktur utama di air.  

"Adalah kepentingan kami dan kepentingan NATO untuk mengembangkan tindakan penanggulangan terhadap bahaya ini,” katanya.

Tivlar menambahkan, penghinaan Rusia terhadap norma hukum internasional dan agresinya di Laut Hitam bukan hanya masalah regional. Akan tetapi, Moskow telah membuat masalah dengan konsekuensi global.

Kesepakatan tercapai setelah Turki memutuskan menolak masuknya kapal penyapu ranjau yang disumbangkan Inggris ke Ukraina pada pekan lalu. Menurut Ankara, hal itu akan melanggar Konvensi Montreux 1936.

“Turki telah menerapkan Konvensi Montreux dengan hati-hati, bertanggung jawab, dan tidak memihak, yang menjamin keseimbangan di Laut Hitam,” kata Guler, dikutip Reuters.

Baca Juga: Menlu AS Kunjungi Turki untuk Redakan Ketegangan di Timur Tengah

2. Turki ingin menghidupkan lagi kesepakatan biji-bijian Laut Hitam

Juru bicara NATO, Dylan White, menyambut baik kesepakatan tiga negara tersebut. Kesepakatan itu merupakan kontribusi penting terhadap kebebasan navigasi dan ketahanan pangan yang lebih besar di kawasan itu dan sekitarnya.

Pembicaraan mengenai pembersihan ranjau di Laut Hitam telah diadakan dalam pertemuan NATO di Brussels pada Oktober 2023. Pembicaraan berlanjut di Ankara pada November 2023, ketika mereka berupaya menyelesaikan inisiatif tersebut.

Ankara menjalin hubungan baik dengan Kiev dan Moskow. Turki juga berkeja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ukraina, dan Rusia guna menghidupkan kembali kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang telah dihentikan Moskow.

3. Konvensi Montreux penting untuk keamanan regional

Saat Rusia mulai melakukan invasinya ke Ukraina pada Februari 2022, Turki telah memberlakukan Konvensi Montreux. Dengan begitu, Ankara memblokir jalur kapal Rusia atau Ukraina yang melewati selat Bosphorus dan Dardanelles.

Turki juga meminta negara non-Laut Hitam untuk tidak mengirim kapal perang. Guler menjelaskan penerapan Konvensi Montreux penting bagi keamanan regional. Dia menyarankan agar negara-negara lain dapat ikut serta dalam pembersihan ranjau di akhir perang.

Baik Rusia maupun Ukraina saling menyalahkan atas ranjau yang terdampar di dekat pantai Laut Hitam. Insiatif ini bertujuan membuat pelayaran lebih aman, termasuk bagi kapal yang mengangkut gandum dari Ukraina.

Baca Juga: Ukraina Sebut Gencatan Senjata Hanya Menguntungkan Rusia

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

seorang pencari sumber angin

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya