Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bom (pixabay.com/Anthony-X)
ilustrasi bom (pixabay.com/Anthony-X)

Intinya sih...

  • Lima orang, termasuk tiga anak-anak, tewas akibat ledakan bom di bus sekolah di Balochistan, Pakistan. 38 orang luka.
  • Penyelidikan awal menduga serangan bom bunuh diri. Bus milik Army Public School sedang menjemput anak-anak saat diserang.
  • Militer Pakistan menuduh proksi India terlibat tanpa bukti. Balochistan dilanda konflik antara pemerintah dan kelompok separatis etnis Baloch.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya lima orang, termasuk tiga anak-anak, tewas akibat ledakan bom di sebuah bus sekolah di negara bagian Balochistan, Pakistan. Korban luka mencapai 38 orang.

Insiden itu terjadi di distrik Khuzdar pada Rabu (21/5/2025) sekitar pukul 07:40 pagi. Sekitar 40 murid berada di dalam bus saat kejadian. Menurut penyelidikan awal, serangan tersebut diduga merupakan aksi bom bunuh diri.

“Bus sekolah tersebut milik Army Public School dan sedang menjemput anak-anak pada pagi hari saat diserang oleh pelaku bom bunuh diri,” kata Yasir Iqbal Dashti, seorang pejabat pemerintah di Khuzdar, kepada Al Jazeera.

Pihak berwenang mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas dapat bertambah saking dahsyatnya ledakan tersebut.

1. Pemerintah tuding proksi India terlibat dalam serangan itu

Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, militer Pakistan menuduh proksi India terlibat dalam pengeboman tersebut tanpa memberikan bukti. Perdana Menteri Shehbaz Sharif juga mengklaim bahwa kekerasan itu dilakukan oleh para teroris yang bekerja di bawah naungan India. 

Menteri Dalam Negeri Mohsin Naqvi turut mengecam serangan di Khuzdar dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas.

“Musuh menyerang anak-anak yang tidak bersalah dengan tindakan biadab. Serangan terhadap bus sekolah ini merupakan konspirasi keji dari musuh untuk menciptakan ketidakstabilan di negara ini,” katanya dalam sebuah pernyataan.

2. Sebagian besar serangan di Balochistan dilakukan oleh BLA

Provinsi Balochistan, yang kaya akan mineral dan sumber daya alam, telah lama dilanda konflik antara pemerintah dan kelompok separatis etnis Baloch. Insiden pada Rabu terjadi beberapa hari setelah serangan bom di sebuah mobil di distrik Qillah Abdullah, yang menewaskan empat orang.

Sebagian besar serangan di provinsi tersebut diklaim dilakukan oleh Tentara Pembebasan Balochistan (BLA), yang menurut Pakistan mendapat dukungan dari India. Namun, baik New Delhi maupun BLA membantah klaim ini.

Kamal Hyder dari Al Jazeera mengatakan bahwa Pakistan menanggapi serangan terhadap bus sekolah di Khuzdar dengan sangat serius.

"Faktanya adalah Tentara Pembebasan Baloch, yang merupakan kelompok terlarang, biasanya bertanggung jawab atas serangan-serangan ini – Pakistan mengatakan kelompok-kelompok ini didanai oleh badan intelijen India," kata Hyder.

3. Serangan terhadap murid sekolah pernah terjadi di provinsi Khyber Pakhtunkhwa pada 2014

Kelompok bersenjata lainnya juga aktif beroperasi di Balochistan. Meskipun para separatis jarang menargetkan murid-murid sekolah di provinsi ini, serangan semacam itu pernah terjadi di wilayah barat laut yang bergolak dan daerah lainnya di Pakistan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Desember 2014, kelompok bersenjata Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) menyerang Army Public School di Peshawar, provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Lebih dari 140 anak-anak tewas dalam serangan tersebut. Tragedi ini kemudian memicu tindakan keras besar-besaran terhadap militan yang telah berkembang pesat di wilayah perbatasan, dilansir dari CNA.

Sebagian besar sekolah dan perguruan tinggi di Pakistan dikelola oleh pemerintah atau sektor swasta. Namun, militer juga menjalankan sejumlah lembaga pendidikan untuk anak-anak warga sipil dan personel militer.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah