Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Patung Perempuan Penghibur Korban Perang Jepang Dibangun di Italia

Ilustrasi sebuah patung gadis yang melambangkan korban perbudakan seksual masa perang Jepang, yang secara halus disebut comfort women atau wanita penghibur. (unsplash.com/Hakan Nural)
Intinya sih...
  • Patung perempuan korban perbudakan seksual Jepang didirikan di Italia.
  • Patung kedua di Eropa setelah Berlin, dipasang di Pantai Stintino, Sardinia.
  • Patung ini melambangkan 200 ribu perempuan Asia yang dikirim ke rumah bordil oleh pasukan Jepang.

Jakarta, IDN Times - Sebuah patung perempuan yang melambangkan korban perbudakan seksual pada masa perang Jepang didirikan di Italia untuk pertama kalinya. Korban pada masa perang Jepang tersebut secara halus disebut comfort women atau perempuan penghibur.

Dewan Keadilan dan Peringatan Korea untuk Masalah Perbudakan Seksual Militer mengatakan, patung tersebut diperkenalkan kepada publik di Pantai Stintino di Pulau Sardinia pada Sabtu (22/6/2024).

"Patung Stintino merupakan patung perempuan kedua yang dipasang di tanah publik di Eropa, setelah patung pertama yang didirikan di Berlin, Jerman, pada 2020," kata dewan tersebut dalam sebuah upacara untuk meresmikan patung itu.

"Prasasti ini diukir dalam bahasa Italia, Korea, dan Inggris, dengan kode QR yang disediakan di sampingnya untuk akses ke bahasa-bahasa lain," sambungnya, dikutip dari Korea Times.

1. Patung comfort zone untuk mempromosikan HAM universal perempuan

Dewan kota mengatakan mereka mengusulkan pembangunan patung tersebut kepada pemerintah kota Italia pada Desember tahun lalu. Wali Kota Stintino Rita Vallebella pun langsung menyambut baik usulan tersebut. Menurut Vallebella, patung gadis itu mewakili kebutuhan untuk mempromosikan hak asasi manusia (HAM) universal perempuan.

Sementara itu, menurut sebuah kelompok aktivis lokal setempat, lokasi patung itu berada di sebuah pantai yang berjarak sekitar 200 meter dari balai kota Stintino, yang merupakan daerah yang banyak dikunjungi wisatawan. Patung ini juga menandai patung ke-14 yang didirikan di luar Korea, setelah yang pertama dipasang di Glendale, California, pada 2013.

2. Tentang patung perempuan penghibur dan pendudukan Jepang

Ilustrasi sebuah patung gadis yang melambangkan korban perbudakan seksual masa perang Jepang, yang secara halus disebut comfort women atau wanita penghibur. (unsplash.com/Hakan Nural)

Patung comfort women juga kerap dijuluki sebagai patung perdamaian. Patung ini melambangkan 200 ribu perempuan Asia, yang sebagian besar orang Korea, di mana mereka secara paksa dikirim ke rumah bordil di garis depan untuk bekerja sebagai budak seks bagi pasukan Jepang selama Perang Dunia II.

Korban perbudakan seksual adalah salah satu dari sekian banyak masalah pelik yang berasal dari periode 1910-1945, saat Korea masih menjadi jajahan Jepang.

Prasasti peringatan tersebut menyatakan bahwa Tentara Kekaisaran Jepang secara paksa membawa pergi banyak perempuan muda untuk membuat mereka memberikan layanan seksual kepada tentara mereka selama perang, dan patung tersebut merupakan simbol untuk mengingat para korban.

3. Jepang mengajukan keberatan atas patung tersebut

Bendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)

Mengenai pendirian patung tersebut, pemerintah Jepang dikabarkan mengajukan protes. Menurut surat kabar Italia, L'unione Sarda, Duta Besar Jepang untuk Italia Suzuki Satoshi mengunjungi Wali Kota Vallbella pada Kamis, untuk menunda upacara peresmian patung itu. Tokyo mengklaim bahwa prasasti tersebut tidak benar, KBS World melaporkan.

Wali Kota dilaporkan menolak seruan tersebut dan menyadari perlunya memverifikasi isi prasasti tersebut. Meski begitu, Wali Kota dikatakan telah menekankan bahwa masyarakat perlu fokus pada kekerasan yang dialami perempuan selama perang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us