PBB Minta Dukungan Atasi Krisis Migran di Mediterania

Jakarta, IDN Times - Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) Volker Turk meminta bantuan untuk perluasan operasi pencarian dan penyelamatan di Laut Mediterania. Ini karena di daerah tersebut, terjadi peningkatan tajam arus migran yang nekat mempertaruhkan nyawa untuk menyeberang ke Eropa.
Pada Kamis (13/4/2023), Turk menegaskan bahwa saat ini bukan waktunya untuk bimbang atau berdebat siapa yang harus bertanggung jawab. Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada Rabu, krisis kemanusiaan berkepanjangan di Mediterania tengah sudah tidak dapat ditoleransi lagi.
1. Tidak usah berdebat siapa yang bertanggung jawab
Selama tiga bulan pertama tahun ini, badan imigrasi PBB mengatakan lebih dari 400 orang telah tenggelam di Laut Mediterania Tengah. Kepala OHCHR Volker Turk mengumumkan pernyataan yang meminta bantuan untuk perluasan operasi dan penyelamatan para migran.
"Kami melihat peningkatan tajam dalam jumlah orang yang putus asa yang mempertaruhkan nyawa mereka. Kita tidak boleh bimbang, dan terlibat dalam perdebatan lagi tentang siapa yang bertanggung jawab," kata Turk dikutip Al Jazeera.
Turk juga menyerukan upaya penyelamatan cepat dan pemrosesan migran yang bermartabat, efektir dan menyeluruh di lokasi yang aman. Dia mendesak negara-negara membuka saluran migrasi yang lebih teratur dan untuk memperkuat pembagian tanggung jawab untuk mendaratkan para migran.
2. Solidaritas dengan Italia
Pulau-pulau kecil di selatan Italia dan Yunani kerap menjadi tujuan para migran yang ingin masuk ke Eropa dari Afrika Utara. Mereka menyeberangi Laut Mediterania dengan kapal yang penuh sesak dan berisiko terbalik yang menyebabkan tewas tenggelam.
OHCHR memuji upaya penjaga pantai Italia yang telah menyelamatkan sekitar 2 ribu orang sejak pekan lalu. Tapi saat ini masih ada sekitar 400 orang yang terapung di laut, menantikan bantuan.
"Sekarang adalah waktunya untuk solidaritas dengan Italia dan meningkatkan kerja sama untuk menjaga perlindungan hak asasi manusia semua orang yang sedang bergerak," kata Turk, dikutip dari laman resmi PBB.
Italia baru-baru ini memberlakukan darurat nasional migran dan Turk mengatakan bahwa setiap kebijakan baru harus sejalan dengan kewajiban hak asasi manusia di negara tersebut.
"Perlindungan hak asasi manusia, seperti hak untuk hidup dan larangan pemulangan kembali, tidak dapat dikurangi, bahkan pada saat-saat seperti itu," tegasnya.
3. Lebih dari 400 orang telah tenggelam sejak awal tahun
Volker Turk telah memohon Pemerintah Italia untuk mengabaikan Undang-undang baru yang membatasi operasi pencarian dan penyelamatan sipil. Dia juga meminta Italia menahan diri dari mengkriminalisasi mereka yang terlibat memberi bantuan penyelamatan.
Rute Mediterania Tengah adalah satu satu rute migrasi paling berbahaya di dunia. Dilansir Associated Press, IOM mencatat 441 kematian sepanjang rute tersebut selama tiga bulan pertama tahun ini.
Federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah mengatakan pada Kamis, mereka meningkatkan bantuan kemanusiaan dan layanan perlindungan di sepanjang rute. Ini termasuk dukungan psikolgis, pertolongan pertama dan layanan reunifikasi keluarga serta bantuan untuk turun di Italia.