Wanita Pengebom Korea Airlines Curiga Keikutsertaan Korut di Olimpiade

Korea Utara, IDN Times - Partisipasi Korea Utara dalam Olimpiade Musim Dingin PyeongChang cukup melegakan banyak pihak, terutama pihak keamanan Korea Selatan.
Selain untuk meredakan ketegangan di antara dua negara Korea ini, kedatangan delegasi dari Korea Utara ini juga bisa diartikan bahwa pemerintahan Kim Jong-Un tidak memiliki niat jahat atas event terbesar di musim dingin ini.
Pihak Korea Selatan pernah merasakan pahitnya pengalaman saat menyelenggarakan Olimpiade Seoul 1988, di mana pihak dari Utara berusaha melakukan tindakan teror agar event tersebut tidak berjalan dengan lancar.
1. Dapat perintah langsung dari ayah Kim Jong-Un

Di antaranya dengan meledakkan pesawat Korean Air Lines Flight 858 dari Baghdad, Irak menuju Seoul pada tanggal 29 November 1997, hanya berselang beberapa bulan sebelum penyelenggaraan event Olimpiade musim panas tersebut.
Dilansir dari Washington Post, dua orang agen, satu di antaranya seorang wanita bernama Kim Hyon-hui menjadi operator peledakan pesawat nahas tersebut. Saat itu Kim Hyon-hui sedang duduk di tahun kedua Pyongyang Foreign Language College saat diwawancarai oleh agen rahasia dari Korea Utara.
Setelah itu dia dilatih secara keras untuk menjadi agen rahasia yang bertugas di luar negeri. Dia pun mempelajari bahasa Jepang dan berjalan-jalan ke luar negeri berlagak sebagai turis Jepang.
Setelah itu dia diberikan misi khusus dari anak Kim Il-Sung, yaitu Kim Jong-Il untuk melakukan misi berbahaya tersebut. Setelah melakukan berbagai persiapan mereka akhirnya berhasil sampai ke Baghdad dan menempatkan bom di atas tempat duduk pesawat yang mereka pesan tersebut.
Setelah menempatkan bom, Kim Hyon-hui bersama satu orang agen rahasia lainnya meninggalkan pesawat dan berusaha melarikan diri melalui jalur yang sudah mereka rencanakan.
2. Dijatuhi hukuman mati namun mendapatkan ampunan dari Presiden Korsel

Namun saat berada di Bahrain, pihak otoritas setempat curiga dengan pola perjalanan mereka yang mencurigakan dan memeriksa paspor mereka. Sadar bahwa mereka sudah ketahuan, keduanya berusaha bunuh diri dengan menelan racun yang sudah disiapkan.
Rekannya meninggal setelah menelan racun tersebut. Namun Kim Hyon-hui tidak meninggal dan akhirnya diekstradisi ke Korea Selatan untuk menjalani persidangan.
Selama berminggu-minggu Kim Hyon-hui selalu mengelak mengenai perbuatannya ini. Sebelum akhirnya mengendur pertahanannya ketika para agen Korea Selatan mengajaknya berjalan-jalan berkeliling kota Seoul dan mengunjungi venue Olimpiade.
Dia pun akhirnya sadar bahwa misi yang dilaksanakannya itu semua didasari berdasarkan kebohongan dari pemimpin negaranya.
Setelah melalui persidangan, akhirnya hakim menjatuhkan hukuman mati kepada Kim Hyon-hui. Namun Presiden Korea Selatan saat itu Roh Tae-woo memberikan ampunan kepada dirinya dengan alasan bahwa dia hanyalah boneka dari rezim Korea Utara.
3. Curiga motif Kim Jong-Un kirim delegasi ke Olimpade PyeongChang

Sejak saat itulah Kim Hyon-hui hidup mengasingkan diri di wilayah Daegu - tentunya dengan pengawasan ketat dari aparat keamanan setempat. Karena khawatir akan usaha pembunuhan dari Korea Utara.
Dia kemudian menikahi agen yang menangani dirinya, dan kini setelah hampir 30 tahun sejak kejadian tersebut, Kim Hyon-Hui kini sudah memiliki dua orang anak yang berusia 16 dan 18 tahun.
Mengenang kembali kejadian peledakan tersebut, Kim Hyon-hui sering bertanya kepada dirinya sendiri apakah dosanya bisa dimaafkan.
Dia juga mempertanyakan kebijakan Kim Jong-Un menghadiri Olimpiade musim dingin ini dan mencurigai bahwa ini mungkin merupakan langkah untuk menghindari sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada negaranya tersebut, demikian dilansir dari NBC News.