Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Diplomat Taiwan sedang mengambil sumpah. twitter.com/iingwen
Diplomat Taiwan sedang mengambil sumpah. twitter.com/iingwen

Jakarta, IDN Times - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menegaskan bahwa negaranya tidak akan mundur dalam mempertahankan setiap jenjang wilayah kedaulatan. Pernyataan itu disampaikan Tsai, Sabtu (09/10) di Pangkalan Udara Militer Hsinchu tepat saat Taiwan dan Tiongkok memperingati hari Revolusi 1911 yang menumbangkan Kekaisaran Qing. 

Dikutip dari Reuters, sebagai salah satu Presiden Taiwan yang paling keras menentang pengaruh Tiongkok, Tsai menjadi musuh terberat Beijing. Dikarenakan sikapnya tersebut hal itu membuat ia dicap sebagai separatis oleh tidak lain pemerintah Republik Rakyat Cina. 

1. Presiden Tsai sebut Taiwan berada di garis depan

Presiden Republik Tiongkok (Taiwan), Tsai Ing-wen. twitter.com/iingwen

Dedikasi Presiden Tsai Ing-wen guna mempertahankan kedaulatan penuh Taiwan memang sedang mengalami masa paling serius. Jika dulu pasca kemunduran Pasukan Nasionalis dari daratan utama ke Pulau Formosa adalah masa-masa genting, sekarang Taiwan harus bersiap menghadapi segala skenario terburuk melawan saudara serumpunnya kembali. 

Mengetahui Tiongkok berada di depan gerbang, Tsai sebut Taiwan sedang berada di garis terdepan yang tengah memperjuangkan dan mempertahankan prinsip demokrasi, seperti yang dilansir dari Reuters.

Sebagai salah satu negara dengan indeks demokrasi paling baik di dunia, Taiwan sering dicap komunitas internasional sebagai suar demokrasi terpenting di Asia Timur. Tetapi dengan ancaman konflik serius menghadapi Tiongkok, tidak diketahui pasti akankah Taiwan selamat dari ancaman perang besar. 

2. Xi Jinping tetap desak "penyatuan kembali" Taiwan

Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping. twitter.com/China2ASEAN

Ketika Taipei mempertegas posisinya di mata dunia, di sisi lain Beijing tetap menginginkan Taiwan untuk bergabung secara permanen. Melansir BBC, Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Sabtu (09/10) ketika merayakan hari nasional yang sama dengan Taiwan, kembali menyuarakan seruan untuk menyatukan Taiwan dengan Tiongkok.

Meskipun terlihat tegas dan serius, namun Xi tidak ada meminta penggunaan kekuatan militer guna meraih tujuannya tersebut. Alih-alih ia ingin penyatuan kembali Taiwan menggunakan "cara damai" karena dianggap sejalan dengan kepentingan seluruh masyarakat Tiongkok serta Taiwan. 

3. Hubungan Tiongkok-Taiwan yang semakin pahit

Tank M-60 Angkatan Darat Taiwan sedang melakukan latihan militer di pesisir Taiwan. twitter.com/MoNDefense

Sebuah dua entitas pemerintahan yang bertolak belakang namun lahir di tanah yang sama, Tiongkok dan Taiwan memiliki hubungan yang rumit. Relasi yang naik turun seiring zaman menyebabkan keduanya sulit akur hingga saat ini. 

Dilaporkan Reuters, ketegangan antara Taiwan dan Tiongkok semakin terlihat dalam beberapa hari terakhir ketika pesawat tempur milik AU Tiongkok menerobos masuk zona pertahanan udara Taiwan dalam jumlah besar. Sampai-sampai kondisi terkini diakui Kementerian Pertahanan Taiwan menjadi ketegangan terburuk yang dialami Taiwan-Tiongkok sejak 40 tahun terakhir.

Melalui kepemimpinan Presiden Tsai Ing-wen Taiwan terlihat semakin menjauh dari Tiongkok dan terus menegaskan kedudukannya sebagai negara merdeka. Kondisi inilah yang kemudian menjadi alasan utama Beijing untuk terus mengganggu Taiwan agar tidak main-main dengan penguasa daratan utama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team