Peru Terapkan Jam Malam Usai Pembunuhan 13 Pekerja Tambang

Intinya sih...
- Peru memberlakukan jam malam dan hentikan sementara aktivitas penambangan emas di provinsi Pataz setelah 13 pekerja tambang diculik dan dibunuh.
- Para korban ditemukan tewas di dalam salah satu terowongan tambang pada Minggu (4/5/2025) setelah diculik oleh penjahat yang terkait dengan penambangan ilegal.
- Korban disiksa sebelum ditembak mati dari jarak dekat, menimbulkan kemarahan besar di Peru. Penambangan emas ilegal telah melonjak di Peru sejak pandemi COVID-19.
Jakarta, IDN Times - Peru telah memberlakukan jam malam dan menghentikan sementara aktivitas penambangan emas di provinsi Pataz. Langkah ini diambil setelah 13 pekerja tambang diculik dan dibunuh di wilayah tersebut.
Perusahaan tambang emas Peru, La Poderosa, mengatakan bahwa para korban ditemukan tewas di dalam salah satu terowongan tambang pada Minggu (4/5/2025). Mereka diculik oleh penjahat yang diyakini terkait dengan penambangan ilegal pada 26 April.
"Angkatan bersenjata akan mengambil alih wilayah tempat La Poderosa beroperasi," kata Presiden Peru, Dina Boluarte, kepada wartawan pada Senin (5/5/2025). Ia mengumumkan bahwa kegiatan pertambangan akan dihentikan selama 30 hari.
1. Para korban ditembak dari jarak dekat
Dilansir dari BBC, ke-13 pria tersebut merupakan pekerja dari perusahaan subkontraktor, R&R, yang bekerja di tambang milik La Poderosa. Mereka dikerahkan untuk menghadapi sekelompok orang yang menyerang dan menduduki tambang tersebut, namun kemudian ditangkap dan disandera saat berusaha merebut kendali atas tambang itu.
Video yang beredar di internet menunjukkan mereka diikat dalam kondisi telanjang di dalam tambang. Para penculik membagikan rekaman tersebut kepada keluarga korban demi sebagai upaya untuk mendapatkan uang tebusan.
Polisi mengatakan bahwa korban disiksa sebelum ditembak mati dari jarak dekat. Bukti forensik juga menunjukkan bahwa mereka dibunuh lebih dari sepekan sebelum ditemukan. Insiden ini menimbulkan kemarahan besar di Peru.
2. Pemerintah dinilai gagal atasi masalah keamanan
La Poderosa mengatakan, geng kriminal di Pataz telah membunuh sedikitnya 39 orang yang terkait dengan perusahaan tersebut sejak mereka mulai beroperasi pada 1980.
"Lingkaran kekerasan yang tak terkendali di Pataz terjadi meskipun telah diberlakukan status darurat dan kehadiran pasukan polisi dalam jumlah besar yang, sayangnya, belum mampu menghentikan memburuknya kondisi keamanan di wilayah tersebut," kata La Poderosa dalam pernyataan pekan lalu.
Pada Desember 2024, ribuan penambang emas berkemah di pusat kota Lima dan memblokir jalan raya utama. Mereka mendesak pemerintah mempertahankan registrasi penambang informal dan ilegal yang dikenal sebagai REINFO, yang dapat melindungi mereka dari tuntutan hukum.
3. Penambangan ilegal jadi kegiatan kriminal paling menguntungkan
Penambangan emas ilegal telah melonjak di Peru, bertepatan dengan naiknya kembali harga emas dunia. Di saat yang sama, gelombang kejahatan pun meningkat tajam. Pada 2024, jumlah kasus pembunuhan naik sebesar 35,9 persen dibandingkan 2023.
“Penambangan ilegal adalah kegiatan kriminal yang paling menguntungkan di negara ini,” kata César Ipenza, seorang pengacara lingkungan hidup, dilansir dari The Guardian.
Menurut Unit Intelijen Keuangan, penambangan emas ilegal menyumbang 9 miliar dolar AS (sekitar Rp147 triliun) atau 60 persen dari total pencucian aset di Peru pada Januari 2014 - Oktober 2024.
Penambangan emas ilegal yang dulunya hanya terbatas pada wilayah tertentu kini telah menyebar ke seluruh negeri sejak pandemi COVID-19. Wilayah La Libertad, di mana Pataz berada, telah berada dalam status darurat selama lebih dari dua tahun akibat kekerasan dan kerusuhan yang terus berlangsung.