Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Ekuador, Daniel Noboa. (http://www.presidencia.gob.ec/, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden Ekuador, Daniel Noboa. (http://www.presidencia.gob.ec/, Public domain, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Pangkalan militer AS akan dibangun di Pulau Baltra

  • Keberadaan pangkalan militer AS mengancam Taman Nasional Galapagos

  • AS sudah melancarkan serangan kepada terduga penyelundup narkoba di Pasifik

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Ekuador, Daniel Noboa mengumumkan bahwa pangkalan militer Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan dibangun di Kepulauan Galapagos. Keberadaan militer AS akan membantu perlawanan terhadap penyelundupan narkoba. 

“Usulan lokasi pangkalan militer AS di Kepulauan Galapagos ini untuk mengawasi penyelundupan narkoba di laut dan udara. Semua operasi ini masih berada di bawah pengawasan Ekuador,” terangnya, dikutip dari The Latin Times, Senin (3/11/2025). 

Sebulan lalu, Ekuador sudah mengadakan referendum untuk menentukan persetujuan soal pangkalan militer asing di negaranya. Langkah ini untuk memberi jalan pembangunan pangkalan militer AS di Ekuador. 

1. Pangkalan militer AS akan dibangun di Pulau Baltra

Lokasi pangkalan militer AS di Kepulauan Galapagos kemungkinan akan dibangun di Pulau Baltra. Kepulauan yang dikenal akan hewan endemiknya tersebut disebut sebagai lokasi strategis untuk memantau dan meringkus penyelundupan narkoba. 

Dilansir Colombia One, dari area tersebut, kapal perang dapat memonitor hingga area yang luas. Kapal perang juga dapat memantau kapal boat hingga kapal barang yang dicurigai menyelundupkan narkoba. 

Sebagai informasi, Ekuador sudah melarang adanya pangkalan militer asing di negaranya sejak 2008 untuk mendorong kedaulatan nasional. Dengan itu, pangkalan militer AS di Manta akhirnya resmi ditutup pada 2009. 

2. Pangkalan militer akan mengancam Taman Nasional Galapagos

Sejumlah ilmuwan dan konservan menyatakan kekhawatirannya terkait konsekuensi lingkungan akibat pembangunan pangkalan militer di Kepulauan Galapagos. Sebab, Kepulauan Galapagos dikenal sebagai Cagar Budaya UNESCO karena spesies endemik dan ekosistem yang rapuh. 

“Tidak ada yang dapat menjamin bahwa infrastruktur militer ini tidak akan meninggalkan jejak terutama di area dengan lingkungan dan ekosistem yang sangat rawan rusak,” paparnya. 

Sebelumnya aktivitas militer AS pada Perang Dunia II di Pulau Baltra telah berdampak pada perubahan ekosistem lokal. Perubahan ini berdampak besar pada spesies lokal meski sudah ada kebijakan pencegahan kerusakan lingkungan. 

3. AS sudah mengadakan serangan kepada terduga penyelundup narkoba di Pasifik

Bendera Amerika Serikat. (unsplash.com/mck)

Pekan lalu, Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth mengatakan, sudah melancarkan serangan kepada sebuah kapal boat yang diduga mengirim narkoba di Samudra Pasifik. Serangan itu mengakibatkan empat orang tewas. 

“Pada hari ini, arah dari Presiden AS, Donald Trump dan Departemen Perang sudah melancarkan serangan kinetik mematikan yang ditujukan kepada kapal pengangkut narkoba,” ungkapnya, dikutip dari BBC

Hegseth menyebut, serangan tersebut dilakukan di perairan internasional dan tidak ada personel militer AS yang terluka. Hingga kini, setidaknya ada 60 orang yang tewas dalam operasi AS di Karibia dan Pasifik dalam 2 bulan terakhir. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team