5 Tentara India Tewas Disergap di Daerah Perbatasan Myanmar

Istri dan anak komandan ikut jadi korban

Jakarta, IDN Times - Di negara bagian paling timur India, tepatnya di Manipur yang berbatasan dengan Myanmar, lima tentara India tewas pada hari Sabtu (12/11/21). Saat itu, para tentara sedang dalam perjalanan memeriksa sebuah desa terpencil di distrik bernama Churachandpur.

Rombongan pasukan disergap oleh kelompok pemberontak yang menggunakan bom dan senjata otomatis. Nahasnya, istri dan putra sang kolonel dalam rombongan, juga ikut tewas dalam penyergapanitu. Total korban jadi tujuh orang, lima orang militer dan dua orang sipil.

1. Pejabat tinggi India berduka dan mengucapkan belasungkawa

Menurut Al Jazeera, Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, dalam unggahan media sosialnya menulis bahwa "serangan pengecut terhadap konvoi Assam Rifles sangat menyakitkan dan patut dikutuk. Bangsa ini telah kehilangan lima tentara pemberani, termasuk Komandan 46, (personel) Assam Rifles, dan dua anggota keluarga. Belasungkawa saya untuk keluarga yang ditinggalkan. Para pelaku akan segera diadili."

Serangan dari kelompok yang dianggap pemberontak oleh pemerintah India tersebut, menyasar para anggota paramiliter Assam Rifles yang sedang dalam perjalanan menuju sebuah distrik terpencil.

Seorang perwira polisi di ibu kota negara bagian juga telah mengonfirmasi penyergapan mematikan yang terjadi pada hari Sabtu pagi.

Menanggapi insiden tersebut, Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengatakan bahwa "pengorbanan" mereka yang terbunuh "tidak akan pernah dilupakan." Dia menggucapkan belasungkawa untuk keluarga yang berduka.

Polisi telah ditugaskan untuk melaksanakan operasi yang menyisir dan memburu para pemberontak yang telah melakukan serangan tersebut.

2. Penyergapan direncanakan dengan baik

Baca Juga: PM India Dijadwalkan Bertemu dengan Pejabat Kashmir Pro-India

Dari lima tentara yang meninggal, salah satunya adalah komandan yang bernama Kolonel Viplav Tripathi. Dia membawa serta istri dan putranya yang berusia delapan tahun, yang juga tewas dalam serangan tersebut.

Selain itu, enam personel lain dikabarkan terluka dan segera diterbangkan ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan secara intensif. Empat diantarnaya dalam kondisi kritis.

Pemerintah Manipur menurut Indian Express, memperkirakan ada lebih dari 15 anggota pemberontak yang melakukan penyergapan. Serangan bermula dari tiga ledakan IED (alat peledak improvisasi), yang kemudian diikuti dengan tembakan.

"Penyelidikan awal kami menunjukkan ini adalah serangan yang direncanakan dengan baik," kata salah satu sumber dari pemerintah negara bagian Manipur.

3. Penyerang berasal dari dua kelompok pemberontak

Para pemberontak yang melakukan penyergapan terhadap rombongan Assam Rifles diidentifikasi sebagai Manipur Naga People’s Front (MNPF) dan People’s Liberation Army (PLA). Kedua kelompok tersebut, menurut The Print, juga telah mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan itu.

Dalam siaran pers yang dilakukan oleh dua petinggi kelompok pemberontak bernama Roben Khuman dan Thomas Numai, mereka mengklaim bahwa tidak mengetahui komandan Assam Rifles didampingi oleh istri dan anak lelakinya.

Di negara bagian paling timur India yang berbatasan dengan Myanmar tersebut, setidaknya ada setengah lusin kelompok pemberontak yang aktif.

Kelompok MNPF dan PLA telah berdiri sejak tahun 1970-an lalu. Mereka bergerilya dan kerap menargetkan Angkatan Bersenjata India serta pasukan paramiliter. Aktivitas kelompok itu disebut bertujuan mencari kemerdekaan atas wilayah berdasarkan etnis dan suku. Pemerintah India memasukkan kelompok tersebut dalam daftar teroris.

Baca Juga: India: Rumah Sakit Terbakar, 11 Orang Tewas

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya