Alexei Navalny akan Akhiri Aksi Mogok Makan

Navalny menangis karena aksi solidaritas pendukungnya

Moskow, IDN Times - Salah satu lawan politik domestik terkuat Vladimir Putin, yakni Alexei Navalny, mengumumkan pada hari Jumat (23/4) bahwa ia akan mengakhiri aksi mogok makan yang telah ia lakukan selama lebih dari 20 hari. Keputusan itu ia lakukan setelah dokter yang dekat dengannya menjelaskan bahwa dirinya bisa mati.

Navalny dipenjara ketika ia pulang ke Rusia setelah melakukan pengobatan dari Jerman karena racun syaraf Novichok. Dia dalam penjara, ia mengeluhkan nyeri akut pada punggung dan kakinya.

Navalny meminta akses ke dokter independen, tapi hanya diperiksa oleh perawat rumah sakit penjara. Karena tidak mendapatkan akses medis dari orang yang tepat dan independen itu, Navalny kemudian memutuskan untuk melakukan aksi mogok makan sejak tanggal 31 Maret lalu.

1. Demonstrasi pendukung Navalny berperan dalam mendapatkan dokter

Alexei Navalny akan Akhiri Aksi Mogok MakanProtes pro Navalny pada hari Rabu (21/4) (Twitter.com/Feldman)

Alexei Navalny menjadi salah satu pemimpin oposisi terkuat saat ini dalam politik Rusia. Penangkapannya pada awal tahun memicu serangkaian aksi demonstrasi di hampir seluruh bagian Rusia. Lebih dari 4.000 orang saat itu ditangkap oleh pihak otoritas keamanan karena menuntut pembebasan Navalny.

Ketika Navalny berada di dalam penjara dan melakukan aksi mogok makan karena tidak mendapatkan akses kesehatan yang layak, sekutunya menyerukan kembali demonstrasi besar pada hari Rabu (21/4).

Menurut CNN, hampir 2.000 orang pendukung Navalny ditangkap karena aksi tersebut. Para pendukung Navalny meminta agar ia dibebaskan dan mendapatkan dokter yang layak untuk memeriksa kesehatannya.

Melansir dari laman The Guardian, Alexei Navalny mengatakan akan menghentikan aksi mogok makan ketika ia sudah mendapatkan dokter non-penjara. Akhirnya dokter yang dekat dengan dirinya memeriksa dan merekomendasikan untuk menghentikan aksi mogok makan pada hari Jumat (23/4).

Navalny juga mengakui demonstrasi pendukungnya yang ia sebut "lobi" karena menurutnya, aksi pada hari Rabu tersebut juga berperan dan memiliki andil bagaimana ia mendapatkan akses ke dokter yang ia inginkan.

Dalam pesannya, Navalny mengatakan "terima kasih atas dukungan besar dari orang-orang baik di seluruh negeri dan di seluruh dunia, kita telah membuat kemajuan besar."

2. Pendukung Navalny juga melakukan mogok makan sebagai solidaritas

Baca Juga: Rusia Tahan 400 Orang Lebih Demonstran Pro Navalny

Salah satu hal yang mempengaruhi Navalny memutuskan untuk berhenti melanjutkan aksi mogok makan karena memang ia telah mendapatkan dokter sipil yang independen. Namun selain itu, ada faktor lain yakni dukungan dari para pendukungnya yang juga melakukan mogok makan sebagai aksi solidaritas.

Melansir dari laman Associated Press, Navalny diberitahu bahwa para pendukungnya telah melakukan mogok makan dan itu membuatnya menangis. Kritikus Vladmir Putin yang paling menonjol di Rusia itu mengatakan "Ya Tuhan, aku bahkan tidak mengenal orang-orang ini, dan mereka melakukan ini untukku. Teman-teman, hati saya penuh dengan cinta dan terima kasih untuk kalian, tetapi saya tidak ingin ada orang yang menderita secara fisik karena saya."

Para dokter yang memeriksa Navalny mengatakan mereka akan terus menuntut agar diberi akses ke Navalny sekaligus mendesak pemimpin oposisi itu "untuk segera menghentikan mogok makan demi menyelamatkan nyawa dan kesehatan."

3. Navalny masih ingin diperiksa oleh dokter spesialis karena bagian tubuhnya mati rasa

Navalny menyampaikan penjelasan dan pesan kepada para pendukungnya melalui media sosial dan tim pendukungnya yang mengunggah informasi tersebut. Dalam unggahan pada hari Jumat, Navalny masih menginginkan untuk diperiksa oleh dokter spesialis non-penjara. 

"Saya mati rasa di area lengan dan kaki saya, dan saya ingin memahami apa itu dan bagaimana mengobatinya," katanya seperti dikutip dari laman BBC.

Navalny ditangkap pada bulan Januari dan pada Februari pengadilan memutuskan untuk menghukum Navalny dua setengah tahun. Sebelumnya, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa meminta kepada Rusia agar membebaskan Navalny karena nyawanya terancam. Namun Rusia tak menggubrisnya dan tetap menghukum Navalny.

Baca Juga: Demonstran Pro-Navalny Akan Unjuk Rasa di Moskow

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya