AS Jual Senjata ke Nigeria Senilai Rp14,3 Triliun

Bantu Nigeria perangi terorisme dan geng bersenjata 

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) sepakat untuk menjual persenjataan militernya ke Nigeria senilai 997 juta dolar atau sekitar Rp14,3 triliun. AS sepakat menjual senjata tersebut demi mendukung kebijakan luar negeri dan meningkatkan keamanan mitra strategis di Afrika.

Sebelumnya, AS telah menunda pembelian senjata yang diinginkan Nigeria. Penundaan itu dilakukan karena Nigeria dinilai memiliki catatan yang tidak baik tentang pelanggaran hak asasi manusia.

Menurut analisa para pengamat, penjualan itu juga terjadi karena kekhawatiran dampak panjang dari perang Ukraina. Nigeria tidak bisa mendapatkan senjata dari Rusia tapi akan membeli dari China jika tak mendapatkannya dari AS.

Baca Juga: Serangan Udara Militer Nigeria Bunuh 7 Anak di Negara Niger

1. AS setuju menjual senjata demi peningkatkan kemitraan strategis

AS Jual Senjata ke Nigeria Senilai Rp14,3 Triliunilustrasi helikopter serang (Unsplash.com/Daniel Klein)

Kesepakatan penjualan senjata ke Nigeria itu diumumkan pada hari Kamis (14/4/22) oleh Departemen Luar Negeri AS. Mereka menyatakan setuju menjual helikopter serang AH-1Z Viper senilai 997 juta dolar atau sekitar Rp14,3 triliun.

Dikutip dari Reuters, Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan mengatakan "penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan mitra strategis di Afrika Sub-Sahara."

Keinginan Nigeria membeli senjata dari AS, khususnya helikopter serang, telah dilakukan tahun lalu. Tapi pada bulan Juli, Komite Hubungan Luar Negeri Senat dan Komite Urusan Luar Negeri Kongres menunda penjualan tersebut.

Alasannya adalah para pejabat AS telah mengeluh militer Nigeria menggunakan kekuatan berlebihan terhadap warga sipil yang tidak bersenjata dalam peristiwa demonstrasi menentang brutalitas polisi pada Oktober 2020.

Baca Juga: Bandit di Nigeria Serang Fasilitas Militer, 11 Tentara Tewas

2. Membantu upaya Nigeria perangi terorisme dan geng bersenjata

Nigeria adalah negara terpadat di Afrika. Negara yang kaya minyak itu telah bertahun-tahun berjuang menahan ancaman kelompok teroris yang berafiliasi dengan ISIS dan al-Qaeda. Selain itu, Nigeria juga tengah berjuang menghadapi kelompok geng bersenjata yang mengacau dan menculik warga sipil.

Pada bulan November tahun lalu, Menteri Luar Negrei Antony Blinken telah berkunjung ke Abuja. Dia mengangkat keprihatinan tentang catatan hak asasi manusia Nigeria. Namun pada saat yang sama, dia juga menjelaskan bahwa Nigeria adalah mitra strategis AS di Afrika Sub-Sahara.

Dilansir Associated Press, Nigeria telah dianggap sebagai mitra dalam memerangi terorisme dan ekstremisme di Afrika Barat dan Sahel. AS ingin meningkatkan kerja sama dengan Nigeria dalam masalah itu.

Kesepakatan juga bakal "memperlengkapi Nigeria dengan lebih baik untuk berkontribusi pada tujuan keamanan bersama, mempromosikan stabilitas regional dan membangun interoperabilitas dengan AS dan mitra Barat lainnya."

Nigeria juga terus mendapatkan ancaman dari geng kriminal bersenjata yang mengacau di bagian utara dan barat negaranya. Kelompok geng kriminal bersenjata itu kerap menculik warga sipil untuk meminta tebusan. Bahkan dalam beberapa minggu terakhir, kelompok itu juga menyerang markas militer.

Baca Juga: Kisah Kelaparan di Nigeria: Hanya dengan Karunia Tuhan Kami Bisa Makan

3. Kemampuan helikopter AH-1Z yang dibeli Nigeria

AS Jual Senjata ke Nigeria Senilai Rp14,3 Triliunhelikopter serang (Twitter.com/Bell)

Nigeria ingin memberli helikopter serang AS buatan Bell Textron, yakni helikopter AH-1Z Viper. Total yang dibeli oleh Nigeria ada 24 helikopter. Helikopter itu mulai beroperasi pada 1985 yang dikenal sebagai Bell Helicopter.

Pada tahun 2000, helikopter itu diperbaharui dengan nama AH-1Z yang digunakan oleh Marinir AS. Dilansir dari laman resminya, helikopter ini menawarkan kemampuan dapat beroperasi di lingkungan yang paling ekstrem.

Helikopter dibekali dengan rudal anti-armor dan rudal udara-ke-udara untuk menghancurkan target. Menurut Army Technology, rudal tersebut diproduksi oleh Northrop Grumman. Helikopter AH-1Z juga dapat berfungsi sebagai pengintai. Selain helikopter, persetujuan penjualan senjata itu juga mencakup pelatihan dan perlengkapan lainnya seperti perlengkapan visual malam.

Tapi, beberapa analis juga mengatakan AS setuju menjual itu karena invasi berkelanjutan ke Ukraina dapat menyebabkan Nigeria mendapatkan impor senjata dari China karena sanksi terhadap Rusia, tulis Al Jazeera. Nigeria sebelumnya telah menjalin kerja sama dengan Rusia.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya