AS: Senjata Korut untuk Rusia Kemungkinan Gak Ngefek di Perang Ukraina

Pasukan Ukraina terus bergerak maju meski lambat

Jakarta, IDN Times - Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) mengatakan bantuan senjata Korea Utara (Korut) untuk Rusia mungkin tidak berpengaruh dalam perang Ukraina. Dia mengatakan hal itu pada Sabtu (16/9/2023), saat tiba di Norwegia untuk pertemuan NATO.

Kunjungan Kim Jong Un ke Rusia baru-baru ini, dikhawatirkan oleh AS dan negara Sekutu akan terjadi perjanjian kerja sama senjata. Pyongyang diduga akan memasok perenjataan kepada Rusia guna melanjutkan perangnya di Ukraina.

Menurut AS, Korut mungkin bisa meningkatkan pasokan amunisi khususnya artileri ke Moskow. Namun Milley meragukan apakah itu nantinya akan memberikan perbedaan besar dalam pertempuran di lapangan.

Baca Juga: Belarusia Tawarkan Proposal Trilateral dengan Rusia dan Korut

1. Korut mungkin memasok peluru artileri kepada Rusia

AS: Senjata Korut untuk Rusia Kemungkinan Gak Ngefek di Perang Ukrainailustrasi senjata militer (Pixabay.com/WikiImages)

Negara-negara NATO melakukan pertemuan di Norwegia pada Sabtu. Sebagian besar pertemuan itu akan fokus membicarakan pada konflik Rusia-Ukraina.

Dilansir Military Times, Milley mengatakan bahwa pertemuan Kim Jong Un dan Presiedn Vladimir Putin baru-baru ini bisa menyebabkan Pyongyang menyediakan peluru artileri untuk Rusia. Namun, belum jelas berapa banyak atau seberapa cepat amunisi tersebut sampai.

"Apakah akan ada perbedaan yang besar? Saya skeptis terhadap hal itu," kata Milley yang juga Jenderal Angkatan Darat AS tersebut.

Milley dan para kepala pertahanan negara-negara NATO akan bertemu di tepi kota Oslo. Mereka dijadwalkan membahas dukungan bagi Ukraina dan masalah pertahanan regional lainnya.

Baca Juga: Terancam Korut-China-Rusia, Jepang dan NATO Perkuat Kerja Sama

2. Pasukan Ukraina terus bergerak maju meski lambat

Amunisi yang mungkin dipasok Korut adalah peluru artileri 152 mm era Soviet. Tapi hal itu belum dapat dikonfirmasi. Kremlin sendiri sebelumnya menyangkal bahwa pertemuan Kim dan Putin terjadi penandatangan kerja sama persenjataan.

Pertemuan kepala pertahanan negara-negara NATO terjadi saat pasukan Ukraina mengalami kemajuan lambat dalam serangan balik. Itu tidak seperti yang diharapkan sebelumnya.

Dilansir Associated Press, Rob Bauer dari Belanda yang merupakan Komite Militer NATO, mengatakan pada pembukaan pertemuan di Oslo, bahwa sejarah menunjukkan Ukraina telah mengubah peperangan modern. Kiev juga dinilai terus bergerak maju setiap hari.

"Setiap kesuksesan adalah selangkah lebih dekat menuju kemenangan," kata Bauer.

Dalam klaimnya, pasukan Moskow terus kehilangan kekuatan dan seluruh Rusia telah menderita akibat sanksi ekonomi dan isolasi diplomatik yang telah dilakukan oleh negara-negara Barat.

3. Rusia pamerkan rudal hipersonik pada Kim Jong Un

Salah satu masalah utama yang saat ini dihadapi oleh negara-negara donatur Ukraina adalah ketidakseimbangan apa yang dibutuhkan dengan kemampuan produksi. Bauer mengakui volume kebutuhan senjata Ukraina sangat besar dan itu menyebabkan tekanan pada produksi senjata militer.

“Ketika mereka berpikir untuk memberikan senjata atau amunisi, mereka harus berpikir…apa risiko yang saya ambil terhadap kesiapan saya sendiri?” kata Bauer.

Dilansir Deutsche Welle, Kim Jong Un sendiri pada Sabtu masih ada di Rusia. Dia mengunjungi Vladivostok didampingi Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu. Di sana, Shoigu menunjukkan rudal pesawat hipersonik Khinzal dan mengajak Kim untuk menaiki kapal perang.

Sementara ini, negara-negara Barat berspekulasi bahwa Pyongyang akan membantu Moskow memasok senjata guna melanjutkan perang di Ukraina. Korut sendiri mencari bantuan Rusia untuk mengembangkan program misilnya.

Baca Juga: Kim Jong Un Undang Putin ke Korut, Kapan?

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya