AS Serang Basis Milisi Irak yang Didukung Iran
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Tentara Amerika Serikat (AS) melakukan serangan yang menargetkan kelompok milisi Kataib Hizbullah yang ada di Irak. Kelompok tersebut diduga mendapatkan dukungan dari Iran.
Serangan merupakan aksi balas dendam setelah pada Senin (25/12/2023) pangkalan udara AS di Erbil, Irak utara diserang oleh pesawat nirawak. Tiga tentara terluka termasuk satu orang dilaporkan kritis.
Presiden Joe Biden, yang sedang merayakan Natal di peristirahatan Camp David, memerintahkan serangan balasan itu. Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan, penilaian awal menunjukkan kemungkinan serangan menewaskan sejumlah militan.
1. AS akan bertindak jika serangan terus berlanjut
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, memberitahu Biden tentang serangan milisi Kataib Hizbullah. Biden kemudian memerintahkan Pentagon untuk menyiapkan opsi respons.
Dilansir Associated Press, Sullivan berkonsultasi dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan pejabat keamanan lainnya. Tak lama kemudian, tim memberi pengarahan kepada Biden dan dia memerintahkan untuk menargetkan tiga lokasi yang digunakan oleh Kataib Hizbullah beserta afiliasinya.
"Presiden tidak memberikan prioritas yang lebih tinggi daripada perlindungan personel AS yang bertugas dalam bahaya. AS akan bertindak pada waktu dan cara yang kami pilih jika serangan ini terus berlanjut," kata Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional.
Baca Juga: Turis Arab Diduga Tewas karena Melindas Ranjau ISIS di Irak
2. Irak sebut serangan AS melanggar kedaulatan
Sejak perang Hamas-Israel, pangkalan AS di Irak dan Suriah telah mengalami puluhan kali serangan dari beberapa kelompok militan. Kelompok tersebut diduga didukung oleh Iran.
Editor’s picks
Terkait serangan balasan, CENTCOM mengklaim ada sejumlah militan yang tewas.
"Tidak ada indikasi bahwa nyawa warga sipil terkena dampaknya," katanya dikutip dari CNN.
Komentar berbeda dikeluarkan oleh pemerintah Irak. Mereka mengatakan, satu petugas keamanannya tewas dan 18 lainnya terluka, termasuk warga sipil.
Kantor Perdana Menteri (PM) Irak Mohammed Shia al-Sudani menyebut serangan AS melanggar kedaulatan dan dianggap tidak dapat diterima dalam keadaan atau alasan apa pun.
"Ini jelas merupakan tindakan bermusuhan dan tidak konstruktif yang tidak memenuhi kepentingan bersama dalam jangka panjang," kata PM Irak.
3. Prioritas untuk membela pasukan dan kepentingan AS
Meningkatnya serangan militan terhadap pangkalan AS adalah bukti bahwa gema perang Hamas-Israel telah meluas di Timur Tengah. Namun Austin menekankan, serangan balasan itu diperlukan dan bersifat proporsional, tujuannya adalah menurunkan kemampuan kelompok yang bersekutu dengan Iran.
"Meskipun kami tidak berupaya untuk meningkatkan konflik di kawasan ini, kami berkomitmen dan sepenuhnya siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk melindungi masyarakat dan fasilitas kami," katanya dikutip dari Al Jazeera.
Austin juga menjelaskan, presiden dan dirinya tidak akan ragu mengambil tindakan yang diperlukan untuk membela pasukan dan kepentingan AS.
"Tidak ada prioritas yang lebih tinggi," tambahnya.
Baca Juga: PM Israel: Perang Gaza Berakhir jika Hamas Hancur dan Gaza Dikuasai
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.