Assad Kembali Dirangkul Arab, Rakyat Suriah Protes

Assad berharap perdamaian demi kemakmuran

Jakarta, IDN Times - Presiden Suriah Bashar al-Assad tiba di Arab Saudi pada Kamis (18/5/2023). Dia mendapat undangan menghadiri pertemuan puncak konferensi tingkat tinggi Liga Arab yang dimulai pada Jumat.

Assad disambut Pangeran Badr bin Sultan, wakil gubernur kota Makkah. Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit dan beberapa pejabat lokal juga ikut menyambut Asad tiba di bandara King Abdul Aziz dengan santai, ceria dan penuh senyum.

Suriah terlibat konflik sejak 2011, ketika gelombang Arab Spring mencoba menggulingkan penguasa yang dianggap diktator. Sejak itu, Suriah kemudian didepak dari Liga Arab karena dianggap bertindak sewenang-wenang terhadap demonstran. Tapi kini, negara-negara Arab sepertinya akan kembali membuka pintu diplomasi dan melakukan normalisasi hubungan dengan Damaskus.

Baca Juga: Suriah Balik ke Liga Arab, Qatar Ogah Normalisasi Hubungan sama Assad

1. Normalisasi hubungan dengan Suriah

Sebagian besar negara-negara Liga Arab telah mengasingkan Suriah selama negara itu terlibat perang saudara yang berdarah. Presiden Assad juga hanya mengunjungi Rusia dan Iran sebagai sekutu dekat. Dalam dua tahun terakhir, dia sempat pergi ke Oman dan Uni Emirat Arab (UEA) sebagai upaya normalisasi hubungan.

Saudi sebelumnya adalah pendukung utama kelompok oposisi bersenjata Suriah yang mencoba menggulingkan Assad. Tapi beberapa bulan terakhir, Riyadh menyerukan dialog untuk mengakhiri perang.

Dilansir Associated Press, tahun ini Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad berkunjung ke Riyadh sebagai bagian dari pertemuan para menteri luar negeri Arab menjelang KTT. Pangeran Faisal bin Farhan juga sempat berkunjung ke Damaskus dan bertemu Assad sebagai bagian dari langkah normalisasi hubungan.

Amerika Serikat (AS) menentang normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Presiden Assad. Mereka mengatakan solusi konflik Suriah harus didasarkan pada resolusi Dewan Keamanan PBB terlebih dulu.

Baca Juga: Suriah Bergabung Kembali ke Liga Arab 

2. Solidaritas untuk kemakmuran

Kontak diplomatik negara-negara Arab dengan Suriah meningkat drastis ketika Damaskus dihantam gempa pada Februari. Bencana yang menewaskan lebih dari 50 orang termasuk di Turki itu, membuat negara-negara Arab menawarkan bantuan kemanusiaan untuk Suriah.

Kini kontak itu menjadi lebih dalam dan Assad sepertinya kembali ke blok Liga Arab tanpa prasyarat, setelah terusir selama sekitar 12 tahun.

"Saya berharap ini menandai awal dari fase baru aksi Arab untuk solidaritas di antara kita, untuk perdamaian di wilayah kita, pembangunan dan kemakmuran, bukan perang dan kehancuran," kata Assad dikutip The Guardian.

Assad juga menyinggung bahwa blok tersebut harus menentukan nasib mereka sendiri tanpa campur tangan asing. Meski dia sendiri selama berperang melawan kelompok oposisi, mendapat dukungan militer yang berlimpah dari Iran dan Rusia.

Baca Juga: Dibantu Rusia, Suriah dan Turki Siap untuk Rujuk

3. Protes penentangan normalisasi hubungan negara Arab dengan Suriah

Assad Kembali Dirangkul Arab, Rakyat Suriah Protesilustrasi demonstrasi (Unsplash.com/ Chris Slupski)

Secara umum, Saudi dapat disebut mengikuti saran dari UEA untuk berhenti mendanai pasokan senjata ke oposisi Suriah. Sebagian besar anggota Liga Arab menyambut Damaskus kembali kedalam kelompok tersebut.

Tapi Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, menunjukkan ketidaksetujuan terhadap normalisasi hubungan dengan Assad, dan memilih keluar dari arena KTT tepat sebelum Presiden Suriah memberikan pidato.

Di Suriah sendiri, gelombang protes terjadi, menentang normalisasi hubungan beberapa negara Arab dengan Presiden Assad. Dilansir Al Jazeera, protes pada jumat terjadi di hampir semua wilayah Suriah, utamanya di bagian utara negara tersebut yang masih dikuasai kelompok oposisi.

"Kami berdemonstrasi hari ini untuk mengingatkan mereka yang berusaha menormalkan hubungan dengan rezim al-Assad bahwa Revolusi Besar Suriah dimulai secara spontan sebagai respons terhadap mati lemas internal yang kami alami di bawah rezim Assad," kata Ibrahim Aboud, salah satu demonstran.

"Kami bertekad untuk mencapai tujuan revolusi dan membebaskan Suriah dari rezim Assad dan penjahatnya," tambahnya.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya