Suriah Balik ke Liga Arab, Qatar Ogah Normalisasi Hubungan sama Assad

Jakarta, IDN Times – Suriah akhirnya kembali diterima dalam keanggotaan Liga Arab pada Minggu (7/5/2023). Keanggotaan ini diberikan setelah 11 tahun lamanya negara itu ditangguhkan akibat perang saudara.
Kendati Suriah kembali tergabung dalam Liga Arab, Qatar masih menolak untuk normalisasi hubungan dengan rezim Bashar Al-Assad.
“Qatar selalu berusaha mendukung apa pun yang mencapai konsensus Arab dan tidak akan menjadi penghalang untuk itu,” ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, dikutip dari Al Arabiya.
“Namun, sikap resmi Qatar tentang normalisasi dengan rezim Suriah adalah keputusan yang terutama terkait dengan kemajuan dalam mencapai resolusi politik yang mewujudkan aspirasi saudara-saudara Suriah,” tambahnya.
1. Qatar harap keputusan Liga Arab memotivasi Suriah

Keputusan Liga Arab menyatakan bahwa Suriah kini bisa kembali berpartisipasi dalam berbagai forum organisasi itu.
Qatar berharap keputusan itu bisa memotivasi Suriah untuk mengatasi akar krisis yang menyebabkan penangguhannya, dan mengambil langkah positif untuk mengatasi masalah rakyat Suriah dan meningkatkan hubungannya dengan negara tetangga.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, menegaskan bahwa bergabungnya kembali Suriah bukan berarti menormalisasi hubungan dengan semua anggota.
"Pemulihan kembali Suriah tidak berarti normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dan Suriah. Ini adalah keputusan berdaulat yang harus dibuat oleh masing-masing negara," kata Aboul Gheit, dilansir Reuters.
2. AS juga skeptis atas diterimanya kembali Suriah dalam Liga Arab

Di lain pihak, Amerika Serikat (AS) meragukan penerimaan kembali Suriah dalam keanggotaan Liga Arab. AS tidak yakin rezim Assad akan mampu menyelesaikan krisis Suriah.
"Kami tidak percaya Suriah pantas masuk kembali ke Liga Arab saat ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, seraya menambahkan bahwa sanksi Washington akan tetap berlaku penuh.
Meski begitu, Washington terus mendukung upaya untuk membangun stabilitas di kawasan, serupa dengan tujuan mitra Arab di Suriah.
Sementara itu, Rusia yang berada di pihak Assad memuji kembalinya Suriah ke Liga.
"Moskow menyambut baik langkah yang telah lama ditunggu ini, sebuah hasil logis dari proses yang telah mendapatkan momentum dengan mengembalikan Suriah ke 'keluarga Arab'," kata Maria Zakharova, Juru Bicara Kemenlu Rusia.
3. Qatar jadi pengkritik yang sangat vokal terhadap rezim Assad

Qatar telah lama menjadi pengkritik vokal rezim Presiden Suriah al-Assad sejak meletusnya perang pada 2011. Sejak awal konflik, Doha telah memberikan dukungan kepada oposisi Suriah dan menyerukan pencopotan Assad dari kekuasaan.
Qatar telah aktif dalam memberikan bantuan keuangan dan militer ke berbagai kelompok oposisi di Suriah dan telah mengadvokasi intervensi internasional dalam konflik tersebut.
Mereka juga memainkan peran penting dalam upaya diplomatik untuk menyelesaikan konflik dengan menjadi tuan rumah. Banyak putaran pembicaraan damai digelar antara pemerintah Suriah dan kelompok oposisi.