Bangun Basis Militer di Timur Ukraina, Rusia Tarik Pasukan dari Kiev

Intensitas serangan Rusia di Ukraina timur akan meningkat

Jakarta, IDN Times - Sejak Rusia menjanjikan de-eskalasi atau pengurangan serangan ke sekitar ibu kota Kiev dan kota Chernihiv, pasukan Moskwo terpantau telah melakukan pergerakan. 

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menilai itu adalah strategi reposisi atau rotasi prajurit untuk membangun kekuatan, baik di sekitar Kiev atau untuk langkah ofensif di Donbass, Ukraina timur.

Dalam dialog damai Rusia-Ukraina di Turki pada Selasa (29/3/2022), delegasi Rusia menjanjikan pengurangan serangan ke Kiev dan Chernihiv.

Ukraina menyebut janji itu sebagai kebohongan, karena faktanya serangan terus terjadi. Pengamat menilai janji itu adalah upaya Rusia membeli waktu dan menggunakannya untuk melakukan reposisi pasukan untuk membangun kekuatan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan bahwa negaranya siap untuk mendapatkan serangan terbaru Rusia. Dia meminta negara-negara Barat untuk memberikan bantuan pasokan senjata.

Rusia disebut sedang membangun kekuatan untuk serangan di Donbass, wilayah Ukraina timur yang dikuasai pemberontak pro-Moskow.

1. Strategi tekanan ganda untuk Ukraina dari Rusia

Bangun Basis Militer di Timur Ukraina, Rusia Tarik Pasukan dari KievJens Stoltenberg, Sekjen NATO (Twitter.com/Jens Stoltenberg)

Setelah Rusia menyampaikan janjinya, Presiden Zelenskyy mengatakan bahwa Ukraina bukanlah negara naif. Dia menyerukan pasukannya untuk tidak lengah dan tidak percaya sepenuhnya janji Rusia.

Amerika Serikat (AS) juga meragukan janji Rusia. Faktanya, kota Chernihiv dan sekitar Kiev memang tetap mendapat serangan. AS juga melihat ada sejumlah kecil pergerakan pasukan Moskow.

Dilansir Independent, Stoltenberg mengatakan bahwa Moskow tampaknya tidak mengurangi operasi militernya di Ukraina.

"Menurut intelijen kami, unit Rusia tidak mundur tetapi reposisi. Rusia sedang mencoba untuk berkumpul kembali, memasok, dan memperkuat serangannya di wilayah Donbass," kata dia.

"Rusia mempertahankan tekanan pada Kiev dan kota-kota lain. Jadi ada tindakan ofensif tambahan (yang dapat) membawa lebih banyak penderitaan," tambah dia. 

Sedangkan, dalam penilaian intelijen Pentagon, sebagian besar prajurit Rusia telah melakukan perjalanan ke utara, termasuk ke Belarus. Dari sana, mereka mendapatkan pasokan sehingga bisa kembali ke Ukraina.

Baca Juga: ICRC Ungkap 2 Tantangan Evakuasi Warga Sipil dari Mariupol, Ukraina

2. Intensitas serangan Rusia di Ukraina timur diperkirakan akan meningkat

Dikutip dari CNN, juru bicara Kementrian Pertahanan Rusia Mayor, Igor Konashenkov, mengatakan bahwa reposisi pasukan sedang berlangsung di sekitar Kiev dan Chernihiv.

Konashenkov juga mengatakan, pasukan Moskow sedang berkumpul kembali untuk mengintensifkan operasi di daerah prioritas dan untuk menyelesaikan oeprasi pembebasan Donbass, salah satu misi utama dari invasi Rusia.

Donbass adalah wilayah Ukraina yang sebagian dikuasai pasukan pemberontak pro-Moskow. Donetsk dan Luhansk yang memproklamirkan kemerdekaan telah meminta bantuan Rusia untuk membebaskan wilayahnya.

Gubernur militer Ukraina di wilayah Luhansk dan Donetsk melaporkan penembakan besar-besaran pada Kamis. Dia melihat ada pergeseran militer Rusia untuk mengarahkan serangan di wilayah Donbass.

Skala peningkatan serangan juga terjadi di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina yang dekat perbatasan Rusia.

Oleh Synyehubov, kepala administrasi militer wilayah Kharkiv, mengaku dalam satu hari terakhir pasukan Rusia telah menyerang 47 kali dengan artileri, mortir, tank dan serangan lain di dekat kota tersebut.

Ratusan serangan tembakan juga terjadi, yang menimbulkan kebakaran dan merusak pipa gas.

3. Rusia diuntungkan karena perlambatan pertempuran

Bangun Basis Militer di Timur Ukraina, Rusia Tarik Pasukan dari Kievilustrasi tentara Ukraina (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari 2022. Lima minggu perang sudah terjadi, sekitar 115-120 batalyon yang terdiri sekitar 150 ribu pasukan belum mampu menguasai satu pun kota besar Ukraina. Bahkan, dinilai sekitar 20 batalion Rusia tidak berfungsi karena perlawanan tangguh Ukraina.

Namun, telah terjadi perlambatan pertempuran, di mana pasukan Ukraina berhasil membebaskan beberapa wilayah di sekitar ibu kota Kiev. Selain itu, perlambatan pertempuran juga terjadi karena ada negosiasi pembicaraan damai Ukraina-Rusia.

Dikutip dari The Guardian, Phil Osborn, mantan kepala intelijen pertahanan Inggris, menilai perlambatan pertempuran itu telah menguntungkan kedua belah pihak. Tapi menurutnya, Rusia adalah pihak yang paling diuntungkan.

Pasukan Moskow dapat beristirahat, melakukan reposisi, dan secara diam-diam memusatkan tentara di Donbass untuk fokus serangan baru. Bala bantuan juga terlihat mulai datang. Sekitar 10 kelompok taktis batalion, yang berjumlah sekitar 8 ribu personel, didatangkan dari Kaliningrad dengan kekuatan penuh.

Untuk mengurangi keuntungan yang didapat Rusia, Osborn menyarankan negara-negara Barat meningkatkan bantuan persenjataan bagi Ukraina.

Namun, belum diketahui apakah para pemimpin Barat siap memasok untuk Kiev, karena kabarnya stok senjata antitank Javelin sudah hampir habis. Itu adalah senjata efektif yang digunakan Ukraina untuk menghancurkan tank-tank Rusia.

Baca Juga: Bantu Ukraina, Australia Akan Kirim Kendaraan Lapis Baja Bushmaster

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya