Bantu Afrika Kembangkan mRNA, Yayasan Bill Gates Beri Dana Rp627 M

Untuk wujudkan kesetaraan dan kemandirian vaksin

Jakarta, IDN Times - Yayasan amal Bill & Melinda Gates Foundation menggelontorkan dana 40 juta dolar atau sekitar Rp627,4 miliar pada pekan ini. Dana tersebut akan disumbangkan kepada produsen Afrika untuk membuat vaksin mRNA di benua tersebut.

Teknologi vaksin mRNA mulai terkenal sejak digunakan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Teknologi ini merupakan jenis baru yang berisi materi genetik yang direkayasa agar menyerupai virus atau kuman tertentu.

Inisiatif yayasan Bill Gates memberikan bantuan tersebut bertujuan untuk mengatasi kesenjangan distribusi vaksin. Ini karena Afrika merupakan salah satu wilayah terakhir yang menerima vaksin COVID-19 selama wabah menyerang secara global.

Baca Juga: 5 Rahasia Kesuksesan Bill Gates yang Wajib Ditiru Generasi Muda

1. Kesetaraan vaksin di Afrika

Bantu Afrika Kembangkan mRNA, Yayasan Bill Gates Beri Dana Rp627 Milustrasi peta Afrika (Unsplash.com/James Wiseman)

Investasi untuk mengembangkan mRNA di Afrika membutuhkan waktu beberapa tahun untuk dapat disetujui dan dipasarkan. Meski begitu, pendanaan yang diumumkan oleh yayasan amal Bill Gates menjadi penting karena untuk meningkatkan kesetaraan keberadaan vaksin.

"Baik untuk penyakit lokal di Afrika seperti Rift Valley (demam) atau untuk penyakit global seperti TBC, mRNA sepertinya merupakan pendekatan yang sangat menjanjikan," kata Bill Gates dikutip dari VOA News.

"Oleh karena itu, hal ini memungkinkan kami untuk melibatkan banyak orang di Afrika yang mempunyai kemampuan untuk mengerjakan vaksin-vaksin ini, dan kemudian hal ini dapat ditingkatkan," jelasnya.

Pengumuman pemberian dana bantuan itu dilakukan saat acara Grand Challenges yang mempertemukan para ilmuwan dan peneliti kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

Baca Juga: Bill Gates Janjikan Rp110 Triliun Bantu Pertanian dan Kesehatan Afrika

2. Rincian saluran bantuan pendanaan

Institut Pasteur dan South Africa's Biovac adalah dua perusahaan yang akan menggunakan platform penelitian dan manufaktur mRNA yang telah dikembangkan oleh Quantoom Biosciences Belgia. Keduanya akan menerima dana sebesar 5 juta dolar atau sekitar Rp78,4 miliar.

Dilansir Associated Press, sementara itu 10 juta dolar (Rp156,8 miliar) akan dialokasikan untuk perusahan lain. Tapi nama perusahaan tersebut belum disebutkan. Sisanya, 20 juta dollar (Rp313,7 miliar) akan disalurkan ke Quantoom. Ini untuk lebih memajukan teknologi dan menurunkan biaya.

Kepala eksekutif Insitute Pasteur Amadou Sall, mengatakan pendanaan itu akan membantu kemandirian vaksin Afrika. Lembaga ini diketahui telah memproduksi vaksin demam kuning sejak tahun 1930-an.

Kini mereka berharap, teknologi mRNA dapat dimanfaatkan untuk vaksin penyakit endemik lainnya di Afrika.

3. Mandiri dalam penelitian dan pengembangan vaksin

Bantu Afrika Kembangkan mRNA, Yayasan Bill Gates Beri Dana Rp627 MIlustrasi vaksin. (Pexels.com/ Nataliya Vaitkevich)

Teknologi baru mRNA dianggap sebagai terobosan potensial dalam mencegah berbagai penyakit menular. Ini termasuk TBC, Malaria, demam Lassa dan lainnya. Penyakit tersebut secara tidak proporsional telah mempengaruhi masyarakat di negara-negara miskin dan berkembang.

"Menyerahkan teknologi mRNA yang inovatif ke tangan para peneliti dan produsen di Afrika dan di seluruh dunia akan membantu memastikan lebih banyak orang mendapatkan manfaat dari vaksin generasi berikutnya," kata Muhammad Ali Pate, Menteri Koordinator Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nigeria dan pakar global tentang vaksin, dikutip dari laman resmi yayasan Bill & Melinda Gates Foundation.

"Kolaborasi ini merupakan langkah menggembirakan yang akan meningkatkan akses terhadap teknologi kesehatan dan membantu negara-negara Afrika mengembangkan vaksin yang memenuhi kebutuhan masyarakatnya," tambahnya menjelaskan.

Teknologi mRNA dianggap dapat secara signifikan menurunkan biaya penelitian dan produksi serta memungkinkan perluasan akses.

Kepala eksekutif Quantoom Biosciences Jose Castillo, mengatakan teknologi baru tersebut memungkinkan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menjadi mandiri dalam hal penelitian dan pengembangan.

"Jadi menurut kami teknologi ini akan memberikan dampak yang luar biasa dalam hal otonomi melalui manufaktur daerah," kata Castillo.

Baca Juga: 5 Rahasia Kesuksesan Bill Gates yang Wajib Ditiru Generasi Muda

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya