Bentrok Terjadi di Malam Kedua Protes Kematian Daunte Wright

Keluarga tolak klaim penembakan adalah kecelakaan 

Washington DC, IDN Times - Tewasnya Daunte Wright, seorang pemuda berusia 20 tahun karena ditembak oleh petugas polisi Broklyn Center, Minneapolis, telah memicu protes. Hari Minggu malam, protes berlangsung oleh ratusan orang dan bentrokan antara pengunjuk rasa dengan polisi terjadi.

Minneapolis telah tegang karena sedang berlangsung persidangan mantan polisi Derek Chauvin yang dituduh membunuh George Floyd tahun lalu. Kini ketika persidangan telah memasuki tahap ketiga, polisi lain di Minneapolis justru "membunuh" warga Afro-Amerika lainnya yang bernama Daunte Wright.

Protes berlanjut pada hari Senin (12/4) dan bentrokan terjadi lagi. Protes dari pengunjuk rasa itu terjadi karena pada siang hari, polisi menjelaskan bahwa penembakan terhadap Daunte Wright sepertinya adalah sebuah kecelakaan dan bukan sebuah kesengajaan.

1. Protes lanjutan kematian Daunte Wright kembali berujung bentrok

Protes yang berujung bentrok pada Minggu malam (11/4) telah menyebabkan puluhan toko dirusak dan dijarah. Beberapa pengunjuk rasa juga dilaporkan terluka kerena peluru karet yang ditembakkan oleh petugas keamanan.

Melansir dari kantor berita Reuters, ratusan pengunjuk rasa kembali ke jalan dan melakukan protes pada hari Senin (12/4). Para pengunjuk rasa tersebut abai terhadap hujan deras dan peraturan jam malam yang telah ditetapkan oleh gubernur Minnesota, Tim Walz.

Tim Walz memerintahkan penerapan jam malam setelah rusuh pada hari Minggu. Penerapan jam malam itu terus berlanjut sampai waktu dapat terkondisikan. Akan tetapi pengunjuk rasa mengabaikannya dan tetap melakukan protes pada hari Senin.

Massa peserta unjuk rasa menyerang pagar pengaman, melempari polisi dengan botol air mineral, batu dan proyektil lainnya sedangkan polisi membalas dengan melepaskan tembakan gas air mata ke arah massa yang marah.

Bentrokan kemudian terjadi dan sedikitnya 40 peserta unjuk rasa ditangkap karena dituduh melakukan pelanggaran jam malam. Tiga orang petugas polisi dilaporkan menderita luka ringan karena bentrokan tersebut.

2. Keluarga korban tolak klaim bahwa penembakan adalah kecelakaan

Baca Juga: Penembakan Pria Kulit Hitam, Polisi AS Anggap Itu Kecelakaan

Ketika penembakan polisi kepada Daunte Wright terjadi pada hari Minggu, desakan muncul agar departemen kepolisian merilis video rekaman yang berasal dari tubuh polisi yang bertugas. Dari rekaman tersebut, seorang petugas polisi yang telah bekerja selama 26 tahun bernama Kim Potter, diidentifikasi sebagai pelaku penembakan.

Menurut rekaman video yang diputar, Kepala polisi bernama Tim Gannon, menggambarkan penembakan itu sebagai "tembakan yang tidak disengaja." Potter ingin mengambil tembakan Taser tapi justru mengambil pistol lantas melepaskan tembakan.

Taser adalah tembakan listrik untuk melumpuhkan yang biasa digunakan oleh polisi.

Melansir dari laman The Guardian, ayah Daunte Wright yang bernama Aubrey Wright menolak penjelasan polisi yang mengatakan bahwa petugas berniat mengambil Taser tapi "keliru" mengambil pistol.

Aubrey Wright mengatakan "Saya tidak bisa menerima itu-sebuah kecelakaan, itu kedengaran tidak benar. Petugas ini telah bertugas selama 26 tahun. Saya tidak bisa menerima (alasan) itu."

Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris mengatakan bahwa "doa saja tidak cukup" untuk keluarga Wright. Harris mengatakan ketika penyelidikan atas penembakan itu sedang dilakukan, "bangsa kita membutuhkan keadilan dan penyembuhan, dan keluarga Daunte perlu tahu mengapa anak mereka meninggal-mereka pantas mendapatkan jawaban.”

3. Daunte Wright tewas dengan luka tembak di dada

Bentrok Terjadi di Malam Kedua Protes Kematian Daunte WrightJoe Biden, Presiden AS. (Twitter.com/Kenneth Roth)

Penyelidikan atas kematian Daunte Wright yang ditembak oleh Kim Potter terus berlangsung. Saat ini Kim Potter dikabarkan telah cuti administratif karena kasus yang terjadi padanya. 

Melansir dari laman Axios, pemeriksaan medis atas tubuh Daunte Wright mendapatkan kesimpulan bahwa luka tembak di dada adalah penyebab utama kematian lelaki Afro-Amerika tersebut.

Mike Elliott yang menjabat sebagai Walikota Brooklyn Center, telah meminta departemen kepolisian untuk memecat Potter dan menilai bahwa insiden penembakan itu adalah sebuah insiden yang "sangat tragis."

Elliot juga turun untuk menghadapi para pengunjuk rasa pada Senin malam dengan setelan jas dan helm pelindung. Kepada para pengunjuk rasa, Elliot mengatakan bahwa ia akan melakukan "semua yang saya bisa untuk memastikan keadilan dijalankan."

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, lewat akun media sosialnya buka suara atas kematian Daunte Wright. Ia mengatakan memikirkan rasa sakit, kemarahan, dan trauma yang dialami oleh komunitas Afro-Amerika setiap hari.

Biden ingin membangun kepercayaan dan memastikan akuntabilitas agar tidak ada orang yang melanggar hukum. Ia juga mengatakan sedang menunggu hasil penyelidikan penuh sambil menghimbau bahwa kekerasan dan penjarahan tidak bisa dibenarkan dalam protes.

Baca Juga: Penembakan Pria Kulit Hitam, Polisi AS Anggap Itu Kecelakaan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya