Bentrokan Terjadi dalam Protes Anti Pemerintah di Thailand 

Pengunjuk rasa akan berkemah tuntut PM Thailand mundur 

Bangkok, IDN Times – Massa demonstrasi anti pemerintah di Thailand terus melakukan unjuk rasa dalam tiga bulan terakhir. Massa yang didominasi oleh mahasiswa tersebut menuntut Perdana Menteri mengundurkan diri. Selain itu mereka juga menuntut reformasi monarki konstitusional.

Para demonstran yang didominasi oleh para mahasiswa Thailand itu mengklaim bahwa monarki konstitusional yang dijalankan oleh pemerintah Thailand, tidak beroperasi dengan baik dalam kerangka demokrasi.

Bagaimana perkembangan terkini aksi demonstrasi di Thailand yang melibatkan puluhan ribu pengunjuk rasa sejak Agustus 2020 lalu itu? 

1. Bentrok dengan kelompok pendukung pemerintah

Bentrokan Terjadi dalam Protes Anti Pemerintah di Thailand Polisi berbaris menghalangi para demonstran di Thailand. Ilustrasi (twitter.com/May Wong)

Aktivis demokrasi Thailand terus berusaha menjaga momentum dengan melakukan demonstrasi besar pada Rabu 14 Oktober 2020 di Bangkok. Tuntutan mereka masih sama seperti demonstrasi awal yang mereka lakukan pada Agustus 2020. Mereka menuntut reformasi monarki konstitusional dan menuntut PM Prayuth Chan-ocha mundur dari jabatannya.

Massa demonstrasi berjalan dari Monumen Demokrasi Bangkok, berbaris menuju kediaman Perdana Menteri sambil bernyanyi “Perdana Menteri, keluar!” Melansir dari laman berita Associated Press, demonstrasi tersebut dihalangi oleh ribuan polisi dan mendapat gangguan dari massa pendukung pemerintah (14/10).

Bentrokan terjadi dalam skala kecil antara massa anti pemerintah dengan massa pendukung pemerintah. Peristiwa itu terjadi sebelum kelompok aktivis berangkat meninggalkan Monumen Demokrasi. Dua kelompok saling melempar botol plastik hingga baku pukul terjadi.

2. Pengunjuk rasa bentrok dengan polisi

Bentrokan Terjadi dalam Protes Anti Pemerintah di Thailand Polisi juga terlibat bentrok dengan pengunjuk rasa di Thailand. Ilustrasi (twitter.com/May Wong)

Sebelum bentrokan terjadi antara aktvis demokrasi dan kelompok pro pemerintah, pada tanggal 13 Oktober 2020, bentrokan terjadi dengan pihak polisi yang menahan laju unjuk rasa mahasiswa. Ratusan pengunjuk rasa melemparkan cat biru ke barisan polisi, buntut atas penangkapan 21 aktivis.

Kantor berita Reuters menurunkan laporan kondisi bentrokan tersebut dan mengatakan bahwa para mahasiswa berteriak “bebaskan teman-teman kami!” (13/10). Diantara aktivis yang ditangkap oleh pihak kepolisian Thailand adalah pemimpin protes, Jatupat Boonpattaraksa dan seorang penyanyi yang bernama Chaiamorn Kaewwiboonpan.

Juru bicara pemerintah Anucha Burapachaisri menjelaskan “Para pengunjuk rasa tidak mematuhi hukum hari ini sehingga polisi harus bertindak untuk menertibkan dan tidak bertindak secara tidak proporsional,”katanya.

Baca Juga: Bentrok di Thailand, Demonstran Lempar Cat dan Teriaki Rombongan Raja

3. Berkemah di luar kantor Perdana Menteri

Bentrokan Terjadi dalam Protes Anti Pemerintah di Thailand Aktivis Demokrasi Thailand berencana berkemah di luar kantor Perdana Menteri. Ilustrasi (twitter.com/May Wong)

Protes yang menuntut agar PM Prayuth meletakkan jabatannya terus meningkat di Thailand. Para mahasiswa bahkan bertekad untuk berkemah di luar kantor Perdana Menteri. Mereka juga berkumpul di depan Government House, sebuah kompleks megah di pusat kota Bangkok, tempat rapat kabinet biasanya dilangsungkan. Banyak pengunjuk rasa duduk diatas tikar dan berencana untuk berkemah dan bertahan setidaknya selama tiga hari.

Salah satu pemimpin protes yang bernama Arnon Nampa mengatakan kepada Reuters, “Kami tidak akan pergi sampai Prayuth mengundurkan diri” (14/10). Juru bicara pemerintah bahkan sampai mendesak para para keluarga dan orang tua para pemrotes, agar anak-anak mereka meninggalkan demonstrasi demi keselamatan.

Protes tersebut menganggap bahwa Prayuth mendapatkan jabatan dengan kudeta militer pada tahun 2014 dan menuntutnya untuk mundur, serta mengurangi kekuasaan kerajaan. Mereka juga menuntut reformasi monarki konstitusional. Para aktivis menyangkal berusaha menghapus monarki di Thailand tapi meminta kerajaan harus tunduk dibawah konstitusi.

4. Murid sekolah menengah ikut mendukung protes

Bentrokan Terjadi dalam Protes Anti Pemerintah di Thailand Saln tiga jari jadi simbol perlawanan di Thailand (twitter.com/Boston.com)

Unjuk rasa di Thailand telah melebar dan meluas. Anak-anak sekolah menengah dilaporkan telah ikut serta mendukung reformasi yang dijalankan oleh para aktivis demokrasi. Jurnalis CNN Helen Regan dan Kocha Olarn menyebutkan bahwa para siswa sekolah menengah telah menolak berdiri ketika lagu kebangsaan dinyanyikan (14/10). Mereka bahkan juga menaikkan salam tiga jari sebagai dukungannya untuk aktivis demokrasi.

Para aktivis demokrasi merasa muak dengan ketidak-adilan kepemimpinan yang didominasi oleh militer yang terus memegang kekuasaan. Mereka terus menggaungkan tuntutan demokrasi yang lebih besar, termasuk LGBTQ, hak-hak perempuan serta pendidikan dan reformasi ekonomi.

Baca Juga: Bangkrut, Maskapai Asal Thailand Kini Beralih Jual Gorengan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya