Bunuh Diri Jerman Hadapi Rusia: Setop Impor Gas atau Jatuh ke Resesi

Kanselir Jerman siap memberi sanksi lebih pada Rusia 

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa (UE) bersiap untuk menjatuhkan sanksi ekonomi baru ke Rusia atas dugaan pembantaian warga sipil di Bucha, daerah yang sempat dikuasai oleh pasukan Rusia.

Salah satu yang ditargetkan adalah produk energi Rusia, yaitu batu bara, minyak dan gas alam.

Jerman sebagai salah satu anggota UE dan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di blok tersebut terancam mengalami resesi berat. Itu karena Jerman memiliki ketergantungan tinggi terhadap gas Rusia.

Sekitar 60 persen kebutuhan gas Jerman dipasok dari Rusia. Dalam beberapa tahun terakhir, impor itu terus mengalami penurunan tapi penghentian langsung berarti industri Jerman akan kelabakan dan terpukul. Banyak industri Jerman yang menggunakan gas Rusia sebagai sumber energi.

1. Inflasi membayangi Jerman

Bunuh Diri Jerman Hadapi Rusia: Setop Impor Gas atau Jatuh ke Resesiilustrasi (Pixabay.com/Mediamodifier)

Di kota Bucha, sekitar 35 kilometer sebelah barat daya Kiev, hampir 300 warga sipil tewas dan terpaksa di makamkan di kuburan massal. Puluhan di antara para korban tewas mayatnya tergeletak di jalanan, bahkan ada yang meninggal dengan kondisi tangan terikat. 

Kekejaman itu memicu kemarahan dunia internasional. UE mengecam bukti kekejaman yang diduga dilakukan tentara Rusia dan bersiap untuk memberikan sanksi baru ke Moskow. Salah satu yang diincar adalah sektor energi, termasuk batu bara, minyak dan gas.

Dikutip dari Market Watch, Jerman terlihat akan menjadi salah satu negara blok UE yang paling terpukul.

CEO Deutsche Bank Christian Sewing mengatakan, "situasinya akan lebih buruk jika impor atau pasokan minyak dan gas alam Rusia dihentikan. Resesi yang jelas di Jerman mungkin tidak bisa dihindari."

Penghentian impor gas Jerman dapat memicu inflasi Jerman dalam jangka pendek. Tetapi, Sewing mengingatkan "kita secara permanen (akan) memiliki fenomena yang belum pernah kita lihat dalam 30 tahun terakhir dan itu adalah inflasi jangka panjang."

Baca Juga: Ratusan Mayat Ditemukan di Bucha, Jerman: Sanksi Rusia Akan Diperberat

2. Kanselir Jerman siap memberikan sanksi lebih banyak kepada Rusia 

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menjadi satu dari sekian pemimpin Barat yang berjanji untuk menjatuhkan sanksi lebih berat ke Rusia imbas dugaan pelanggaran kemanusiaan di Bucha. 

"(Presiden Rusia Vladimir) Putin dan para pendukungnya akan merasakan konsekuensi dari tindakan mereka. Kami akan terus menyediakan senjata untuk Ukraina, sehingga negara itu dapat mempertahankan diri dari invasi Rusia," kata Scholz, dilansir Deutsche Welle.

Belum jelas sanksi apa yang diusulkan oleh Scholz untuk Rusia. Tapi Menteri Ekonomi, Robert Habeck, baru-baru ini mengatakan akan mulai mengurangi impor produk energi dari Rusia, termasuk impor gas.

Dilansir Reuters, Habeck mengatakan Gazprom Germania, salah satu bisnis perdagangan, penyimpanan, dan transmisi energi ditinggalkan oleh Gasprom Rusia dan diambil alih oleh Bundesnetzagentur, regulator Jerman.

Klaus Mueller, kepala Bundesnetzagentur, menjelaskan bahwa tujuan Berlin adalah menjalankan Gasprom Germania demi kepentingan Jerman dan Eropa.

Habeck juga menegaskan bahwa Jerman tidak akan membiarkan infrastruktur energi tunduk pada keputusan sewenang-wenang Rusia.

3. Gas Rusia digunakan untuk menjalankan industri manufaktur dan rumah tangga Jerman 

Bunuh Diri Jerman Hadapi Rusia: Setop Impor Gas atau Jatuh ke Resesiilustrasi (Pexels.com/Teona Swift)

Jerman telah menjalin kerja sama di bidang energi dengan Rusia selama lima dekade terakhir sejak Jerman Barat dan Jerman Timur masih berdiri. Kerja sama itu memang kontroversial dan Berlin sering mendapatkan kritik karena ketergantungannya pada gas Rusia.

Kekayaan gas Rusia dan pipa-pipa berdiameter besar yang dibuat perusahaan Jerman telah membuat negara itu dan blok Eropa mendapatkan gas alam secara mudah. Eropa mengimpor sekitar 40 persen kebutuhan gas dari Moskow. Dan Jerman mengimpor hampir 60 persen kebutuhan gas dari Rusia.

Ketika tentara Rusia disebut membunuhi warga sipil Ukraina dengan kejam, aspirasi keras agar impor gas dari Rusia dihentikan kembali terdengar.

Berdasarkan data Reuters, pada tahun lalu sekitar 15,3 persen listrik di Jerman bersumber dari gas Rusia. Sekitar setengah dari 41,5 juta rumah tangga Jerman juga menggunakan gas dari Rusia sebagai penghangat. Industri manufaktur Jerman seperti keramik dan otomotif juga mengandalkan bahan bakar tersebut untuk menjalankan bisnisnya.

Jerman secara bertahap berusaha mengurangi ketergantungan gas dari Rusia. Langkah itu diiringi dengan investasi di bidang energi terbarukan untuk menggantikannya. Tapi menghentikan secara langsung impor gas Rusia akan berbahaya bagi Jerman, raksasa ekonomi terbesar di Eropa. Ekonomi Jerman akan terjun bebas dan harga-harga akan mengalami lonjakan signifikan.

Baca Juga: Lithuania Jadi Negara UE Pertama yang Blokir Gas Rusia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya