Dihajar Sanksi Barat, Putin: Rusia Akan Jadi Negara yang Lebih Kuat

Menlu Rusia bersumpah negaranya tak akan bergantung Barat

Jakarta, IDN Times - Sejak Rusia melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari sampai saat ini, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya segera menjatuhkan berbagai sanksi ekonomi. Hal itu dilakukan untuk menghentikan aksi militer yang diprakarsai oleh Presiden Vladimir Putin. 

Pada Kamis (10/3/22), Presiden Putin bertemu dengan para pejabatnya, termasuk Menteri Keuangan Anton Siluanov. Dalam pertemuan tersebut, Putin mengatakan bahwa sanksi ekonomi Barat ke Rusia itu tidak sah.

Dia menegaskan, Rusia akan menyelesaikan masalah yang ditimbulkan akibat sanksi tersebut dan Rusia akan tampil lebih kuat lagi. Putin menegaskan, Moskow akan tetap memasok energi ke Eropa sesuai dengan kontrak meski negaranya mendapatkan sanksi bertubi-tubi.

1. Rusia dengan tenang akan selesaikan masalah yang timbul akibat sanksi

https://www.youtube.com/embed/aZeqxD55fzQ

Meski sanksi Barat dianggap tidak sah, tidak bisa dipungkiri bahwa keputusan itu telah membebani ekonomi Rusia. Putin berjanji akan menyelesaikan seluruh masalah yang timbul imbas sanksi tersebut, dikutip dari Reuters

"Jelas bahwa pada saat-saat seperti itu permintaan masyarakat terhadap komoditas tertentu selalu meningkat, tetapi kami tidak ragu bahwa kami akan menyelesaikan semua masalah ini sambil bekerja dengan tenang," ujar Putin.

Sanksi ekonomi yang dijatuhkan negara-negara Barat menjadikan Rusia kian terisolasi dari panggung global. Kini, dampak itu mulai dirasakan oleh warganya. 

NPR melaporkan, antrean panjang di depan mesin ATM kerap terlihat di Rusia. Orang-orang bergegas menarik uang tunai, baik itu dalam bentuk rubel Rusia atau asing. Nilai rubel sendiri telah anjlok ke titik yang terendah.

Kenaikan harga barang secara cepat juga mulai dirasakan, terutama produk elektronik. 

"Selama beberapa hari terakhir, ini seperti Natal bagi kami. Orang-orang siap untuk membeli barang meskipun kami telah menaikkan harga setiap beberapa jam berdasarkan situasi valas," kata seorang penjaga toko.

Baca Juga: Mengenal Tirai Besi Eropa, Ancaman yang Mengintai dari Invasi Rusia

2. Rusia akan semakin kuat

Invasi Rusia ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus, telah menimbulkan kecaman dari masyarakat dunia. Tapi, Putin mengatakan bahwa tidak ada alternatif selain operasi tersebut, karena Rusia bukanlah negara yang dapat menerima kompromi kedaulatan untuk keuntungan ekonomi jangka pendek.

Putin, yang merupakan mantan agen rahasia pada era Uni Soviet, meyakinkan publik bahwa Rusia akan keluar dari semua krisis ini. 

"Masalah dan kesulitan di masa lalu kami berhasil mengatasinya, dan kami (sekarang juga) akan mengatasinya," kata dia. 

Putin juga memperingatkan Barat bahwa Rusia akan muncul menjadi lebih kuat ketika mampu mengatasi berbagai sanksi yang dijatuhkan.

3. Menlu Rusia bersumpah negaranya tidak akan lagi bergantung Barat

Dihajar Sanksi Barat, Putin: Rusia Akan Jadi Negara yang Lebih KuatMenlu Turki Mevlut Cavusoglu dan Menlu Rusia Sergey Lavrov (Twitter.com/MFA Russia)

Sementara Putin menegaskan bahwa Rusia dapat mengatasi masalah yang ditimbulkan dari sanksi, dia menjelaskan akan tetap menyalurkan pasokan energi ke Eropa. Sepertiga pasokan energi Eropa diimpor dari Rusia.

Dalam beberapa tahun terakhir, harga energi di Eropa terus mengalami kenaikan. Pasokan dari Rusia telah dianggap membantu menahan kenaikan harga tersebut.

Sesuai kontrak yang disepakati sejak lama, penyaluran pasokan energi khususnya gas alam akan tetap mengalir dari Rusia untuk Eropa. Rusia juga akan tetap membayar utang-utang luar negerinya, tapi kini dalam bentuk rubel.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan bahwa negaranya tak akan lagi bergantung dengan Barat.

Menurut Tass, Lavrov mengatakan, "kami memastikan bahwa kami tidak akan pernah berada pada situasi yang sama (seperti sebelum perang), dan tidak ada 'Paman Sam' atau siapapun yang dapat menghancurkan ekonomi kami."

Komentar Lavrov dikeluarkan setelah melakukan pembicaraan dengan mitranya dari Ukraina, Dmitro Kuleba, dan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.

Baca Juga: Kemlu: Total 120 WNI di Ukraina Berhasil Dievakuasi ke Indonesia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya