Eks Bos Twitter: India Pernah Ancam Akan Menutup Twitter

Menuduh rezim Narendra Modi melakukan penyensoran

Jakarta, IDN Times - Mantan kepala eksekutif Twitter, Jack Dorsey, mengatakan bahwa India pernah mengancam akan menutup platform itu di negaranya. India juga mengancam akan menggerebek kantor karyawan media sosial berlogo burung biru tersebut.

Pernyataan Dorsey diungkapkan dalam sebuah wawancara di saluran YouTube Breaking Points pada Senin (12/6/2023). Ancaman yang dikeluarkan India itu dilakukan pada 2021, ketika negara raksasa di Asia Selatan itu diguncang oleh demonstrasi petani.

India dengan tegas menolak pernyataan Dorsey dan menyebutnya sebagai kebohongan. Wakil Menteri Teknologi Informasi, Rajeev Chandrashekhar, mengunggah bantahan di Twitter dan menyebut bawha rezim Twitter Dorsey memiliki masalah dalam menerima kedaulatan hukum India.

1. India ancam tutup dan gerebek karyawan Twitter

https://www.youtube.com/embed/hVj2jJXTNCk

Sepanjang 2020-2021, India dilanda gelombang besar demonstrasi petani. Itu merupakan protes terbesar selama India dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Narendra Modi dari Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP).

Protes tersebut menentang reformasi pertanian yang dianggap merugikan petani. Para petani mengakhiri protes pada akhir 2021 usai memenangkan konsesi.

Di tengah gelombang protes tersebut, Jack Dorsey mengatakan pemerintah India mengancam akan menutup Twitter dan melakukan penggerebekan terhadap karyawannya.

"(Ancaman) itu terwujud dalam cara-cara seperti, 'Kami akan menutup Twitter di India', yang merupakan pasar yang sangat besar bagi kami, 'kami akan menggerebek rumah karyawan Anda', yang mereka lakukan, Dan ini adalah India, negara yang demokratis," kata Dorsey.

Baca Juga: Pakistan dan India Bersiap Hadapi Topan Biparjoy

2. India minta penutupan ratusan akun

Selama protes petani, pemerintahan PM Modi mendesak pemblokiran darurat tagar yang dinilai provokatif seperti #ModiPlanningFarmerGenocide. Selain itu, Dorsey juga mengatakan bahwa New Delhi meminta penghapusan ratusan akun.

Dilansir BBC, Twiter menuruti permintaan itu tetapi memulihkan sebagian besar akun. Alasannya tidak ada cukup pembenaran untuk melanjutkan penangguhan tersebut.

Awalnya, Twitter memblokir sekitar 250 akun. Ini termasuk majalah berita dan aktivis serta organisasi terkait yang mendukung para petani pemrotes. Enam jam kemudian, akun-akun tersebut kembali dipulihkan.

Perusahaan yang kini telah dibeli oleh Elon Musk itu mengatakan tidak bakal memblokir akun media, jurnalis, aktivis dan politisi. Hal itu karena akan melanggar hak dasar mereka untuk kebebasan berekspresi di bawah hukum India.

3. India bantah pernyataan Jack Dorsey

Eks Bos Twitter: India Pernah Ancam Akan Menutup Twitterilustrasi (Unsplash.com/Naveed Ahmed)

Rezim Modi berulang kali membantah terlibat dalam aktivitas sensor daring. Pada Selasa, mereka mengatakan bahwa pernyataan Jack Dorsey adalah kebohongan.

Dilansir Arab News, Chandrashekhar mengatakan bahwa tidak ada yang masuk penjara dan Twitter juga tidak dimatikan di India.

Menurut Dorsey, India mirip dengan Turki dan Nigeria dalam tindakan mengancam menutup Twitter. Tapi di Turki, Twitter kerap menang dalam persidangan meski terus mengancam akan menutup platform tersebut.

Di Nigeria, situasinya lebih buruk. Menurut Dorsey, bahkan perusahaan tidak dapat menempatkan karyawan di negara itu karena takut apa yang mungkin dilakukan pemerintah terhadap mereka.

Baca Juga: India Resmi Gantikan UEA Jadi Tuan Rumah Ajang Miss World ke-71

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya