Erdogan Desak Ketegangan Ukraina-Rusia Diselesaikan

Turki dukung kedaulatan Ukraina

Ankara, IDN Times - Ukraina dan Rusia terlibat ketegangan serius di perbatasan. Ukraina menuduh Rusia mengerahkan pasukan militernya ke perbatasan dan membuat Kiev merasa terancam.

Di satu sisi, Rusia menilai bahwa apa yang mereka lakukan adalah upaya untuk melindungi warganya karena Ukraina melakukan provokasi.

Uni Eropa (UE), Inggris dan Amerika Serikat memberi dukungannya kepada Ukraina dan menekan Rusia agar menarik pasukannya kembali. Kini pemimpin Turki, Presiden Erdogan, mendesak agar segera diakhirinya ketegangan yang memanas antara Ukraina dan Rusia.

1. Erdogan siap memberi dukungan agar ketegangan berakhir

Erdogan Desak Ketegangan Ukraina-Rusia DiselesaikanZelensky dan Erdogan (Twitter.com/EHA News)

Sejak tahun 2014 lalu, Kiev telah berhadapan dengan kelompok separatis yang berada di wilayah Donbass. Kelompok separatis tersebut pernah mendeklarasikan sebagai negara sendiri yang bernama Republik Donetsk dan Republik Lugansk. Ukraina menuduh Moskow mendukung gerakan separatis tersebut.

Saat ini, di perbatasaan Donbass tempat para separatis tersebut eksis, terjadi peningkatan ketegangan. Ukraina menuduh Moskow memobilisasi ribuan personel militer dan meningkatkan aktivitasnya di seberang perbatasan. Karena itu, Kiev mulai waspada terhadap "ancaman" tersebut.

Melansir dari kantor berita Reuters, Zelensky melakukan kunjungan ke Istanbul, Turki, dan melakukan pembicaraan dengan Erdogan pada hari Sabtu (10/4). Usai pembicaraan tersebut, Erdogan mengatakan siap mendukung semua upaya untuk mengakhiri ketegangan yang terjadi.

"Kami berharap eskalasi mengkhawatirkan yang diamati di lapangan baru-baru ini berakhir secepat mungkin, gencatan senjata (harus) terus berlanjut dan konflik diselesaikan melalui dialog berdasarkan kesepakatan Minsk."

2. Turki dukung integralitas Ukraina

Baca Juga: Ukraina Khawatir Terprovokasi 'Agresi' Rusia

Posisi Turki yang secara geografis berada di "jembatan" Asia dan Eropa, memiliki keunikan tersendiri. Sejara historis, Turki banyak bertentangan dengan negara-negara Eropa secara umum karena tragedi masa lalu. Namun Turki juga menjadi anggota NATO yang masuk dalam kelompok militer berpengaruh dari Barat.

Dalam beberapa ketegangan yang terjadi di sekitar kawasan, Turki memiliki peran yang lumayan sentral. Misalnya, perang di Nagorno-Karabakh antara Azerbaijan dan Armenia. Meski Turki mendukung Azerbaijan, tapi dia juga memiliki posisi sebagai penengah bersama dengan Rusia.

Sebagai anggota NATO, Turki memiliki hubungan pribadi yang lekat dengan pemimpin Rusia, Vladimir Putin, lawan dari NATO. Beberapa kesepakatan pembelian senjata Turki dari Rusia bahkan sempat membuat Amerika Serikat marah.

Dalam ketegangan antara Ukraina dan Rusia, Erdogan mendukung integralitas dan kedaulatan Ukraina. Melansir dari laman Deutsche Welle, pertemuan pada hari Sabtu antara Erdogan dengan Zelensky, pemimpin Ukraina, Erdogan menegaskan siap mendukung Ukraina saat ketegangan semakin meningkat di perbatasan.

Turki  memiliki hubungan erat dengan Ukraina karena negara yang dipimpin oleh Zelensky itu telah menjalin kerjasama militer dan pengembangan teknolodi seperi dalam mengimpor dan membuat pesawat nirawak generasi terbaru dari Turki. Selain itu, Turki juga memiliki kepentingan kesejahteraan etnis Tatar yang memiliki hubungan etnis dengan Turki, sedangkan Tatar berada di Krimea yang pada tahun 2014 lalu dicaplok Rusia dari Ukraina. 

3. Kedamaian di Laut Hitam

Erdogan Desak Ketegangan Ukraina-Rusia DiselesaikanPeta Laut Hitam (Wikipedia.org/NormanEinstein)

Secara kawasan, Turki ikut berbagi Laut Hitam yang juga dimiliki oleh beberapa negara termasuk Rusia, Ukraina, Romania, Bulgaria dan Georgia. Karena itu, Turki memiliki harapan besar agar kawasan Laut Hitam selalu dalam keadaan damai.

Melansir dari laman media Tass, media yang didukung oleh pemerintah Rusia, Erdogan menyatakan bahwa "tujuan kami untuk memastikan bahwa Laut Hitam tetap menjadi lautan perdamaian, ketenangan dan kerja sama dan kami tidak ingin ketegangan (terjadi) di geografi bersama di mana kita tumbuh."

Erdogan secara pribadi menilai bahwa ketegangan yang terjadi di perbatasan Ukraina dan Rusia telah menimbulkan kekhawatiran. Krisis perbatasan tersebut, dinilai oleh Erdogan harus diselesaikan dengan cara damai "dan diplomatik atas dasar integritas teritorial Ukraina dan hukum internasional."

Sejak akhir Februari 2021 ini, situasi di Donbass, tempat kelompok separatis Ukraina berkuasa, telah terjadi ketegangan yang meningkat. Baku tembak telah dilaporkan cukup sering dari jalur kontak dan korban berjatuhan di kedua belah pihak termasuk warga sipil.

Sebelum Erdogan bertemu dengan Zelensky, ia juga sudah berbicara dengan pemimpin Rusia, Vladimir Putin lewat telepon pada hari Jumat (9). Dalam pembicaraan itu, Putin mengatakan kepada Erdogan bahwa Ukraina telah melakukan provokasi.

Baca Juga: Kremlin Peringatkan NATO Tidak Kirim Pasukan ke Ukraina

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya