Eropa Bersatu dalam Program Vaksinasi Massal COVID-19

COVID-19 tumbuhkan semangat persatuan Eropa 

Warsawa, IDN Times – Eropa mulai bergegas untuk melangkah melakukan vaksinasi secara massal. Negara-negara yang tergabung dalam blok Uni Eropa (UE) yakni sebanyak 27 negara, bersatu-padu meluncurkan program vaksinasi dalam peristiwa yang dianggap bersejarah dan menyentuh.

European Medicines Agency (EMA) telah melakukan peninjauan sejumlah vaksin dan akhirnya mengizinkan vaksin dari produsen Jerman-Amerika, yakni BioNTech-Pfizer menjadi salah satu yang segera didistribusikan ke seluruh negara anggota UE.

Program peluncuran vaksinasi massal yang dilakukan oleh UE, dimulai seara resmi pada hari Minggu, 27 Desember 2020. Namun, beberapa negara sudah tidak sabar menunggu, dan telah memulai suntikan vaksin COVID-19 satu hari sebelumnya, yakni pada hari Sabtu, 26 Desember 2020.

Beberapa pejabat publik dari negara anggota UE juga mengajukan diri sebagai orang yang disuntik paling awal sebagai bagian dari promosi keamanan vaksin. Namun, titik utama suntikan vaksin virus corona disebagian besar negara anggota UE adalah tenaga medis garis depan dan para lansia yang berada di panti jompo.

1. Momen persatuan yang bersejarah dan menyentuh

Program peluncuran vaksin secara massal yang dilakukan oleh UE telah menjadi langkah yang luar biasa dan dianggap sebagai hadiah Natal paling indah di tahun 2020 yang suram ini. Sudah sejak pertengahan Desember lalu, rencana bersatu dalam program vaksinasi di UE diumumkan oleh Presiden Komisi Eropa, yakni Ursula von der Leyen.

Ursula von der Leyen, perempuan cantik yang lahir di Jerman pada 8 Oktober 1958 tersebut, menulis dalam sosial media miliknya bahwa “Ini adalah tugas besar. Jadi mari kita mulai dengan cepat vaksinasi bersama, pada tanggal 27, pada hari yang sama. Karena kita telah bersatu dalam pandemi, kita akan keluar dari itu (secara) bersama dan bersatu” katanya seperti dikutip dari laman Deutsche Welle (16/12).

Semua negara-negara yang tergabung dalam blok UE sebenarnya memiliki kebijakan otoritas darurat vaksin. Meskipun begitu, mereka tidak melakukannya dan memilih untuk tetap menjadi satu. Para negara-negara anggota UE menolak langkah-langkah darurat vaksin, dan lebih menjalin solidaritas untuk memastikan bahwa setiap negara akan diperlakukan sama.

Dihadapan anggota parlemen UE, von der Leyen juga menjelaskan bahwa mereka sudah cukup memesan vaksin untuk disuntikan ke seluruh warga Eropa. Kerjasama yang telah dibuat dengan beberapa produsen vaksin, termasuk COVAX milik WHO, telah berikhtiar menyediakan vaksin untuk semua negara dalam aksesnya terhadap vaksin yang aman dan efektif.

Baca Juga: Vaksin Moderna Jadi Vaksin Kedua yang Disetujui FDA

2. Keluar dari frustrasi yang menumpuk

Musim dingin di benua Eropa telah menjadi salah satu masalah baru ketika virus corona menghantam benua tersebut dengan serangan gelombang kedua. Udara yang semakin dingin, tingkat penyakit flu yang meningkat, disertai orang-orang yang akan berada di dalam ruangan dalam jangka waktu lama, telah membuat infeksi virus corona di Eropa melonjak drastis.

Melansir dari data yang berhasil dikumpulkan oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), Eropa sudah mencatatkan sebanyak 16.247.249 kasus yang terkonfirmasi. Jumlah orang yang meninggal karena infeksi virus corona ada 403.990 orang. Prancis, Inggris dan Italia adalah tiga negara yang terparah.

Namun sejak Inggris memutuskan untuk keluar dari Eropa, banyak kebijakan yang telah dibuat secara mandiri, seperti telah melakukan program vaksinasi lebih awal. Setelah Inggris ada Amerika Serikat yang mengesahkan BioNTech-Pfizer dan Moderna, serta Kanada yang juga sudah mengesahkan vaksin.

Ada tumpukan frustrasi di Eropa dengan terus melonjaknya tingkat infeksi. Apalagi ditambah dengan varian baru virus corona dari Inggris yang sudah terdeteksi di Prancis, Jerman dan Italia, membuat Eropa mendapatkan tekanan yang lebih. Akhirnya EMA mempercepat peninjauan dari beberapa vaksin dan sudah mengesahkan vaksin BioNTech-Pfizer untuk digunakan secara massal.

Melansir dari laman Associated Press, Jens Spahn, Menteri Kesehatan Jerman mengatakan “Ada di sini, kabar baik saat Natal. Vaksin ini adalah kunci yang menentukan untuk mengakhiri pandemi ini (dan) itu merupakan kunci untuk mendapatkan hidup kita kembali” (27/12).

3. Kelompok orang-orang yang mendapatkan vaksin pertama kali

Eropa Bersatu dalam Program Vaksinasi Massal COVID-19Para dokter di Italia mendesak pemerintah untuk memperketat aturan agar lonjakan infeksi COVID-19 menurun. Ilustrasi (unsplash.com/SJ Obijo)

Kebahagiaan dikirimnya vaksin ke seluruh negara-negara anggota UE telah membuat banyak pejabat optimis bahwa masa depan yang lebih baik akan segera diraih. Menurut BBC, Menteri Luar Negeri Italia, Luigi di Maiao menjelaskan bahwa “Kami akan mendapatkan kebebasan kami kembali, kami akan bisa (saling) merangkul kembali” (27/12).

Sebagai salah satu negara Eropa awal yang terpukul wabah virus corona, Italia memiliki jumlah kasus dibawah Prancis. Di Italia, seorang perawat menjadi orang pertama yang mendapatkan suntikan vaksin. Perawat tersebut bekerja di rumah sakit Spallanzani Roma dan vaksinasi segera akan dilakukan kepada petugas medis lainnya.

Polandia juga akan memulai vaksinasi kepada para petugas medis garda depannya sebagai penerima vaksin paling awal. Jerman sudah melakukan suntikan sehari sebelumnya yang diprioritaskan untuk lansia di panti jompo. Diantara penerima suntikan awal ada yang berusia 101 tahun.

Tokoh politik yang menjadi penerima suntikan vaksin pertama sebagai bagian dari promosi keamanan vaksin adalah Presiden Slowakia, Zuzana Caputova dan Menteri Kesehatan Bulgaria, Kostadin Angelov. Melansir dari ABC News, EMA akan segera mempertimbangkan vaksin kedua untuk segera disahkan pada 6 Januari 2021. Vaksin tersebut adalah Moderna, dari Amerika Serikat, yang juga sudah disahkan di negara asalnya.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terbaru Vaksin COVID-19 di Dunia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya