Eropa Timur Tegang, Ukraina-Rusia Gelar Latihan Tempur

Ukraina khawatir Rusia akan melakukan invasi

Jakarta, IDN Times - Ukraina pada hari Rabu (24/11/21) menggelar latihan tempur di perbatasannya yang dekat Belarusia. Lebih dari 8.500 tentara tambahan dikirim ke perbatasan tersebut. Mereka menamai latihan sebagai "operasi khusus."

Ukraina khawatir akan terseret dalam krisis migran, di mana Belarusia dituduh oleh Uni Eropa (UE) menggunakan migran sebagai senjata untuk menciptakan krisis. Belarusia adalah sekutu utama Rusia dan Ukraina melihat negara yang dipimpin oleh Lukashenko itu bisa jadi wilayah pijakan Rusia untuk melakukan invasi.

Di sisi lain, Rusia sendiri juga menggelar latihan tempur di Laut Hitam, bagian selatan Ukraina. Mereka melakukan itu karena perlu mempertajam kesiapan tempur pasukan konvensional dan nuklirnya sebab aktivitas NATO yang meningkat di dekat perbatasannya.

1. Moskow menganggap AS dan NATO melakukan provokasi

Eropa Timur Tegang, Ukraina-Rusia Gelar Latihan TempurIlustrasi kendaraan tempur. (Unsplash.com/Kevin Schmid)

Ukraina adalah negara di Eropa timur bekas wilayah Uni Soviet. Ketika Uni Soviet pecah menjadi Rusia dan beberapa negara lain, Ukraina termasuk yang memerdekakan diri.

Ketegangan antara Ukraina dengan Rusia pernah mencapai puncak ketika negara pimpinan Vladimir Putin mencaplok Krimea pada tahun 2014 lalu. Rusia juga dituduh oleh Ukraina memberikan dukungan kepada kelompok separatis di bagian timur Ukraina.

Hingga kini, ketegangan antara kedua negara itu belum sirna. Jurstru selama beberapa bulan terakhir, ada kekhawatiran akan terjadinya perang besar.

Ukraina bukanlah anggota NATO, akan tetapi Amerika Serikat (AS) dan Sekutunya telah berkomitmen untuk mendukung negara tersebut jika mendapatkan invasi dari Rusia.

Dilansir dari Reuters, Moskow melihat cara NATO dan AS memberi dukungan ke Ukraina dengan cara yang dianggap provokatif. Dalam beberapa bulan terakhir, NATO mengirim kapal perang ke Laut Hitam dan AS mengirim kapal patroli ke Angkatan Laut Ukraina.

Sumber-sumber intelijen Barat sejauh ini melaporkan bahwa mereka tidak melihat langkah invasi Rusia ke Ukraina dalam waktu dekat. Namun Rusia telah meningkatkan personel militernya di perbatasan dalam jumlah banyak.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, secara terpisah juga mengatakan perlunya Rusia untuk mengembangkan angkatan bersenjatanya. Ini karena "kondisi militer dan politik yang rumit di dunia dan aktivitas yang berkembang dari negara-negara NATO di dekat perbatasan Rusia."

2. Ukraina memperkirakan Rusia memiliki hampir 100 ribu tentara di dekat perbatasannya

Baca Juga: Rusia Ingin India Produksi Lebih Banyak Alutsista Rusia

Dengan meningkatkan aktivitas militer Rusia di perbatasan, Ukraina juga meningkatkan kewaspadaannya. Menurut Ukraina, penumpukan pasukan Rusia dalam jumlah banyak di dekat perbatasannya, dilihat sebagai ancaman.

Risiko perang antara kedua negara tetangga itu dikhawatirkan akan meletus. Meskipun Rusia sendiri terus menyangkal niat agresif yang dituduhkan.

Menurut Al Jazeera, Ukraina telah menambahkan ribuan personel militer dalam latihan tempur terbaru yang digelar di perbatasan Ukraina-Belarusia. Langkah tersebut dilakukan sebagai salah satu kekhawatiran, jika Belarusia dijadikan pijakan oleh Rusia untuk melakukan invasi ke Ukraina.

Dalam perkiraan kepala intelijen militer Ukraina, Rusia memiliki lebih dari 92.000 personel militer yang terkonsentrasi di dekat perbatasan wilayahnya. Ada dugaan mereka mempersiapkan serangan pada akhir Januari atau awal Februari tahun depan.

Namun Moskow menolak klaim tersebut, dan mengatakan mereka tidak berniat mengancam siapapun.

3. Tekanan Rusia untuk Barat

Beberapa analisa muncul mengapa Rusia melakukan penumpukan pasukan militernya di dekat perbatasan Ukraina. Vladmir Isachenkov dari Associated Press menyebutkan, itu adalah upaya Moskow untuk memberi tekanan untuk kekuatan Barat.

Rusia selalu menolak tuduhan bahwa mereka merencanakan invasi ke Ukraina. Tuduhan seperti itu dianggap Moskow sebagai kampanye kotor Barat.

Selain itu, tuduhan bahwa Rusia merencanakan invasi, menurut Moskow adalah upaya untuk menyembunyikan niat Ukraina mengambil alih wilayah timur Donbass yang dikuasai kelompok separatis dengan kekuatan militer. Ukraina membantah tuduhan tersebut.

Namun Isachenkov melihat masalah tersebut lebih luas lagi. Menurutnya, penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina, adalah cara Moskow meningkatkan taruhan guna memberi tekanan kepada kekuatan Barat, untuk mengatakan dengan jelas berhenti mengirim pasukan NATO dan bantuan senjata ke Ukraina.

Sementara ini, kekuatan Barat menilai niat Rusia masih belum jelas. 

Baca Juga: Ukraina Kirim Personel Militer ke Perbatasan Polandia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya