Finlandia-Swedia Akan Segera Putuskan Gabung NATO atau Tidak

Situasi keamanan Eropa telah berubah akibat perang Ukraina 

Jakarta, IDN Times - Finlandia, salah satu negara Nordik yang kaya, mengatakan bahwa keputusan untuk bergabung dengan aliansi NATO akan terjadi dalam beberapa minggu, bukan beberapa bulan. Perdana Menteri Sanna Marin mengatakan tidak ada alasan untuk menunda keputusan.

Finlandia selama ini diketahui sebagai negara yang netral dan tidak mau bergabung NATO. Tapi negara itu telah melihat perubahan signifikan atas serangan Rusia ke Ukraina, yang telah dianggap mengancam keamanan Eropa. Karena invasi Rusia itulah, terjadi perdebatan di Finlandia.

Isu bergabungnya Finlandia dan Swedia dengan NATO semakin santer terdengar ketika Rusia menginvasi Ukraina. Rusia telah memperingatkan dua negara itu untuk tidak bergabung NATO karena tidak akan menciptakan stabilitas bagi Eropa.

Baca Juga: Rusia Galau, Swedia dan Finlandia Segera Gabung NATO

1. Tidak ada gunanya menunda keputusan

Finlandia-Swedia Akan Segera Putuskan Gabung NATO atau TidakMagdalena Andersson (Twitter.com/SwedishPM)

Sepertinya dalam waktu dekat ini, jumlah keanggotaan NATO akan bertambah dari 30 negara menjadi 32 negara. Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan negaranya akan memutuskan bergabung atau tidak dengan NATO dalam waktu beberapa minggu ke depan.

Dikutip dari BBC, PM Andersson mengatakan telah melakukan analisis yang serius seperti yang dilakukan Finlandia. Dia mengatakan tidak ada gunanya untuk menunda keputusan apakah akan bergabung dengan aliansi NATO atau tidak.

Secara militer, dua negara kaya di Nordik itu tidak berpihak. Namun invasi Rusia ke Ukraina, rupanya telah mendorong pergeseran dukungan publik agar bergabung dengan NATO. "Saya tidak akan memberikan jadwal apa pun ketika kami akan membuat keputusan, tetapi saya pikir itu akan terjadi cukup cepat," kata Marin.

Baca Juga: Merasa Eropa Tidak Lagi Aman, Swedia Naikkan Anggaran Militer

2. Situasi keamanan Eropa yang berubah

Finlandia adalah negara tetangga Rusia. Dua negara itu berbagi garis perbatasan sejauh 1.340 kilometer. Baru-baru ini ada laporan ke parlemen Finlandia bahwa jika negara itu bergabung NATO, dapat mengakibatkan peningkatan ketegangan di perbatasan dua negara.

Di Swedia, muncul isu bahwa PM Andersson akan mendaftarkan negaranya menjadi anggota NATO pada akhir bulan Juni tahun ini. Kabar itu masih belum terkonfirmasi.

PM Marin, dilansir Al Jazeera, mengatakan parlemennya akan memperdebatkan penilaian resmi tentang bagaimana invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan perubahan lingkungan keamanan. "Kami harus jujur ​​tentang konsekuensi dan risiko, baik jangka panjang maupun jangka pendek," katanya.

Menurut PM Andersson, langkah Moskow menyerang Kiev benar-benar menjadi momen yang menentukan bagi negaranya. Menurutnya ada lanskap keamanan yang benar-benar telah berubah. "Mengingat situasinya, kami harus benar-benar memikirkan apa yang terbaik untuk Swedia dan perdamaian kami dalam situasi baru ini," ucapnya.

Baca Juga: Takut Jadi Sasaran Rusia, 2 Negara Pecahan Soviet Mendaftar Uni Eropa

3. Pergeseran opini publik dua negara Nordik

Finlandia-Swedia Akan Segera Putuskan Gabung NATO atau TidakPerdana Menteri Finlandia Sanna Marin (Twitter.com/Sanna Marin)

Secara historis, Finlandia pernah terlibat perang berdarah dengan Soviet yang kini menjadi Rusia pada Perang Dunia Kedua. Tapi setelah perang tersebut, Finlandia memutuskan untuk tidak pernah berpihak dalam konflik militer.

Swedia sendiri telah terkenal netral secara militer dan enggan bergabung dengan aliansi keamanan. Negara itu tidak pernah terlibat perang dalam 200 tahun. Tapi karena invasi Rusia ke Ukraina, Swedia bahkan harus mengubah kebijakan yang berujung pada pengiriman bantuan persenjataan ke Kiev.

Dampak invasi Rusia ke Ukraina memang sangat luas, khususnya di negara-negara Eropa. Jerman yang dulu memiliki aturan ekspor senjata ketat dan tidak mau mengirim senjata mematikan ke daerah konflik, bahkan juga mengubah aturan tersebut. Jerman mengirim ribuan senjata anti-tank ke Ukraina.

Dalam tataran publik, telah terjadi pergeseran opini. Di Finlandia, dulu sebagian besar masyarakat menolak negaranya bergabung dengan NATO. Dikutip dari Reuters, baru-baru ini jajak pendapat digelar dan 68 persen responden mendukung bergabung, dengan hanya 12 persen menentang.

Ville Pohjonen, kepala eksekutif media di Helsinki mengatakan "ya, saya dulu menentang bergabung dengan NATO. Tapi, hari ini, saya pikir itu pilihan yang masuk akal."

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya