Rusia Galau, Swedia dan Finlandia Segera Gabung NATO

Kremlin: Langkah itu tidak akan membawa stabilitas ke Eropa

Jakarta, IDN Times - Dua negara netral di Baltik yaitu Swedia dan Finlandia, kabarnya telah bersiap masuk dalam aliansi Atlantik utara, NATO. Bahkan kemungkinan dalam waktu dekat ini, sekitar bulan Juni. Sekjen NATO Jens Stoltenberg juga sudah mengungkapkan akan menerima mereka dengan tangan terbuka.

Rusia memperingatkan kemungkinan bergabungnya dua negara Baltik yang kaya itu. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa langkah itu tidak akan membawa stabilitas ke Eropa.

Swedia dan Finlandia telah lama diisukan akan bergabung dengan NATO. Tapi politik dalam negeri tidak mengizinkan hal itu karena kubu Sosial Demokrat menentangnya. Namun kini semuanya berubah ketika Rusia menginvasi Ukraina. Keraguan mereka sepertinya pupus dan akan bergabung dengan NATO karena merasa keamanan Eropa terancam.

Baca Juga: Takut Jadi Sasaran Rusia, 2 Negara Pecahan Soviet Mendaftar Uni Eropa

1. NATO kemungkinan punya dua anggota baru

Rusia Galau, Swedia dan Finlandia Segera Gabung NATOilustrasi patung lambang NATO dan bendera anggota aliansi (Twitter.com/Jens Stoltenberg)

Menurut para pejabat Finlandia dan Swedia, dua negara itu kini sedang berusaha membulatkan tekad untuk bergabung dalam aliansi NATO. Jika itu terjadi, maka Rusia telah memicu kesalahan strategis karena menyerang Ukraina.

Banyak pejabat Finlandia dan Swedia yang telah lama menolak negaranya bergabung dengan aliansi. Kelompok haluan Sosial Demokrat dalam negeri adalah pihak yang paling getol menghalangi niat bergabungnya mereka dengan NATO.

Tapi invasi Rusia ke Ukraina telah jadi sebab utama yang memicu kekhawatiran. Dikutip dari Reuters, kabar bahwa keinginan Findlandia dan Swedia akan bergabung diketahui pada Senin (11/4/22). Para pejabat Amerika Serikat (AS) juga mengatakan bahwa keanggotaan dua negara Baltik itu telah jadi topik pembicaraan internal dalam beberapa sesi.

Pejabat Kementrian Luar Negeri Findlandia dan Swedia telah beberapa kali bertemu dengan pejabat Kementrian Luar Negeri AS. AS sebagai pemimpin NATO, telah mengungkapkan keinginan dua negara itu berada dalam keanggotaan aliansi. NATO saat ini memiliki 30 anggota dan akan menjadi 32 jika Finlandia dan Swedia bergabung.

2. Opini publik yang bergeser akibat perang Ukraina

Ketika Presiden Rusia Vladimir Putin hampir menyerang Ukraina, dia menuntut agar NATO menolak permintaan Kiev yang ingin menjadi anggota. Itu karena, Moskow beranggapan Ukraina bisa menjadi tempat sebaran senjata mematikan yang mengancam langsung keamanan Moskow.

NATO telah dituding sebagai biang kerok, karena ekspansi keanggotaannya ke Eropa Timur telah mengancam keamanan Rusia.

Tapi ketika pada akhirnya Rusia menyerang Ukraina, negara-negara Eropa non-NATO menyadari bahwa ada ancaman keamanan di benua tersebut. Selama invasi Rusia ke Ukraina, Kiev telah mengajukan diri siap menjadi negara yang netral dan tidak bergabung dengan aliansi mana pun.

Namun invasi itu, rupanya telah memicu dua negara kaya di Baltik, Finlandia dan Swedia, untuk bergabung dengan NATO. Dikutip dari CNN, pejabat senior Departemen Luar Negeri AS pekan lalu mengatakan ada opini publik di Finlandia dan Swedia yang telah bergeser.

"Jika Anda melihat opini publik di Finlandia dan Swedia, dan bagaimana pandangan mereka telah berubah secara dramatis selama enam minggu terakhir, saya pikir itu adalah contoh lain bagaimana ini telah menjadi kegagalan strategis (Rusia)," katanya.

Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan telah berdiskusi dengan parlemennya. Diskusi itu tentang kemungkinan Finlandia bergabung dengan NATO karena melihat situasi ancaman Eropa semakin parah.

Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson juga telah melakukan analisis kebijakan keamanan. Pemerintahannya dapat mengumumkan posisinya apakah akan bergabung dengan NATO, termasuk faktor dari Finlandia.

Baca Juga: Ukraina Kembali Minta Bantuan Senjata ke Aliansi NATO

3. Rusia peringatkan Finlandia dan Swedia yang ingin gabung NATO

Rusia Galau, Swedia dan Finlandia Segera Gabung NATOilustrasi jet tempur buatan Swedia (Pixabay.com/tommyolsson)

Selama beberapa dekade, Finlandia dan Swedia menjadi negara yang netral. Opini publik di negara itu tidak membiarkan keinginan dari beberapa pihak yang ingin bergabung dengan aliansi NATO terwujud.

Tapi invasi Rusia ke Ukraina yang telah berjalan selama lebih dari enam minggu, rupanya mempengaruhi hal itu. Rusia di sisi lain, memperingatkan Finlandia dan Swedia tentang keinginan mereka bergabung dengan aliansi Atlantik utara.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bergabungnya Helsinki dan Stockholm ke dalam NATO, adalah langkah yang tidak akan membawa stabilitas ke Eropa, kutip BBC. Sebaliknya, "aliansi tetap menjadi alat yang (bakal) diarahkan untuk konfrontasi."

Pekan lalu Peskov juga menjelaskan Rusia harus menyeimbangkan kembali situasi dengan tindakannya sendiri jika Finlandia dan Swedia bergabung NATO. Pada bulan Februari lalu, Maria Zakharova, juru bicara Kementrian Luar Negeri Rusia, memperingatkan akan ada konsekuensi militer dan politik jika dua negara itu bergabung.

Penguasa Swedia yakni partai Sosial Demokrat, secara tradisional menentang keanggotaan negara ke dalam NATO. Tapi sekretaris partai Tobias Baudin mengatakan "ketika Rusia menginvasi Ukraina, posisi keamanan Swedia berubah secara fundamental."

Terlepas dari persoalan keanggotaan NATO, Finlandia dan Swedia telah meningkatkan anggaran militernya, menanggapi ancaman keamanan Eropa akibat invasi Rusia ke Ukraina. Helsinki akan mengalokasikan 14 juta euro (Rp218,9 miliar) untuk membeli drone militer. Bulan lalu, Finlandia juga merencanakan peningkatan anggaran militer mencapai 317 juta dolar (Rp4,5 triliun untuk 2022).

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya