Hayabusa2 Siap Kirim Sampel Asteroid Berusia 4,6 Miliar Tahun ke Bumi 

Ikhtiar mencari petunjuk asal muasal kehidupan 

Tokyo, IDN Times – Perkembangan kecanggihan teknologi luar angkasa terus melaju. Negara-negara modern dan maju terus berlomba untuk mencari tahu misteri alam semesta, melakukan penelitian untuk masa depan umat manusia. Jepang dengan wahana antarika tak berawak yang bernama Hayabusa2, ikut meramaikan misi berbiaya mahal dalam eksplorasi luar angkasa tersebut.

Badan antariksa nasional Jepang atau JAXA, meluncurkan misi Hayabusa2 pada tahun 2014 lalu. Misi Hayabusa2 adalah untuk mengambil sampel material dari sebuah asteroid yang berusia miliaran tahun yang bernama Ryugu. Enam tahun terbang, Hayabusa2 telah mampu mendarat dan mengambil sampel material dan kini siap mengirim balik.

Saat ini, Hayabusa2 mendekati orbit bumi dan telah siap mengirim material debu asteroid yang berhasil ia kumpulkan. Rencananya, pada 6 Desember 2020, sampel material itu akan dijatuhkan, menembus atmosfer dan sampai ke permukaan bumi. Selanjutnya, ilmuwa Jepang akan mengambil dan melakukan penelitian atas sampel asteroid tersebut.

1. Hayabusa2 menempuh jarak 3,2 miliar kilometer

Hayabusa2 Siap Kirim Sampel Asteroid Berusia 4,6 Miliar Tahun ke Bumi Permukaan asteroid Ryugu yang jadi objek riset Hayabusa2. (instagram.com/iflscience)

Hayabusa2 adalah misi lanjutan dari Hayabusa pertama yang diluncurkan pada tahun 2010. Hayabusa2 meluncur ke luar angkasa pada tahun 2014 dan melakukan perjalanan panjang menuju asteroid Ryugu pada 27 Juni 2018. Dalam setahun, Hayabusa2 melakukan tugas mengorbit di asteroid Ryugu lalu mengambil sampel material.

Melansir dari laman Japan Times, Hayabusa2 melakukan perjalanan sejauh 3,2 miliar kilometer untuk mencapai posisi diam dalam orbit asteroid Ryugu, lalu melakukan tugas dengan bergerak mengorbit selama setahun (15/7). Rabu, 10 Juli 2019, Hayabusa2 berhasil melakukan pendaratan kedua di permukaan asteorid. Pendaratan kedua ini bertujuan untuk mengambil sampel.

Pendaratan pertama di asteroid Ryugu dilakukan pada bulan Februari 2019. Dalam pendaratan pertama, Hayabusa2 menembakkan pelet logam seberat 5 gram ke permukaan asteroid dengan kecepatan tembakan 1.050 kilometer per jam hingga tembakan tersebut dapat menciptakan sebuah kawah. Pendaratan kedua bertugas untuk mengambil sampel dari kawah yang diciptakan.

2. Sampel asteroid akan dijatuhkan di Woomera, Australia Selatan

Hayabusa2 Siap Kirim Sampel Asteroid Berusia 4,6 Miliar Tahun ke Bumi Hayabusa2, wahana antariksa milik Jepang, JAXA (wikimedia.org/DLR German Aerospace Center)

Sampel yang berhasil dikumpulkan oleh Hayabusa2 kemudian dimasukkan dalam sebuah kapsul oleh robot yang berada di wahana ruang angkasa tersebut. Hayabusa2 kemudian kembali ke orbit bumi membawa kapsul dan rencananya akan menjatuhkan kapsul tersebut di Woomera, Australia Selatan. Dalam pengiriman kapsul menembus atmosfer, akan tercipta semacam bola api karena gesekan yang terjadi.

Kapsul akan dikirimkan dari ketinggian 220.000 kilometer dari permukaan bumi. Sekitar 10 kilometer dari permukaan, sebuah parasut akan terbuka. Jika semuaya berjalan sesuai rencana, kapsul akan memancarkan sinyal petunjuk keberadaannya ketika sudah mencapai permukaan.

Melansir dari The Guardian, bulan lalu pakar JAXA sudah sampai di Woomera untuk memasang antena parabola. Antena tersebut berfungsi menangkap sinyal yang akan dipancarkan oleh kapsul (4/12). Badan antariksa Australia dan Departemen Pertahanan Australia telah bersiaga, membantu pencarian pendaratan kapsul yang dikirim oleh Hayabusa2.

Baca Juga: Hari Asteroid Sedunia, Seperti Apa Bahaya Asteroid bagi Bumi Kita? 

3. Bahan organik asal muasal kehidupan

Hayabusa2 Siap Kirim Sampel Asteroid Berusia 4,6 Miliar Tahun ke Bumi Sampel asteroid Ryugu akan diteliti untuk mencari tahu asal usul kehidupan bumi dan manusia. (instagram.com/cnes_france)

Para ilmuwan telah lama melakukan penelitian bahan organik pembentuk bumi. Salah satu hal yang dinantikan dari sampel kiriman Hayabusa2 adalah bahan organik dari asteroid Ryugu. Itu karena Ryugu dicurigai memiliki struktur pembentuk yang kaya akan molekul organik dan air dalam jumlah yang besar. Penelitian sampel diharapkan akan ada titik terang asal-usul kehidupan dan terbentuknya bumi.

Melansir dari laman The Conversation, sampel dari Ryugu mungkin dapat mengungkapkan antara asal-usul kehidupan dan benda berbatu seperti Ryugu (4/12). Campuran dalam sampel material akan diteliti untuk mencari tahu apakah struktur molekul pembentuknya sama atau hampir mendekati struktur molekul pembentuk bumi.

Makoto Yoshikawa, manajer misi proyek Hayabusa2 mengatakan “bahan organik adalah asal muasal kehidupan di Bumi, tapi kami masih belum tahu dari mana asal-usulnya” katanya. “Kami berharap dapat menemukan petunjuk tentang asal-usul kehidupan di bumi dengan menganalisis detail bahan organik yang dibawa kembali oleh Hayabusa2”, jelasnya menambahkan.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Tabrakan Asteroid ke Bumi, Cukup Mengerikan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya