Ilmuwan Iran Dibunuh dengan Senjata yang Dikendalikan dari Jarak Jauh 

Koran lokal menyarankan agar Iran serang Haifa 

Teheran, IDN Times – Pada hari Jum’at, 27 November 2020, ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh dibunuh di wilayah timur ibukota Teheran, Iran. Pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka Iran tersebut menimbulkan keterkejutan dan kemarahan Iran pada Israel dan Amerika Serikat yang dituding sebagai aktor dibalik serangan.

Mohsen Fakhrizadeh dikenal sebagai Bapak Nuklir Iran. Fakhrizadeh adalah ilmuwan nuklir Iran generasi pertama yang telah banyak mendidik ilmuwan-ilmuwan nuklir Iran yang lebih muda. Fakhrizadeh yang meninggal di tengah jalan karena serangan senjata dan bom itu semakin meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.

Dalam penyelidikan tingkat lanjut, serangan terhadap Fakhrizadeh dilakukan dengan senjata senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh. Senapan mesin otomatis yang dikendalikan dari jarak jauh itu juga menyebabkan pengawal Mohsen Fakhrizadeh tewas bersama sang ilmuwan nuklir.

1. Serangan terjadi selama tiga menit

Ilmuwan Iran Dibunuh dengan Senjata yang Dikendalikan dari Jarak Jauh Fakhrizadeh, ilmuwan nuklir Iran korban pembunuhan teroris. (Wikimedia.org/kamenie.ir)

Pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh di jalan raya dekat ibukota Teheran itu, dilakukan ketika Fakhrizadeh sedang melakukan perjalanan menuju Absard. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memberikan instruksi untuk balas dendam atas aksi pembunuhan tersebut.

Melansir dari laman berita The Guardian, pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh tidak dilakukan oleh orang yang bersenjata di darat. Laman berita tersebut mengutip laporan dari kantor berita lokal, Fars, serangan dilakukan dengan senapan mesin otomatis yang dikendalikan dari jarak jauh (29/11).

Tembakan dari senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh, dipasang pada sebuah mobil Nissan untuk menyerang kendaraan Fakhrizadeh. Penyelidikan yang dilaporkan oleh kantor berita lokal yang tidak resmi itu menjelaskan bahwa mobil anti peluru yang membawa Fakhrizadeh dikawal tiga kendaraan personel keamanan.

Ketika Fakhrizadeh mendengar ada suara tembakan mengenai mobil, dia keluar dari mobil untuk melihat situasi. Namun, naas ketika dia keluar senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh itu melepaskan tembakan. Melansir dari laman berita CNN, mobil yang membawa senapan mesin itu berada sekitar 150 meter dari tempat Fakhrizadeh berdiri. Serangan itu dilaporkan berlangsung selama tiga menit.

2. Perbedaan hasil penyelidikan tentang proses pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh

Ilmuwan Iran Dibunuh dengan Senjata yang Dikendalikan dari Jarak Jauh Gambar Mohsen Fakhrizadeh dalam prosesi penghormatan pemakamannya. (twitter.com/Abida Norani)

Mohsen Fakhrizadeh dituduh oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai salah satu arsitek program nuklir Iran yang telah dilakukan sejak tahun 2000an. Fakhrizadeh juga menjadi subjek sanksi pemerintah Amerika Serikat. Iran telah membantah tuduhan tersebut dan pemerintah Negeri Para Mullah itu mengklaim bahwa program nuklirnya hanya fokus pada energi serta non-militer.

Dalam penyelidikan proses pembunuhan Fakhrizadeh yang dilakukan setelah insiden pada Jum’at itu, ada beberapa perbedaan hasil. IRIB, televisi pemerintah Iran mengatakan bahwa serangan itu terjadi dimulai dengan sebuah ledakan bom terlebih dahulu, baru kemudian tembakan menyusul. 

Kantor berita ISNA mengutip Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jendral Amir Hatami, yang mengatakan “laporan yang diterima dari anggota keamanan, kendaraan Fakhrizadeh awalnya menjadi sasaran tembak, setelah itu sebuah kendaraan Nissan yang penuh bahan peledak diledakkan dekat Fakhrizadeh. Serangan itu berlanjut dengan tembakan yang diarahkan ke mobil Fakhrizadeh” jelasnya seperti dikutip dari laman CNN (30/11).

Peti mati berbungkus bendera nasional Iran yang membawa jenazah Mohsen Fakhrizadeh akan dibawa ke tempat suci Imam Reza, lalu dibawa ke tempat suci Fatima Musumeh di Qom dan berlanjut ke tempat suci yang dinamakan Imam Khomeini di ibukota Teheran. Sebelumnya, jenazah akan didoakan dan diberikan penghormatan terakhir.

Baca Juga: Presiden Iran: AS Tidak Bisa Bernegosiasi dan Berperang Melawan Iran

3. Opini di koran lokal Iran menyarankan agar menyerang Haifa

Ilmuwan Iran Dibunuh dengan Senjata yang Dikendalikan dari Jarak Jauh Peti mati Mohsen Fakhrizadeh dibungkus dengan bendera nasional Iran dan kemudian dibungkus lagi dengan plastik. (twitter.com/Abida Norani)

Pada tahun 2008, menurut laman Deutsche Welle, Mohsen Fakhrizadeh pernah mendapatkan serangan yang merupakan upaya pembunuhan atas dirinya (28/11). Namun serangan itu tidak berhasil sebab lelaki sepuh yang sudah berusia 63 tahun tersebut dapat melompat terlebih dahulu sebelum sebuah sepeda motor yang dipasangi peledak mengarah ke mobilnya.

Serangan kepada Fakhrizadeh kembali dilakukan dan berhasil membunuh sang ilmuwan nuklir pada Jum’at lalu. Pembunuhan terhadap Mohsen Fakhrizadeh dianggap untuk mengganggu stabilitas diplomasi antara Iran dengan AS. Presiden terpilih AS, Joe Biden mengatakan bersedia bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir bersama Iran ketika kesepakatan itu ditinggalkan begitu saja oleh Donald Trump.

Ben Rhodes yang pernah menjabat sebagai penasehat keamanan Barrack Obama tidak menyarankan siapa yang harus disalahkan dalam pembunuhan Fakhrizadeh, namun operasi tersebut dianggap “tindakan keterlaluan yang bertujuan untuk merusak diplomasi antara pemerintahan AS dan Iran di masa mendatang” katanya seperti dikutip dari The Guardian (29/11).

Salah satu koran lokal Iran, yang berhaluan garis keras memuat sepotong opini yang di dalamnya terdapat saran agar pemerintah Iran menyerang Haifa. Melansir dari Associated Press, koran bernama Kayhan tersebut lebih lanjut memberi saran bahwa setiap serangan dilakukan dengan cara menghancurkan fasilitas dan juga menyebabkan banyak korban jiwa (29/11).

Penulis artikel opini yang bernama Sadollah Zarei menyampaikan analisis bahwa serangan ke Haifa dan membunuh sebagian besar orang “pasti akan mengarah pada pencegahan, karena Amerika Serikat dan rezim Israel serta agennya sama sekali tidak siap untuk ambil bagian dalam perang dan konfrontasi militer”, tulisnya.

Baca Juga: Mengenal Sosok Fakhrizadeh, Ilmuwan Nuklir Iran yang Terbunuh

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya