India: Gagal Kremasi, Puluhan Mayat Dibuang di Sungai Gangga

Kematian di India mungkin lebih tinggi dari yang dilaporkan 

New Delhi, IDN Times - Tsunami infeksi virus corona yang menghantam India masih sangat mencekam dan mengkhawatirkan. Sektiar 4.000 orang meninggal setiap harinya karena infeksi virus corona. Sistem layanan kesehatan di negara itu telah mencapai batasnya.

Pasokan oksigen untuk membantu pasien telah mencapai titik kritis. Puluhan negara kini telah berbondong-bondong untuk mengirim bantuannya ke India, termasuk Indonesia. Namun di perdesaan, dengan fasilitas layanan kesehatan yang lebih sederhana, kematian karena terinfeksi virus corona bisa datang kapan saja.

Upaya untuk melakukan kremasi jenazah yang terus bertambah setiap harinya mulai kewalahan. Kayu untuk membakar jenazah tersebut mulai sulit didapatnya sehingga banyak dari jenazah tidak terbakar sempurna diduga dihanyutkan di sungai Gangga.

1. Puluhan mayat mengambang di sungai Gangga

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO pada hari Senin (10/5) mengatakan bahwa varian India telah menjadi perhatian global. Menurut WHO, varian tersebut sangat mudah menular.

Hingga hari Selasa (11/5) dalam tujuh hari terakhir, infeksi rata-rata virus corona di India mencapai rekor 390.995, dengan 3.876 kematian, menurut kementerian kesehatan setempat.

Karena itu banyak orang yang meninggal karena virus corona dan layanan kremasi mulai kewalahan. Melansir dari kantor berita Reuters, beberapa keluarga diduga tidak mampu lagi memiliki biaya untuk melakukan kremasi dan membenamkan begitu saja jenazah korban COVID-19 di sungai Gangga yang dianggap suci.

Seorang penduduk setempat yang bernama Akhand Pratap, menjelaskan bahwa “orang-orang yang membenamkan jenazah di sungai suci Gangga, bukan dikremasi karena memang kekurangan kayu untuk melakukan kremasi." Pejabat yang berwenang mengakui telah menemukan puluhan jenazah tersebut yang belum diketahui berasal dari negara bagian mana.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus COVID-19 Dunia Bertambah 700 Ribu, India Tertinggi

2. Penyelidikan tentang asal-usul jenazah sedang dilakukan

India: Gagal Kremasi, Puluhan Mayat Dibuang di Sungai GanggaKremasi jenazah di India. (Twitter.com/TRT World Now)

Beberapa laporan yang muncul dan dikabarkan oleh media, sampai saat ini belum bisa memberikan kesimpulan berapa jumlah sebenarnya dari jenazah yang terdampar dan mengambang di sungai Gangga.

Dalam penelusuran BBC, lebih dari 50 jenazah telah ditemukan di Gahmar, negara bagian Uttar Pradesh dan sedikitnya 40 jenazah telah ditarik keluar untuk dikuburkan atau dikremasi dengan biaya pemerintah. Penduduk sekitar mulai terganggu dengan bau jenazah yang menyengat.

Pada hari Senin (10/5), pejabat berwenang mengatakan setidaknya 40 jenazah telah terdampar di tepi sungai di Buxar, di perbatasan antara negara bagian Bihar dan Uttar Pradesh. Beberapa laporan bahkan mengatakan ada 100 jenazah yang ditemukan dan mungkin telah bertahan di sana dalam beberapa hari.

MP Singh, seorang Hakim Distrik Ghazipur menjelaskan bahwa upaya penyelidikan sedang dilakukan. "Kami mendapatkan informasi, petugas kami hadir di tempat dan penyelidikan sedang dilakukan. Kami berusaha mencari tahu dari mana asalnya," katanya.

Menurut India Today, penduduk di Chausa, negara bagian Bihar mengatakan bahwa setiap hari tubuh pasien COVID-19, entah setengah terbakar atau dibungkus plastik, dibuang ke sungai karena ada kekurangan kayu bakar.

Mereka juga sudah biasa melihat burung bangkai dan anjing liar yang memakan tubuh yang setengah terbakar dan membengkak. Meski begitu, pejabat setempat membantah adanya kondisi tersebut.

3. Jumlah kematian karena COVID-19 mungkin lebih tinggi dari yang dilaporkan

India: Gagal Kremasi, Puluhan Mayat Dibuang di Sungai GanggaKremasi jenazah COVID-19 di India. (Twitter.com/Charles Daryl Tayabas)

Kasus infeksi virus corona di India yang saat ini mengerikan, mulai melonjak setelah diizinkannya pertemuan agama dan demonstrasi politik seperti kampanye oleh pemerintah.

Negara yang disebut memiliki fasilitas farmasi sebagai pembuat vaksin COVID-19 terbesar di dunia, saat ini mulai kekurangan vaksin. Itu menjadi semacam ironi tersendiri.

Di Maharastra, negara bagian yang paling terpukul selain New Delhi, mereka telah siap untuk membeli vaksin namun barangnya tidak ada. Menteri Kesehatan negara bagian yang bernama Rajesh Tope mengatakan "kami siap untuk membeli dosis vaksin, tetapi mereka tidak tersedia sekarang."

Melansir dari laman Deutsche Welle, dengan saat ini ada kasus penemuan jenazah di beberapa bagian sungai Gangga, para pengamat memperkirakan jumlah kematian sesungguhnya lebih banyak karena itu berarti ada kematian yang tidak dilaporkan.

Kesimpulan itu juga dilandasi alasan, bahwa infeksi yang telah parah menyebar ke perdesaan, hanya sedikit yang memiliki layanan kesehatan yang layak. Selain itu, layanan kesehatan perdesaan memiliki sistem pencatatan yang lebih buruk.

Dengan mengganasnya infeksi virus corona di India, negara itu kini telah menjadi episentrum global. Lebih dari 22 juta orang telah terinfeksi dan sekitar seperempat juta orang tewas karena virus.

Baca Juga: Indonesia Bantu 1.600 Tabung Oksigen untuk Penanganan COVID-19 India

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya