India Umumkan Imbauan soal Flu Tomat, Tidak Hanya Serang Anak-anak

Flu tomat telah tersebar di empat negara bagian di India

Jakarta, IDN Times - Pemerintah India sedang disibukkan oleh penyakit baru dari virus yang disebut flu tomat atau demam tomat. Pemerintah federal India telah mengeluarkan imbauan ke seluruh negara bagian.

Sejak akhir Juli, hampir seratus anak-anak balita di India mengalami inveksi flu tomat. Sebagian besar penderita dilaporkan di negara bagian India selatan. Flu tomat dimasukkan dalam varian Penyakit Tangan dan Mulut (HFMD). Namun para ilmuwan masih belum menemukan sifat pasti dari virus itu.

Baca Juga: Baru Lagi, Flu Tomat Muncul di India

1. Empat wilayah India telah mendeteksi flu tomat

India Umumkan Imbauan soal Flu Tomat, Tidak Hanya Serang Anak-anakilustrasi (Pexels.com/Parij Photography)

Dalam imbauan yang diberikan pemerintah pusat pada Selasa (23/8/2022), virus itu terutama menyerang anak-anak tapi juga dapat terjadi para orang dewasa.

"Penyakit (flu tomat), yang tampaknya merupakan varian dari Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut (HFMD), terjadi terutama pada anak-anak di bawah usia 10 tahun, tetapi juga dapat terjadi pada orang dewasa," kata pemerintah pusat dalam sebuah pernyataan.

Awalnya, flu tomat diketahui muncul di negara bagian Kerala. Namun menurut Hindustan Times, penyakit tersebut telah menyebar ke tiga negara bagian lain yakni Tamil Nadu, Haryana dan Odisha di bagian timur. Pertama kali flu tomat diketahui muncul di distrik Kollam, Kerala, pada 6 Mei 2022. Virus itu kemudian menyebar ke daerah lain di negara bagian tersebut.

Baca Juga: Flu Tomat: Penyebab, Gejala, Persebaran, dan Pencegahan

2. Gejala penderita flu tomat

Dalam kasus tersebarnya penyakit flu tomat di India, para pejabat setempat telah melakukan identifikasi gejala akibat penyakit tersebut. Secara umum, gejalanya mirip dengan inveksi virus lainnya.

Melansir Independent, gejala penderita flu tomat adalah demam ringan, nafsu makan memburuk, kelelahan, sering sakit tenggorokan yang diikuti demam, luka di mulut dan ruam di kulit.

Penderita juga akan merasa mual, muntah, diare, dehidrasi, pembengkakan sendi, nyeri tubuh dan gejala seperti influenza. Luka penderita flu tomat biasanya ditemukan di lidah, gusi, bagian dalam pipi, telapak tangan dan telapak kaki.

Gejala tersebut berbeda dengan infeksi virus lain seperti COVID-19, cacar monyet, demam berdarah atau chikungunya.

Baca Juga: Cegah Wabah PMK, Pemerintah Sudah Vaksin 402.696 Ekor Sapi 

3. Mengapa dinamai flu tomat?

Salah satu hal yang dikhawatirkan dari penyakit flu tomat adalah kemampuan penyebarannya yang cepat. Ini dapat menyebabkan konsekuensi serius dengan menyebar pada orang dewasa yang memiliki gangguan kekebalan tubuh.

Mengapa penyakit baru tersebut dinamakan flu tomat, profesor Vasso Apostolopoulos dari Universitas Victoria memberikan penjelasannya.

"Ini tidak ada hubungannya dengan tomat atau makan tomat," kata Apostolopoulos dikutip dari ABC Net.

Namun penyakit tersebut menyebabkan lepuh merah dan nyeri di sekujur tubuh. Ada juga lepuhan luka tersebut yang tumbuh sebesar tomat dan berwarna merah.

Sejauh ini belum ada antivirus atau vaksin yang tersedia untuk pengobatan dan pencegahan flu tomat. Hal yang direkomendasikan adalah isolasi selama lima hari dan tujuh hari sejak timbulnya gejala demi mencegah penyebaran ke anak-anak atau orang dewasa lain.

Pencegahan terbaik adalah memelihara kebersihan dan sanitasi yang layak. Mencegah anak-anak berbagi mainan, pakaian, makanan atau barang lain dengan mereka yang terinfeksi.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya