Inggris akan Larang 'Operasi Selaput Dara'

Operasi selaput dara disebut 'praktik mengerikan'

London, IDN Times - Operasi selaput dara dipercaya dapat mengembalikan keperawanan seorang perempuan. Operasi tersebut adalah rangkaian prosedur bedah plastik untuk memperbaiki selaput dara yang sudah robek. Dalam istilah medis, itu biasanya disebut hymenorrhaphy atau hymenoplasty.

Inggris akan melarang praktik operasi selaput dara karena dalam penelusuran media, telah ditemukan 22 klinik swasta di seluruh negeri yang menawarkan layanan tersebut. Richard Holden, anggota parlemen Konservatif North West Durham memperkenalkan klausul pada RUU Kesehatan dan Perawatan, yang akan melarang tes keperawanan dan operasi selaput dara.

Dokter atau bidan praktisi dapat dihukum penjara jika melakukan dua prosedur itu. Tes keperawanan adalah budaya "abad pertengahan" yang dianggap menghina martabat perempuan, sedangkan operasi selaput dara disebut mengganggu, tidak logis dan tidak ilmiah.

1. Operasi selaput dara adalah 'praktik mengerikan'

Tahun lalu, sebuah investigasi dilakukan di Inggris dan ditemukan ada sebanyak 22 klinik swasta di negara itu yang melayani prosedur operasi selaput dara. Menurut BBC, operasi itu berbiaya sekitar 3.000 poundsterling atau setara Rp59,9 juta. Operasi dilakukan selama satu jam.

Seruan untuk melarang operasi selaput dara kemudian terdengar santer di Inggris dan menyebut bahwa prosedur medis itu melecehkan dan menghina tubuh perempuan.

Meski begitu, larangan terhadap praktek itu harus dipikirkan secara hati-hati sebab bisa jadi akan terus berjalan 'di bawah tanah' ketika larangan telah diterapkan.

Melansir laman BBC, Matt Hancock yang saat itu menjabat Menteri Kesehatan Inggris mengatakan akan menyelidiki cara untuk mengakhiri "praktik mengerikan" ini. Akan tetapi saat itu Departemen Kesehatan Inggris belum mau memberikan komentar mengenai kemungkinan larangan tersebut ditegakkan. 

Tahun ini, usulan untuk melarang operasi selaput dara, yang biasanya satu paket dengan tes keperawanan, telah dilakukan oleh anggota parlemen Inggris. Dokter dan bidan yang melayani prosedur "tidak ilmiah" itu dapat menghadapi ancaman penjara jika melakukannya.

2. Upaya untuk mengontrol tubuh perempuan dalam budaya patriarki

Baca Juga: Karena Tes Keperawanan, Serial TV Prancis Dikecam Pemerintah

Tes keperawanan rupanya masih umum dilakukan dan masih dipraktikkan di setidaknya 20 negara di dunia. Tes keperawanan ini dilakukan untuk menguji 'kesucian' perempuan yang ingin dinikahkan dengan lelaki, yang biasanya telah dipilihkan oleh keluarga.

Dalam tes keperawanan, anak perempuan biasanya dipaksa untuk melakukan hal itu. Dampak buruk dari tes ini adalah trauma berkepanjangan, depresi, dan kecemasan.

Jika dalam tes keperawanan seorang perempuan gagal atau dianggap tidak perawan, maka itu bisa berakibat fatal. Perempuan tersebut bisa dikucilkan, dianiaya atau bahkan dibunuh oleh keluarganya karena dianggap 'tidak suci' dan menghancurkan "kehormatan keluarga."

Faktanya, robeknya lapisan selaput dara tidak selalu berhubungan dengan penetrasi antar kelamin lelaki dan perempuan dan tes keperawanan tidak serta-merta bisa membuktikan itu secara ilmiah. Banyak kasus selaput dara robek karena berbagai kegiatan dan tes keperawanan tidak pernah bisa menentukan 'kesucian' seorang perempuan.

Aktivitas ini telah dikecam oleh PBB dan WHO. Menurut laman resmi WHO, istilah “keperawanan” bukanlah istilah medis atau ilmiah. Sebaliknya, konsep “keperawanan” adalah konstruksi sosial, budaya dan agama–yang mencerminkan diskriminasi gender terhadap perempuan dan anak perempuan.

Melansir Cosmopolitan, Neelam Heera, tes keperawanan “ini barbar. Ketika kita berbicara tentang keperawanan, hanya wanita yang disebutkan. Mengapa? Bagaimana dengan pria? Ini adalah cara untuk mengontrol tubuh dan seksualitas wanita.”

Neelam Heera adalah seorang aktivis dan pendiri Cysters, sebuah ruang bagi perempuan Kulit Hitam, Asia, dan Etnis Minoritas untuk belajar tentang seks dan seksualitas.

Tes keperawanan yang tidak masuk akal inilah yang memicu adanya operasi selaput dara, untuk mengembalikan keperawanan agar tidak mendapatkan sanksi sosial yang sudah dikonstruksi oleh budaya patriarki.

Prosedur operasi selaput dara, juga disebut sama tidak masuk akalnya, dan sama tidak ilmiahnya dengan tes keperawanan yang dilakukan. Banyak kasus tes keperawanan telah berdampak buruk bagi perempuan dan praktik itu juga masih dijalankan di Inggris.

Richard Holden, anggota parlemen Konservatif untuk North West Durham mengatakan kepada The Independent bahwa tes keperawanan dan prosedur oparasi selaput dara adalah "prosedur abad pertengahan" yang (akan) ditetapkan untuk dilarang dan bahwa tindakan tersebut telah mendapat dukungan dari anggota parlemen lintas partai.

3. Praktik menjijikkan dan kasar

Sebuah kisah pendek yang dimuat oleh BBC menggambarkan bagaimana sosok seorang perempuan berama Aisha (bukan nama sebenarnya) dipukuli dan ditendang oleh ayah dan saudara lelakinya, karena tidak lulus dalam tes keperawanan.

Aisha akhirnya kabur dari rumah setelah ia menolak untuk menjalani tes selaput dara, yang menurut keluarganya hal itu adalah cara untuk mengembalikan "kehormatan keluarga."

Aneeta Prem, seorang penulis Inggris dan pendiri badan amal Freedom menulis surat kepada Menteri Dalam Negeri Priti Patel dan Menteri Kesehatan Inggris saat ini yakni Sajid Javid tentang pelarangan "praktik yang menjijikkan dan kasar" ini.

Dia mengatakan ada peningkatakan permintaan bantuan dan perempuan berlatar belakang Asia Selatan yang dipaksa untuk ikut tes keperawanan sebelum perjodohan dilakukan.
 
"Kami menemukan bahwa keluarga mempelai pria tidak hanya meminta foto calon mempelai wanita, tingkat pendidikannya, tetapi juga sertifikat untuk mengatakan bahwa dia masih perawan," kata Aneeta Prem.

Richard Holden, anggota parlemen Konservatif North West Durham Inggris akhirnya kini mengusulkan praktik yang menjijikkan, kasar, tidak logis dan tidak ilmiah tersebut dalam udang-undang Inggris untuk dilarang dan dokter atau bidan yang melakukan praktik itu akan dipenjara.

Baca Juga: Pengadilan Pakistan Tolak Adanya Tes Keperawanan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya