Karena Tes Keperawanan, Serial TV Prancis Dikecam Pemerintah

Sebelumnya, Prancis berencana memberlakukan hukuman penjara

Paris, IDN Times - Sebuah serial TV di Prancis mendapatkan kecaman keras dari pemerintah Prancis setelah menayangkan adegan yang menunjukkan tes keperawanan, sesuatu hal yang dilarang keras di Prancis. Sebelumnya, Prancis sempat memiliki rencana untuk memberlakukan hukuman pidana untuk melakukan tes keperawanan bagi para dokter. Bagaimana awal ceritanya?

1. Menteri Kewarganegaraan Prancis langsung menulis surat untuk stasiun TV yang bersangkutan

Karena Tes Keperawanan, Serial TV Prancis Dikecam PemerintahMenteri Kewarganegaraan Prancis, Marlene Schiappa. (Instagram.com/marleneschiappa)

Dilansir dari BBC, Menteri Kewarganegaraan Prancis, Marlene Schiappa, telah menulis surat kepada pengawas siaran televisi di Prancis, CSA, dengan mengatakan bahwa dia merasa geram dengan penanganan ritual Incredible Gypsi Weddings, yang melihat pengantin wanita diperiksa oleh kerabat wanita tepat sebelum pernikahan berlangsung. Dia mengatakan urutan tersebut sangat menjijikkan karena Majelis Nasional Prancis baru saja memilih memberlakukan undang-undang yang melarang adanya tes keperawanan dan menjamin persetujuan dari sepasang calon suami istri untuk sebuah pernikahan.

Menurut Schiappa, film serial tersebut dengan perspektif, semacam reality TV yang menampilkan tes keperawanan sebagai hal yang wajib untuk menikah dan padahal pihaknya sudah melarang keras. Bahkan, bagi Schiappa seluruh institusi pernikahan di Prancis telah diinjak-injak tanpa adanya komentar yang tepat serta menambahkan bahwa adegan itu semakin memberontak.

2. Ini bukanlah yang pertama kalinya Schiappa mengeluhkan acara televisi di Prancis

Karena Tes Keperawanan, Serial TV Prancis Dikecam PemerintahMenteri Kewarganegaraan Prancis, Marlene Schiappa. (Instagram.com/marleneschiappa)

Ini bukanlah yang pertama kalinya Schiappa mengeluhkan acara televisi selama ini. Sebelumnya, Schiappa mengeluh tentang seksisme yang di mana saat itu, Schiappa menjabat sebagai Menteri Kesetaraan Gender Prancis dengan mengkritik acara TV karena mengabadikan stereotip. Menurutnya, program reality TV tersebut menekankan hiper-feminitas calon wanita dan ultra-maskulinitas laki-laki dan dari dikotomi ini muncullah visi hubungan antara laki-laki dan wanita yang stereotip dan tidak setara.

Dia juga mengeluh tentang acara TV pernikahan Prancis yang populer seperti Four Marriages for a Honeymoon, di mana pasangan dinilai terhadap satu sama lain untuk kualitas pernikahan mereka, serta acara Marriages at First Sight di mana sebuah pasangan menikah dalam beberapa jam setelah bertemu satu sama lain dan ada sebuah kamera yang mengikuti tingkat pernikahan mereka.

Baca Juga: Lockdown, Macron Tutup Seluruh Sekolah di Seluruh Prancis

3. Dalam undang-undang tersebut, meski mendapatkan persetujuan dari wanita tetap masuk dalam dakwaan pemerkosaan

Karena Tes Keperawanan, Serial TV Prancis Dikecam PemerintahIlustrasi palu pengadilan. (Pixabay.com/qimono)

Klausul dalam UU Separatisme Prancis, yang saat ini berada di hadapan Senat, melarang dokter untuk mengeluarkan sertifikat keperawanan. Isi undang-undang tersebut ditujukan terutama pada komunitas Muslim di Prancis, di mana beberapa keluarga bersikeras untuk membuktikan keperawanan sebelum menikah dan tingkat praktiknya masih diperdebatkan. Dalam sebuah tulisan yang dipilih oleh Majelis, dokter yang mengeluarkan sertifikat akan menghadapi tuntutan hukuman 1 tahun penjara dan denda sebesar 15 ribu euro atau setara dengan Rp2,56 miliar.

Profesional non-medis yang juga ikut melakukan tes keperawanan, meski dengan persetujuan wanita yang bersangkutan sekalipun, akan menghadapi tuduhan kasus pemerkosaan. Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) mengatakan praktik pemeriksaan selaput dara seara visual tidak dapat membuktikan apakah seorang wanita pernah melakukan hubungan intim atau tidak. Hal itu juga merupakan pelanggaran HAM bagi mereka.

Baca Juga: Memata-matai Pegawai dan Pelanggan, IKEA Prancis Dituntut

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya