Inggris, Prancis dan Jerman Tak Akan Cabut Sanksi terhadap Iran

Iran nilai negara E3 berindak ilegal dan provokatif

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Eropa, khususnya Inggris, Prancis dan Jerman menegaskan tidak akan mencabut sanksi terhadap Iran terkait perjanjian nuklir pada 2015. Hal itu diperkirakan akan membuat marah Teheran.

Dalam perjanjian awal, PBB disebut akan mencabut beberapa sanksi pada 18 Oktober 2023 sebagai klausul yang memungkinkan Iran mengimpor dan mengekspor rudal balistik.

Namun, tiga negara Eropa tersebut, telah mengirim surat kepada kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) pada Kamis (14/9/2023), bahwa sanksi terkait rudal balistik Iran tetap akan berlaku.

Baca Juga: Iran Akui Tahan Pejabat Uni Eropa Asal Swedia

1. Beberapa tindakan Iran yang dinilai melanggar oleh E3

Inggris, Prancis dan Jerman Tak Akan Cabut Sanksi terhadap IranIlustrasi fasilitas nuklir (Pexels.com/Markus Distelrath)

Inggris, Jerman dan Prancis yang juga dikenal sebagai E3, menilai bahwa Iran telah melakukan pelanggaran serius terhadap perjanjian nuklir 2015. Ini khususnya terkait tingkat penyimpanan uranium yang diperkaya dan diperbolehkannya PBB mengawasi akses terhadap program nuklir.

Oleh karena itu, dilansir The Guardian, sanksi kepada Teheran khsusnya berkaitan dengan program rudal balistik harus tetap berlaku meski PBB berencana mencabut beberapa sanksi pada pertengahan Oktober.

Josep Borrell mengatakan dia telah menerima surat yang ditandatangani E3. Dia menjelaskan bahwa E3 menilai tidak mematuhi perjanjian sejak 2019 dan hal itu juga belum diselesaikan lewat mekanisme penyelesaian sengketa JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama).

Baca Juga: Kunjungi Israel, Menlu Inggris Ingatkan Ancaman Iran

2. E3 akan memasukkan sanksi kepada Iran ke dalam undang-undang

E3 mengumumkan mereka akan memasukkan sanksi PBB yang akan habis masa berlakunya ke dalam undang-undang mereka sendiri. Ini karena Iran dinilai tidak patuh dan banyak pesawat nirawak buatan Teheran telah digunakan Rusia dalam perang di Ukraina.

Dilansir BBC, sumber-sumber diplomatik Eropa mengatakan keputusan untuk tetap melanjutkan sanksi didorong untuk mencegah Iran memperoleh keuntungan ekonomi. Selain itu juga untuk mengurangi kemungkinan Teheran mentransfer rudal balistik ke Rusia.

Perjanjian nuklir 2015 dilakukan oleh AS, Inggris, Prancis, China, Rusia, Jerman dan Iran. Berdasar perjanjian itu, Teheran setuju membatasi kegiatan nuklir dan mengizinkan masuknya pengawas internasional.

Perjanjian tersebut juga melarang siapa pun membeli, menjual atau mentransfer pesawat nirawak dan rudal ke dan dari Iran.

3. Iran nilai keputusan E3 adalah ilegal dan provokatif

Inggris, Prancis dan Jerman Tak Akan Cabut Sanksi terhadap Iranilustrasi (Pexels.com/Lara Jameson)

Rusia dan China yang juga ada dalam perjanjian tersebut, tidak akan lagi terikat oleh pembatasan jika tidak menerapkan sanksi serupa neagra E3. Iran sendiri mengatakan bahwa tindakan E3 adalah ilegal dan provokatif.

"Tindakan pihak-pihak Eropa pasti akan berdampak negatif pada upaya mengelola ketegangan dan menciptakan lingkungan yang cocok untuk lebih banyak kerja sama antara pihak-pihak JCPOA," kata Iran dikutip dari Associated Press.

Inti utama dari perjanjian nuklir 2015 adalah untuk memastikan Iran tidak dapat membuat atau mengembangkan senjata atom. Iran setuju dengan perjanjian dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi yang melumpuhkan negara itu.

Baca Juga: AS Buka Jalur Pertukaran Tahanan dan Ringankan Sanksi bagi Iran

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya