Jerman Terancam Lockdown Hingga April 

Varian baru dari Inggris menimbulkan kecemasan 

Berlin, IDN Times – Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, Jerman memiliki banyak sekali kelebihan, khususnya dalam sistem pelayanan kesehatan. Negara yang dipimpin oleh Kanselir Angela Merkel itu, dinilai cukup bagus dalam melakukan mitigasi wabah virus corona.

Namun kini, adanya virus corona varian Inggris telah membuat banyak negara Eropa semakin khawatir, tidak luput juga termasuk Jerman. Varian yang jauh lebih menular itu, dapat membuat sebaran infeksi melonjak dengan cepat sehingga bisa melumpuhkan sistem pelayanan kesehatan.

Jerman telah bersiap dan telah memperkirakan, jika virus corona varian Inggris tidak dapat dikendalikan, maka ada kemungkinan bahwa negara tersebut terpaksa melakukan penguncian dari delapan hingga 10 minggu yang berarti itu lebih dari dua bulan.

1. Merkel menyarankan aturan lebih ketat

Jerman Terancam Lockdown Hingga April Kanselir Jerman, Angela Merkel. (instagram.com/bundeskanzlerin)

Jerman telah melakukan pengetatan aturan yang akan berlangsung pada awal hingga akhir Januari 2021. Dalam aturan saat ini, sekolah, semua toko dan pelayanan yang tidak penting telah ditutup. Varian baru dari Inggris dan dari Afrika Selatan telah membuat penyebaran infeksi jauh lebih cepat.

Melansir dari laman The Guardian, dua varian baru tersebut, jika tidak dapat diredam persebarannya, maka memiliki kemungkinan jumlah infeksi akan meningkat sebanyak 10 kali lipat sebelum datangnya Paskah.

Kanselir Angela Merkel telah melakukan pertemuan dengan anggota parlemennya yang konservatif untuk membahas hal tersebut. Peserta yang ikut serta dalam pertemuan, mengatakan bahwa Angela Merkel memberikan saran penguncian yang jauh lebih keras untuk delapan hingga 10 minggu ke depan. Itu artinya, Jerman memiliki kemungkinan akan dikunci hingga awal April 2021.

Informasi tersebut memang tidak langsung disampaikan oleh Merkel. Namun, adanya varian baru Inggris yang jauh lebih menular dari pada varian sebelumnya, telah membuat banyak pejabat Jerman khawatir akan lonjakan drastis infeksi kasus corona. Meskipun program vaksinasi sudah dilaksanakan mulai 27 Desember lalu, namun cepatnya penularan infeksi varian baru telah menimbulkan kecemasan.

2. Aturan batasan terbaru di Jerman

Jerman Terancam Lockdown Hingga April Jerman tutup sekolah dan toko serta layanan tidak penting lainnya. Ilustrasi (pexels.com/Tim Mossholder)

Infeksi virus corona di Jerman saat ini sudah hampir mencapai angka dua juta kasus. Melansir dari data yang dikumpulkan oleh Worldometer, total infeksi virus corona di Jerman adalah 1.946.298 kasus. Jumlah orang yang meninggal sebanyak 42.473 orang. Varian baru dari Inggris telah menjadi kekhawatiran baru bagi sistem pelayanan kesehatan Jerman.

Sejak minggu lalu, Jerman sudah menerapkan aturan pembatasan baru yang lebih ketat. Batasan baru itu dibuat untuk mencegah penularan yang kini diyakini lebih cepat dari sebelumnya. Melansir dari laman Deutsche Welle, semua toko dan layanan yang dianggap tidak penting harus tutup. Pusat penitipan anak juga ditutup dan orang tua dapat mengambil cuti libur untuk menjaga anak-anak mereka.

Selain itu, minum alkohol di depan umum tidak diperbolehkan dan sebagian besar sekolah ditutup. Para pengusaha juga didesak untuk mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah jika memungkinkan.

Penduduk dari daerah yang mengalami kasus infeksi 200 per 100.000 dilarang melakukan perjalanan lebih dari 15 kilometer dari rumahnya.

Aturan untuk para pendatang dari luar Jerman adalah siapa saja yang datang ke Jerman dari daerah beresiko tinggi harus menyerahkan dua kali tes negatif.

Masa karantina minimal lima hari harus dilakukan diantara kedua pengujian meskipun pada pengujian pertama didapatkan hasil negatif.

Baca Juga: 8 Perawat Jerman Dilaporkan Overdosis Vaksin COVID-19

3. Perlindungan khusus untuk para lansia

Jerman Terancam Lockdown Hingga April Banyak lansia Jerman kecewa karena vaksin terlambat. Ilustrasi (unsplash.com/Vladimir Soares)

Jerman telah berusaha untuk melakukan vaksinasi dengan cepat namun negara tersebut terhambat karena kekurangan dosis. Para lansia yang seharusnya mendapatkan vaksin secepatnya, kini kesulitan untuk melakukan pemesanan kepada para petugas.

Banyak keluhan yang muncul di sosial media bahwa para penduduk telah menghubungi hotline petugas vaksin untuk membuat janji tapi hasilnya cuma kecewa.

Sejak 21 Desember 2020, Jerman sudah menyiapkan 1.500 personel untuk menanggapi pertanyaan dan panggilan terkai vaksinasi yang diperkirakan berjumlah 200.000 panggilan setiap minggunya. Namun perkiraan tersebut rupanya keliru karena jumlah panggilan melonjak sampai 500.000 setiap minggunya. 

Melansir dari laman The Local, kini pemerintah Jerman telah mempersiapkan rencana khusus untuk memberikan perlindungan para lansia yang berada di panti jompo.

Satuan tugas akan dibentuk bersama dengan para sukarelawan untuk membantu pengujian rutin terhadap penghuni panti jompo, staf dan pengunjung di daerah yang memiliki tingkat infeksi tinggi.

Informasi secara terperinci kapan semua negara bagian akan mendapatkan vaksin juga akan diberikan agar para lansia di panti jompo dapat divaksinasi hingga akhir Januari.

4. Jenazah di krematorium menumpuk

Jerman Terancam Lockdown Hingga April Krematorium mulai menumpuk jenazah karena lonjakan kematian. Ilustrasi (unsplash.com/Adrianna Geo)

Tingkat kematian di beberapa negara bagian di Jerman berbeda. Salah satu pusat infeksi virus corona parah berada di daerah Meissen, sekitar 195 kilometer arah selatan dari ibukota Berlin. Di wilayah tersebut, jenazah dalam peti mati ditumpuk dalam tiga tingkat.

Melansir dari laman Associated Press, manajer krematorium Joerg Schaldach dan stafnya kini kerepotan mengurusi jenazah. Biasanya pada musim dingin ada sekitar 70 hingga 100 jenazah yang harus dikremasi ketika musim flu melanda.

Namun kini ada 300 jenazah, beberapa diantaranya memiliki label “bahaya infeksi”, atau “COVID”. Setiap hari ada lusinan jenazah yang datang dan antre untuk dikremasi. Lonjakan kematian tersebut memang betul meningkatkan bisnis Scahldach, tapi dia dan para staf tak ada yang merayakannya. 

Kemuraman hadir menyelimuti krematorium tersebut. Kini Schaldach telah berusaha untuk menyalakan dua tungku sekaligus yang dapat melakukan kremasi selama 45 menit dengan target sehari bisa mengkremasi 60 jenazah.

Baca Juga: Vaksinasi COVID-19 Uni Eropa Dimulai, Terjadi Insiden di Jerman

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya