Kanselir Jerman Ingatkan Putin untuk Tak Pakai Senjata Kimia

AS-NATO peringatkan ancaman nyata penggunaan senjata kimia

Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman Olaf Scholz telah beberapa kali melakukan hubungan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama perang Ukraina berlangsung. Dalam kabar terbaru, Scholz disebut memperingatkan Putin untuk tidak menggunakan senjata biologis dan kimia dalam perang.

Retorika tentang senjata kimia telah menjadi salah satu pemberitaan media internasional. Pasukan Rusia mengaku telah menemukan laboratorium di Ukraina yang jadi tempat mengembangkan senjata kimia dengan dukungan Amerika Serikat (AS).

AS dengan tegas menolak tuduhan itu. AS menuduh balik Rusia bahwa klaim temuan senjata kimia hanya dalih palsu Rusia untuk dapat memberi legitimasi penggunaan senjata tersebut untuk mereka sendiri. Sekjen NATO menyebut serangan senjata kimia akan jadi pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.

1. Olaf Scholz peringatkan perang akan menghancurkan Ukraina dan masa depan Rusia

Kanselir Jerman Ingatkan Putin untuk Tak Pakai Senjata KimiaOlaf Scholz (Twitter.com/President of Russia)

Kanselir Jerman Olaf Scholz adalah salah satu pemimpin Eropa yang telah mencoba meredakan ketegangan Ukraina-Rusia sebelum terjadi perang. Scholz bahkan sempat berkunjung ke Moskow untuk berunding.

Pengganti Angela Merkel itu sejauh ini adalah sosok yang terus mendorong adanya kesepakatan perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang sedang berkonflik. Dilansir Deutsche Welle, pada hari Rabu, Scholz juga kembali menghubungi Putin membahas pembicaraan perdamaian.

Dalam pandangan Scholz, perang Rusia di Ukraina tidak hanya menghancurkan Kiev, akan tetapi juga menghancurkan masa depan Rusia. 

Steffen Hebestreit, juru bicara Scholz memberitahu bahwa Kanselir Jerman juga secara pribadi telah memperingatkan Putin agar tidak menggunakan bahan kimia atau senjata biologis di Ukraina.

2. Ancaman implisit penggunaan senjata kimia dari Rusia

Retorika senjata kimia telah menjadi salah satu fokus pembahasan para pengamat perang. Tuduhan Rusia yang menyatakan bahwa Ukraina sedang mengembangkan senjata semacam itu, telah dinilai berbahaya oleh pihak Barat.

Bagi Scholz, dikutip Reuters, pernyataan yang berlanjut pada tuduhan Rusia ke Ukraina tentang senjata kimia tampak "seperti ancaman implisit bahwa Putin sendiri sedang mempertimbangkan untuk menggunakan senjata semacam itu."

Scholz memberi penegasan bahwa "penting bagi saya untuk memberitahunya dengan sangat jelas dan langsung: (penggunaan senjata kimia) itu tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan."

Jerman telah mendapatkan banyak kritik karena dinilai tidak memiliki ketegasan sanksi ke Rusia, juga tidak mau membantu senjata ke Ukraina. Tapi kini Jerman memiliki sikap yang tegas dan juga telah membatalkan izin ekspor senjata yang rumit dengan mengirim ribuan senjata anti-tank ke Kiev.

Jerman dan Rusia sebenarnya memiliki hubungan yang dekat dalam berbagai sektor, khususnya dalam energi. Hampir separuh kebutuhan energi Jerman dipasok oleh Rusia. Pipa Nord Stream yang mengalirkan gas alam dari Rusia terhubung langsung ke Jerman melalui Laut Baltik. Pipa Nord Stream 2 juga sudah selesai dibangun tapi Jerman membatalkan izin operasi karena Rusia menyerang Ukraina. 

Baca Juga: Kecewa Perang Ukraina, Ajudan Putin Tinggalkan Rusia

3. AS dan NATO peringatkan ancaman nyata Rusia gunakan senjata kimia

Kanselir Jerman Ingatkan Putin untuk Tak Pakai Senjata KimiaPresiden AS, Joe Biden (Twitter.com/President Biden)

Pada hari Rabu 23 Maret, Presiden AS Joe Biden berangkat ke Eropa untuk bertemu dengan NATO, G-7 dan sekutu Uni Eropa (UE). Pertemuan tingkat tinggi akan berlangsung dan membahas invasi Rusia di Ukraina yang telah memasuki minggu keempat.

Dikutip dari RFERL, Biden mengatakan "saya pikir itu (penggunaan senjata kimia adalah) ancaman nyata." Beberapa pejabat tinggi Barat juga menggaungkan kekhawatiran penggunaan senjata semacam itu.

Sekretaris Jendera NATO Jens Stoltenberg menjelaskan dengan tegas "setiap penggunaan senjata kimia akan benar-benar mengubah sifat konflik, itu akan menjadi pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan akan memiliki konsekuesi yang luas (bagi Rusia)."

Rusia pernah meminta pertemuan 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk membahas temuan mereka yang menyatakan Ukraina mengembangkan senjata biologis di laboratorium. Tapi temuan itu dinilai tanpa bukti valid dan dibantah oleh Washington serta Kiev.

Linda Thomas-Greenfield, utusan AS untuk PBB, mengatakan pada 11 Maret lalu bahwa "Rusia memiliki rekam jejak menuduh negara lain atas pelanggaran yang dilakukan Rusia sendiri." Dia kemudian menjelaskan bahwa Washington "memiliki kekhawatiran serius bahwa Rusia mungkin berencana menggunakan bahan kimia atau biologis untuk melawan rakyat Ukraina."

Baca Juga: Kecewa Perang Ukraina, Ajudan Putin Tinggalkan Rusia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya