Kilas Balik Idul Fitri Berdarah di Gaza: Israel Bunuh Ratusan Nyawa!

Lebih dari 260 warga sipil tewas dan ribuan rumah rusak

Jakarta, IDN Times - Ramadan 2022 di Palestina kembali membara. Pasukan Israel melakukan serangkaian penangkapan terhadap warga Palestina. Serangan juga dilakukan aparat Israel sehingga membunuh beberapa warga Palestina.

Tahun lalu, Israel dan Palestina juga terlibat bentrokan besar. Seperti saat ini, bentrokan juga terjadi ketika umat Islam di Palestina sedang merayakan puasa di bulan suci Ramadan. Tapi bentrokan tahun lalu jauh lebih besar dari pada tahun ini.

Bentrokan Israel-Palestina terjadi pada pertengahan April 2021. Penyebabnya adalah kekerasan pasukan Israel terhadap warga Palestina, terutama ancaman pengusiran paksa di sekitar Kota Tua, termasuk Majid al-Aqsa dan di lingkungan Syekh Jarrah.

Berikut ini enam fakta bentrokan Israel-Palestina yang terjadi pada Ramadan dan Idul Fitri 2021.

1. Kontroversi pemukiman Syekh Jarrah

Kilas Balik Idul Fitri Berdarah di Gaza: Israel Bunuh Ratusan Nyawa!ilustrasi dukungan untuk Palestina (Unsplash.com/Omer Yildiz)

Bentrokan Israel-Palestina yang melibatkan serangkaian peluncuran rudal Hamas dan serangan udara Israel ke Jalur Gaza tahun lalu bermula dari kontroversi pemukiman Syekh Jarrah.

Sekitar 300 warga Palestina di lingkungan pemukiman Syekh Jarrah terancam terusir dan kasusnya dibahas di Mahkamah Agung Israel. Kasus terpaksa dihentikan karena insiden kekerasan meluas dan membesar.

Menurut BBC, pada sekitar 1950-an, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendanai proyek Yordania di Syekh Jarrah untuk membangun rumah pengungsi Palestina. Tetapi beberapa bidang tanah itu dimiliki dua asosiasi Yahudi sebelum negara Israel terbentuk.

Setelah Israel menang dalam Perang Enam Hari pada 1967, dua asosiasi itu mencari jalur hukum untuk memulihkan propertinya. Warga Palestina dianggap sebagai pemukim liar.

Masalahnya sebenarnya tidak sesederhana itu dan masih menjadi perdebatan yang sengit sampai saat ini. Banyak warga Palestina yang diusir dari rumahnya karena mereka dianggap harus membayar sewa dari properti yang diklaim milik Yahudi. Ketegangan memuncak pada April 2021.

2. Pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa

Kilas Balik Idul Fitri Berdarah di Gaza: Israel Bunuh Ratusan Nyawa!ilustrasi (Unsplash.com/Jorge Fernandez Salas)

Ketegangan di lingkungan Syekh Jarrah, di Yerusalem Timur yang dikuasai Israel, semakin membara ketika empat keluarga akan diusir dari rumah mereka. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dalam rilisnya memberikan rangkuman rinci tentang hal tersebut.

Dilansir dari laman resmi OCHA, sekitar 218 rumah tangga Palestina di seluruh Yerusalem Timur memiliki kasus penggusuran, yang sebagian besar diprakarsai oleh organisasi pemukim Yahudi. Sekitar 970 orang, termasuk 424 anak-anak, berisiko mengungsi.

Keluarga-keluarga Palestina di Sheikh Jarrah memimpin protes damai terhadap upaya penggusuran, tetapi sayangnya bentrokan meletus dengan pemukim Israel. Polisi Israel yang bertugas menggunakan kekerasan untuk membubarkan warga Palestina.

Ketegangan kasus pemukiman Syekh Jarrah meluas ke Kota Tua, termasuk di dalamnya adalah kompleks Masjid al-Aqsa, tempat yang disucikan oleh tiga agama Samawi. Bentrokan meletus pada 7 Mei ketika pasukan Israel menyerbu ke kompleks masjid.

Pasukan Israel menggunakan gas air mata, peluru baja berlapis karet, dan granat kejut. Serangan berlanjut dan bertepatan dengan malam yang diyakini sebagai malam lailatul qadar atau pada 8 mei. 

Baca Juga: Palestina Minta Indonesia Hentikan Provokasi Israel 

3. Kelompok Hamas menyerang Israel dengan roket

https://www.youtube.com/embed/iZs8yQh6rLo

Ketika ketegangan dan bentrokan sengit terjadi di sekitar Yerusalem Timur, penguasa Jalur Gaza Hamas menembakkan roketnya ke wilayah Israel pada 8 Mei.

Menurut CNN, Israel membalas dengan serangan udara ke beberapa bangunan di Gaza. Perwakilan PBB memperingatkan situasi di Palestina itu meningkat menuju perang skala penuh.

Setelah itu, ratusan roket Hamas kembali diluncurkan ke wilayah Israel. Tel Aviv meningkatkan serangan menggunakan artileri dan serangan udara ke Gaza. Bahkan Israel juga memanggil pasukan cadangan yang memicu kekhawatiran invasi darat.

Di sisi lain, para warga Arab dan Yahudi di beberapa kota Israel ikut terseret dalam konflik tersebut, sehingga terjadi kerusuhan dan bentrokan kekerasan yang menyebabkan situasi semakin memburuk.

4. Gelombang serangan Israel

https://www.youtube.com/embed/-Ak6A5gFkdE

Pada 10 Mei, pasukan Israel mengebom pabrik desalinasi air laut Gaza utara, memotong pasokan air ke lebih dari 250 ribu orang. Pada 12 Mei, Israel melarang wartawan asing memasuki Gaza dan menghalangi liputan independen.

Menurut Amnesty International, serangan Israel berlanjut ke Gaza dan Tepi Barat. Konflik besar yang mematikan terjadi di daerah yang telah bersengketa sejak ratusan tahun silam tersebut.

Pada 15 Mei, rudal Israel menghantam gedung Associated Press dan Al Jazeera. Rubuhnya gedung tersebut banyak beredar di media sosial dan juga banyak beritanya dipalsukan oleh orang-orang tak bertanggung jawab, yang menyebut bahwa Hamas yang menghancurkan gedung itu.

Serangan Israel belum berhenti. Pada 16 Mei, serangan tanpa peringatan merusak fasilitas medis dan membunuh para stafnya di Gaza. Serangan menewaskan Ayman Abu al-Ouf yang merupakan direktur respons COVID-19 dan kepala kedokteran internal di rumah sakit Al-Shifa serta Mooein al-Aloul yang merupakan ahli saraf psikiatri. Akibat serangan itu, sedikitnya 33 warga sipil tewas. 

Keesokan harinya, pada 17 Mei, serangan Israel kembali menghantam fasilitas medis klinik Al-Rimal. Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) menyebut 30 fasilitas kesehatan rusak.

Di Tepi Barat, rangkaian serangan Israel menewaskan 75 orang dan melukai 14.679 warga Palestina.

Baca Juga: AS-Israel Bak Bestie, Presiden Biden Akan Kunjungi PM Naftali Bennett

5. Serangan Israel dan Hamas dalam angka

Kilas Balik Idul Fitri Berdarah di Gaza: Israel Bunuh Ratusan Nyawa!Ilustrasi (Twitter.com/Israel Air Force)

Dalam catatan dokumentasi organisasai hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW), perang Israel-Palestina pada Mei 2021 berlangsung selama 11 hari. Dalam perang tersebut, militer Israel melancarkan serangan ke sekitar 1.500 sasaran di Gaza dari amunisi darat dan udara.

HRW mencatat 260 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak. Sekitar 2.200 warga Palestina lainnya terluka, dengan beberapa mungkin menderita cacat jangka panjang.

Sebanyak 2.400 unit rumah menjadi tidak layak huni dan lebih dari 50 ribu unit rusak. Selain itu, sebanyak 8.250 orang masih menjadi pengungsi internal pada 14 Oktober.

Sementara itu, Hamas meluncurkan 4.350 roket dan mortir ke arah Israel. Sebanyak 90 persen roket tersebut berhasil ditahan oleh sistem pencegat rudal Iron Dome. Seorang tentara dan 12 warga sipil Israel tewas dalam serangan Hamas.

6. Klaim kemenangan Hamas dan Israel

Kilas Balik Idul Fitri Berdarah di Gaza: Israel Bunuh Ratusan Nyawa!Ilustrasi (Pixabay.com/hosny_salah)

Perang besar Israel-Palestina pada 2021 telah menciptakan kengerian, khususnya warga sipil Palestina. Setelah 11 hari bertempur, gencatan senjata disepakati.

Banyak pihak yang bekerja di balik layar dalam kesepakatan tersebut, termasuk Mesir, Qatar, PBB, Iran dan AS.

Menurut Reuters, setelah gencatan senjata, baik Hamas atau Israel sama-sama mengklaim telah memenangkan pertempuran. Namun para pejabat kemanusiaan memperingatkan bahwa kerusakan di Gaza akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dibangun kembali.

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyebut pertempuran itu sebagai perlawanan yang berhasil terhadap musuh yang lebih kuat secara militer dan ekonomi.

"Kami akan membangun kembali apa yang dihancurkan pendudukan (Israel) dan memulihkan kemampuan kami," kata Haniyeh.

Baca Juga: Menlu Lapid: Israel Tidak Akan Mengubah Status Quo di Yerusalem

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya