Kolera Muncul di Mariupol, Ribuan Orang Terancam Tewas

Penduduk mengonsumsi air sumur yang tercemar 

Jakarta, IDN Times - Wali kota Mariupol, Vadym Boychenko, mengungkapkan bahwa wabah kolera telah terjadi di kota yang diduduki Rusia. Pihaknya khawatir ribuan penduduk Mariupol akan tewas akibat wabah tersebut karena kurangnya penanganan.

Kolera adalah wabah yang biasanya bermula karena makanan dan minuman terkontaminasi yang terkait dengan sanitasi buruk. Mayat dan sampah yang tidak terkumpul di Mariupol menjadikan kota itu semakin tidak sehat.

Ukraina menuduh pasukan Rusia telah menghancurkan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan fasilitas air bersih. Oleh karena itu, sekitar 100 ribu penduduk Mariupol saat ini terancam terserang penyakit.

Baca Juga: Usai Kuasai Mariupol, Rusia Cekoki Warga Lokal dengan Mobil Propaganda

1. Kerusakan infrastruktur sanitasi membuat air bercampur limbah

Kota Mariupol yang menjadi simbol tangguh perlawanan Ukraina dari invasi Rusia, pada akhirnya jatuh. Kota itu dikuasai Rusia setelah dikepung dan dibombardir selama beberapa minggu.

Sekitar 100 ribu penduduk yang bertahan di kota yang hancur tersebut, terancam terjangkit penyakit kolera dan penyakit lainnya. Dilansir BBC, awal pekan ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjelaskan air telah bercampur dengan limbah di Mariupol sehingga meningkatkan risiko munculnya wabah kolera.

Palang Merah Internasional juga telah memperingatkan bahwa penghancuran infrastruktur sanitasi saat perang, telah jadi dasar penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air.

Baca Juga: Ukraina Temukan 200 Mayat di Reruntuhan Kota Mariupol

2. Wabah disentri dan kolera mulai muncul

Usai digempur habis-habisan, Mariupol benar-benar menjadi reruntuhan. Banyak mayat yang membusuk di jalanan akibat pertempuran dan sampah tidak terkumpul karena tidak ada yang mengelola.

Kini nasib sekitar 100 ribu penduduk yang bertahan di kota tersebut terancam oleh berbagai penyakit. Wali kota Mariupol, Vadym Boychenko, dikutip dari Reuters, mengatakan bahwa wabah disentri dan kolera telah mulai ditemukan di Mariupol.

"Ada wabah disentri dan kolera ... Perang yang memakan (nyawa) 20.000 penduduk ... sayangnya, dengan wabah infeksi ini, akan merenggut ribuan (nyawa) Mariupolit lagi," kata Boychenko.

Dia meminta PBB dan Palang Merah Internasional untuk membantu membuka koridor kemanusiaan, guna evakuasi bagi warga yang tersisa meninggalkan kota tersebut agar terhindar dari wabah.

Baca Juga: Rusia Gencatan Senjata di Mariupol, Berhasilkah Koridor Kemanusiaan?

3. Penduduk mengonsumsi air sumur yang tercemar

Kolera Muncul di Mariupol, Ribuan Orang Terancam Tewaspekerja kemanusiaan PBB kunjungi kota Ukraina yang hancur (Twitter.com/UNHCR Ukraine)

Pada Jumat (10/6/2022), Kementerian Pertahanan Inggris yang mendapat sumber dari intelijen mengatakan ada risiko wabah kolera besar di Mariupol. Ini karena layanan medis mungkin hampir runtuh di kota tersebut.

Menurut ABC Net, dalam penjelasannya Boychenko mengatakan penduduk terpaksa minum dari air sumur yang telah terkontaminasi karena kota tidak memiliki air yang mengalir dan tidak ada sistem saluran pembuangan yang berfungsi.

Saat ini, pasukan Rusia yang telah menduduki Mariupol sedang berjuang menyediakan layanan publik dasar bagi penduduk. Rusia belum memberikan komentar atas pernyataan dari Boychenko atau dari Kementerian Pertahanan Inggris.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya