Kunjungi Kazakhstan, Paus Fransiskus Kritik Perang Rusia di Ukraina

Paus sebut perang di Ukraina tragis dan tidak masuk akal

Jakarta, IDN Times - Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke ibu kota Nur Sultan, Kazakhstan. Pemimpin Katolik itu ikut menghadiri Congress of Leaders of World and Traditional Religions yang melibatkan pemimpin agama dari 50 negara di dunia.

Fransiskus tiba pada Selasa (13/9/2022) di bandara internasional. Dia disambut oleh Presiden Kassym-Jomart Tokayev. Dalam sambutannya, Paus Fransiskus mengkritik perang Rusia di Ukraina, menyebut perang tersebut sebagai hal yang tidak masuk akal.

1. Tokayev sebut kunjungan Paus Fransiskus merupakan kehormatan besar

Kedatangan Paus ke Kazakhstan adalah untuk menghadiri pertemuan keagamaan internasional. Dia juga hadir di Kazakhstan untuk ziarah dan dialog perdamaian. 

Presiden Tokayev, yang menyambut Fransiskus di bandara, menyebut kunjungan itu sebagai kehormatan besar.

"Anda tiba di Kazakhstan pada saat yang bersejarah dalam sejarah umat manusia. Saya percaya bahwa sudah waktunya bagi perwakilan dari berbagai budaya dan agama untuk menunjukkan kebijaksanaan dan upaya untuk menyatukan orang demi perdamaian, harmoni sosial, dan saling mendukung," kata Tokyaev dikutip RFE/RL.

Dengan sekitar 19 juta penduduknya, Kazakhstan adalah rumah besar bagi komunitas kecil Katolik, yakni sekitar 125 ribu orang. Sekitar 70 persen penduduk Kazakhstan beragama, Islam sementara sekitar 26 persen adalah Kristen Ortodoks.

Baca Juga: Kazakhstan Hukum Orang yang Gambar Simbol Z di Monumen PD II

2. Paus memuji Kazakhstan dan mengkritik perang di Ukraina

Saat tiba di aula Qazaq dan bertemu dengan pejabat pemerintah serta diplomat, Paus memuji komitmen Kazakhstan dalam keragaman dan dialog. Berbatasan dengan China dan Rusia, Paus menyebut Kazakhstan memainkan peran mendasar dalam membantu meredakan konflik di tempat lain.

Melansir CTV News, Paus Fransiskus juga menyinggung perang di Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini. Dia menyebut perang tersebut tidak masuk akal dan tragis.

"Saya datang untuk menggemakan permohonan semua orang yang menyerukan perdamaian, yang merupakan jalan penting menuju pembangunan bagi dunia kita yang terglobalisasi," kata pemimpin gereja Katolik itu.

Paus juga menyinggung negara-negara besar yang seharusnya memiliki tanggung jawab lebih besar untuk negara lain, khususnya yang rentan terhadap kerusuhan dan konflik.

"Sekarang adalah waktunya untuk berhenti mengintensifkan persaingan dan memperkuat blok-blok lawan," jelasnya.

3. Paus Fransiskus batal bertemu dengan Patriark Kirill dari Rusia

Sebelum kongres pemimpin dunia dan agama berlangsung, ada harapan bahwa Paus Fransiskus bakal bertemu dan berbicara dengan Patriark Kirill Rusia, pemimpin gereja Ortodoks. Kirill merupakan salah satu petinggi agama yang mendukung Presiden Vladimir Putin dalam invasinya ke Ukraina.

Namun, pertemuan yang diharapkan itu urung terjadi. Melansir Deutsche Welle, pemimpin agama di Rusia itu mengundurkan diri dari rencana perjalanannya ke Kazakhstan.

Patriark Kirill pernah membuat pernyataan solidaritas mendukung kebijakan Moskow tentang invasi ke Ukraina. Paus telah memperingatkannya agar tidak menjadi putra altar bagi Presiden Putin.

Dalam sebuah surat terbuka pada 1 Maret lalu, lebih dari 150 petinggi Ortodoks Rusia menyerukan penghentian perang. Tapi Kirill tidak termasuk di antara mereka yang menandatangani surat tersebut.

Baca Juga: Serangan Balik Ukraina Sukses, AS Tetap Waspadai Gerakan Rusia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya