Massa Demonstran Anti-Lockdown Guncang Eropa 

Polisi menahan ratusan orang 

Brusel, IDN Times – Perjuangan pemerintah negara-negara Eropa untuk menyingkirkan virus corona mendapatkan tantangan dari rakyatnya. Di beberapa ibukota negara Eropa, ratusan bahkan ribuan massa anti-lockdown melakukan unjuk rasa karena mereka merasa lelah terus dikunci dan dibatasi.

Di Brussel, ibukota Belgia, lebih dari 300 orang ditangkap oleh pihak kepolisian. Polisi sudah melarang pertemuan yang melibatkan banyak orang dan akhirnya massa anti-lockdown dibubarkan secara paksa.

Berikut ini adalah tujuh negara Eropa yang mendapatkan tekanan balik dari rakyat karena telah melakukan pembatasan dan penguncian untuk mencegah sebaran infeksi virus corona.

1. Belgia

https://www.youtube.com/embed/rmewEVzjOJQ

Alexander De Croo, Perdana Menteri Belgia, pada minggu lalu telah mengeluarkan pengumuman bahwa semua warga Belgia agar tidak boleh melakukan perjalanan tidak penting. Perjalanan tersebut juga mencakup ke luar dari negara hingga 1 Maret mendatang.

Seruan dan ajakan unjuk rasa menggema di media sosial dari kelompok pendukung klub sepak bola. Mereka berencana demonstrasi di lapangan Atomium di Brussel.

Polisi memperingatkan “orang-orang yang berniat untuk demonstrasi di Brussel hari ini (Minggu) akan didekati, dicegah, untuk tinggal dan jika perlu (ditahan)” kata polisi di media sosial seperti dikutip dari laman Politico.

Lebih dari 200 orang telah ditahan oleh pihak kepolisian dalam upaya untuk mencegah demonstrasi di dua tempat dan semuanya telah dilarang. Sejauh ini, Belgia menjadi salah satu negara Eropa dengan tingkat kematian tertinggi.

2. Austria

https://www.youtube.com/embed/euDZ7edPdvM

Sekitar 5.000 orang berbaris di ibukota Wina, Austria, untuk menentang pembatasan dan penguncian aturan dalam mencegah virus corona yang dibuat oleh pemerintah. Beberapa peserta protes terdiri dari kelompok sayap kanan termasuk kelompok Neo-Nazi.

Massa yang ikut dalam barisan demonstran mulai berbaris menuju parlemen dan memblokir lalu lintas. Laman Deutsche Welle melaporkan polisi akhirnya turun tangan dan melakukan penahanan terhadap beberapa peserta protes.

Bentrokan antara peserta protes dan polisi terjadi. Sebagian besar peserta protes dari kelompok sayap kanan mengabaikan aturan mengenakan masker. Polisi yang datang dengan perlengkapan anti huru-hara lengkap, mencoba menahan massa agar tidak melanjutkan perjalaan ke parlemen.

3. Hungaria

Massa Demonstran Anti-Lockdown Guncang Eropa Ilustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)

Di Budapest, Hungaria, para pekerja hotel pada hari Minggu juga melakukan unjuk rasa dan mendesak pemerintah untuk memikirkan ulang pembatasan serta penguncian. Penyelenggara demonstrasi meminta para pemilik restoran agar buka pada hari Senin (1/2) untuk pelanggan.

Aron Ecsenyi, salah satu penyelenggara protes mengatakan “setiap persediaan yang kami gunakan sampai sekarang sudah habis jadi, mulai sekarang, setiap bisnis harus dibuka dengan semangat pembangkangan sipil,” katanya. Polisi membubarkan protes tersebut.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik, Peru Kembali Lockdown

4. Polandia

Massa Demonstran Anti-Lockdown Guncang Eropa Polisi bubarkan pesta di Polandia karena melanggar aturan jam malam. Ilustrasi (unsplash.com/Anthony DELANOIX)

Sejauh ini, Polandia telah mencatatkan kematian akibat infeksi virus corona lebih dari 30.000 orang. Namun beberapa pemilik bisnis seperti diskotik, restoran atau resort ski nekat untuk buka meski akan mendapatkan denda yang tinggi. Mereka menentang aturan yang dibuat oleh pemerintah. 

Polisi melakukan penggerebekan diskotik di kota Wroclaw dan Rybin yang dibuka pada hari Sabtu. Polisi membubarkan tempat tersebut. Hampir sebanyak 150 petugas polisi turun tangan untuk membubarkan pesta. Dua petugas polisi terluka dan tiga orang yang menghadiri pesta di diskotik ditangkap.

5. Denmark

Massa Demonstran Anti-Lockdown Guncang Eropa Di Denmark, massa aksi juga melakukan protes menolak lockdown. Ilustrasi (Twitter.com/Camilo Rodriguez)

Minggu lalu di ibukota Kopenhagen, Denmark, protes menentang pembatasan dan penguncian terjadi. Bentrokan antara polisi dan peserta protes tak terhindarkan sehingga polisi menangkap beberapa demonstran.

Protes susulan kembali dilakukan oleh massa anti-lockdown di kota Aarhus, sekitar 190 kilometer sebelah barat Kopenhagen. Mereka menamakan diri kelompok “Men In Black” dan berteriak tentang kebebasan. Mereka yakin bahwa pembatasan virus corona telah melanggar kebebasan mereka.

6. Spanyol

Massa Demonstran Anti-Lockdown Guncang Eropa Pemandangan pulau Balearic.(Twitter.com/Weather2Travel.com)

Massa demonstran yang lebih sedikit, sekitar 1.000 orang, juga melakukan unjuk rasa di Spanyol, khususnya di Kepulauan Balearic. Pulau ini terletak di sebelah timur kota Valencia. Para peserta berencana berbaris dan berjalan menuju gedung parlemen daerah karena pusat perbelanjaan, bar, restoran dan pusat olahraga akan ditutup hingga 15 Februari.

Melansir dari laman Euro News, pihak berwenang akhirnya memaksa peserta protes untuk menggunakan kendaraan mereka dan melakukan protes tidak jalan kaki. Pulau Balearic telah menjadi salah satu lokasi pariwisata yang ramai saat Paskah dan Natal namun pandemik telah menghancurkan ekonomi di situs wisata tersebut.

7. Belanda

Massa Demonstran Anti-Lockdown Guncang Eropa Massa yang memprotes jam malam dan lockdown di Belanda. (Twitter.com/Crack Lord)

Sepekan yang lalu, massa demonstrasi telah mengguncang Belanda setidaknya selama tiga hari. Mereka memprotes jam malam dan pembatasan virus corona. Anak-anak muda yang ikut protes melempari polisi dengan batu, kembang api dan bahkan ada yang membawa pisau.

Di kota Enschede, perusuh melempari jendela rumah sakit dengan batu. Di kota Urk, demonstran membakar fasilitas pengujian virus corona. Di Amsterdam, bentrokan sengit terjadi antara massa demonstrasi dengan petugas polisi yang mencoba mengamankan kota dari penjarahan. Dalam kisruh minggu lalu, banyak para peserta protes yang ditangkap.

Peristiwa tersebut dianggap sebagai salah satu peristiwa mengejutkan karena selama empat dekade terakhir, Belanda belum pernah mengalami kekerasan jalanan seperti itu. Pada Minggu (31/1), melansir dari laman The Guardian, ratusan orang di Apeldoorn, sebelah timur Amsterdam mengubah taktik dan menyerukan untuk “minum kopi bersama” untuk melakukan demonstrasi. Namun kehadiran polisi membuat rencana tersebut kacau dan sekitar 400 peserta aksi protes membubarkan diri.

Baca Juga: Jerman dan Italia Desak Uni Eropa Tutup Wisata Ski di Eropa

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya